Mohon tunggu...
silvester alvin basundara
silvester alvin basundara Mohon Tunggu... Lainnya - Komunikasi UAJY

UAJY 2018

Selanjutnya

Tutup

Film

"Punk in Love" Menangkal Stigma Punk di Indonesia

23 September 2020   13:14 Diperbarui: 23 September 2020   14:23 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak tahu dengan kelompok Punk? Punk di Indonesia sendiri lebih diidentikkan dengan kelompok kriminal dan brandalan yang tinggal dan hidup di jalanan, ibarat musafir mereka hidup dari satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan yang jelas.

Sebenarnya Punk sendiri dapat diartikan ke berbagai hal dari cara hidup, musik, dan fashion. Punk dapat dikatakan sebagai subkultur yang lahir di London, Inggris sekitar .

Punk juga dapat diartikan sebagai jenis atau genre musik yang lahir pada awal tahun 70an. Bertemakan isu sosial dan politik dengan lirik berisi sindiran  serta beat yang cepat dan menghentak.

Dari cara hidup atau ideologi, punk menganut anti kemapanan, hal ini sebagai bentuk sindiran atas kemerosotan moral penguasa.

Rambut mohawk berwarna cerah, jaket kulit dengan celana ketat dan baju lusuh, hingga rantai yang dikenakan di celana adalah style yang tidak bisa dipisahkan dari mereka.

Melalui film Punk in Love yang dirilis pada tahun 2009 yang lalu, film ini mencoba menghadirkan sebuah pandangan mengenai stigma kelompok Punk di Indonesia yang identik dengan perusuh, dekat dengan kriminalitas dan anti sosial.

Film ini bercerita tentang perjalanan 4 orang sahabat Almira, Arok, Mojo dan Yoji. yang ingin menuju ke Jakarta dari Malang. Perjalanan tersebut dipicu akibat peristiwa Arok yang ingin bunuh diri karena mengetahui wanita idamannya akan menikah dengan pria lain, namun kejadian tersebut dapat digagalkan oleh ketiga sahabatnya, hingga bertekad menyusul Maia ke Jakarta untuk menyatakan perasaan si Arok.

Di perjalanan tersebut mereka banyak mengalami sebuah kejadian dan peristiwa, perjalanan yang mereka lalui dengan car estafet, mulai dari menumpang mobil, truck, ambulans, hingga gerbong kereta.

Dari perjalanan tersebut dapat menghadirkan sudut pandang berbeda akan stigma Punk di Indonesia, seperti saat kejadian mereka tidur di sebuah teras toko di daerah Bromo, sang pemilik iba dengan mereka lalu memberi mereka sarapan dengan syarat membantu membersihkan toko, namun Arok mencuri sebuah cincin dengan niat sebagai tanda ungkapan kepada Maia, mengetahui hal tersebut, Almira, Mojo dan Yoji marah besar kepada Arok, atas tindakannya tersebut.

Dari adegan tersebut kontras sekali dengan stigma masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa anak Punk lekat sekali dengan kriminalitas, padahal dalam adegan tersebut meski Arok mencuri teman-temannya justru tidak suka atas tindakan tersebut dan mengutuk keras tindakan Arok.

Selain itu, Punk juga diidentikkan dengan anti sosial serta apolitis, nyatanya dalam film tersebut menghadirkan adegan Mojo yang hormat bendera serta membacakan teks proklamasi di hadapan makam Bung Karno yang sangat diidolakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun