Mohon tunggu...
SILVESTER PANTUR
SILVESTER PANTUR Mohon Tunggu... Direktur - Satumakna Vission

Membaca, nonton film, olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayunan Stik Golf yang Mengubah Siswa ke Jalan Hidup Baru

2 Oktober 2025   00:10 Diperbarui: 1 Oktober 2025   23:12 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Richard Sitohang, juru lelang tim Pioneer Cup Tahun 2024 : (Sumber: Silvester Pantur)

Catatan Menuju Turnamen Pioneer Cup 5 Oktober 2025

Penulis : Silvester Pantur, golfer Sangatta

Cahaya bintang malam itu, terlihat remang tertutup awan tipis di langit Tanjung Bara, Sangatta. Di lantai dua, ruangan Tanjung Bara Club, terdengar suara bersahut-sahutan. "Empat belas juta!"  "Lima belas juta!'' "Enam  belas juta!" "Sold. Enam belas juta," seru seorang lelaki paru baya, melalui pengeras suara. Suara itu diikuti gemuruh tepuk tangan seisi ruangan.

Rupanya di dalam ruangan itu sedang berlangsung acara amal. Lelang tim golf peserta turnamen Pioneer Cup, oleh komunitas olahraga golf di lingkungan PT Kaltim Prima Coal (KPC).  Di balik tawa dan suara tepuk tangan itu, ada denyut harapan, ada gema masa depan yang hendak dibangun.

Pada tahun ini, Pioneer Cup akan digelar pada, Minggu 5 Oktober 2025, yang didahului lelang tim pada, Jumat 3 Oktober 2025. Lelang ini adalah panggung amal. Tempat para golfer meletakkan kebanggaan, dan menggenggam niat mulia, menyokong pendidikan anak-anak dari sekitar operasional KPC, di Kabupaten Kutai Timur.

Sejak awal digelar pada tahun 90-an, Pioneer Cup telah menjelma menjadi ladang berkah. Lebih dari Rp 3 miliar dana abadi berhasil dikumpulkan, mengantarkan sedikitnya 416 anak Kutai Timur menapaki impian meraih cita-cita. Dari jumlah itu, sebagian besar kini memili cerita sukses masing-masing. Ada yang menjadi dokter, guru, wartawan, pegawai negeri, karyawan swasta, hingga pengusaha.

Dua di antaranya adalah Dede Asep Puralam dan Juwita Sari Sihaloho. Nama mereka hanyalah dua dari ratusan, tetapi kisah hidupnya menjadi cermin, bahwa setiap ayunan stik, setiap angka yang tertera dalam lelang tim, adalah fondasi bagi rumah masa depan yang kokoh.

Dede Puralam: Dari Pondok Rawa ke Kursi Dokter

"Hidup saya dulu adalah soal bertahan," kata Dede Asep Puralam, lulusan kedokteran gigi dari Universitas Hasanuddin, Makassar.

Dede datang ke tanah transmigrasi Rantau Pulung Tahun 1995, tanpa harapan. Bersama ibu dan dua saudaranya, ia meninggalkan kampung halaman di Sukabumi. Ayah dan ibu telah berpisah, hidup di tanah baru bukan perkara mudah.

Begitu lulus SD, Dede hampir putus sekolah. Uang tak ada, jalan seolah buntu. Namun nasib baik mengetuk lewat beasiswa Prima Golf Club, program yang lahir dari dana turnamen Pioneer Cup. Berkat itu, ia bisa duduk di bangku SMP YPPSB, sekolah yang sebelumnya terasa mustahil bagi anak transmigran kecil dari Bojong Jengkol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun