Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gerbang 'Brandenburg' Raksasa, di Jonggol

9 Mei 2015   17:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13 2341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini saya tak perlu pergi jauh ke Berlin, Jerman, guna melihat gerbang 'Brandenburg'. Tiruan gerbang itu bisa saya amati di Jonggol, tepatnya di depan jalan masuk utama Perumahan Citra Indah. Citra Indah, adalah sebuah perumahan kelas menengah atas yang berada di tepi jalan raya Cileungsi - Jonggol.

Pintu gerbang, yang bernama: 'Brandenburg', di Berlin (bekas ibukota Jerman Timur yang kini menjadi Ibukota Jerman) merupakan salah satu simbol utama terpisahnya wilayah Jerman pada masa perang dingin antara blok Barat (NATO) dan blok timur (Pakta Warsawa). Pemisahan wilayah Jerman menjadi dua bagian, usai Perang Eropa, ditandai dengan pembangunan tembok Berlin

Sebagaimana bangunan-bangunan monumental di daratan Eropa, gerbang Brandenburg yang dibangun oleh pemerintahan komunis Jerman Timur terlihat sangat megah dan sangat kokoh. Pada waktu masih dipergunakan, Brandenburg selalu dijaga oleh sejumlah tentara penjaga Jerman Timur yang berpenampilan dingin, keras, dan tak kenal ampun. Kini pintu gerbang Brandenburg hanya jadi  obyek wisata nostalgia sejak runtuhnya tembok pembatas antara wilayah Berlin Timur dan Berlin Barat.

Pintu gerbang raksasa yang mirip dengan Brandenburg, di perumahan kelas atas Citra Indah, terbuat dari konstruksi cor beton. Kolom-kolom (tiang penopang) yang menyangga bentangan di bagian atas, merupakan bentuk kolom Yunani dengan hiasan mahkota 'Doric' berdiameter sekitar dua meter. Jumlah kolom sebanyak sepuluh buah, masing -masing berjajar dua buah. Tinggi masing-masing kolom kira-kira lima puluh meter. Kolom dibentuk dari besi baja dan adukan cor semen berbentuk segi empat.  Selanjutnya masing-masing kolom cor itu dibungkus dengan cetakan semen cor yang dicampur dengan serat kaca yang bentuknya dicetak menyerupai kolom-kolom bangunan kuil Phartenon, di bukit Acropolis, Yunani.

[caption id="attachment_382676" align="aligncenter" width="512" caption="Gerbang dilihat dari jembatan."][/caption]

Cetakan-cetakan lapisan permukaan kolom berupa lengkung seperempat lingkaran lalu disambung menjadi satu kesatuan utuh berbentuk bulat. Fakta tersebut menjelaskan bahwa kolom-kolom raksasa itu sebenarnya 'kolom palsu'. Sedangkan kolom gerbang Brandenburg terbuat dari batu alam asli. Menurut sebuah sumber informasi, biaya untuk membangun tiruan gerbang Brandenburg itu mencapai 10 milyar rupiah. Bisa dibayangkan, sebuah kawasan perumahan kelas atas yang sangat luas dengan sebuah gerbang raksasa di depannya. Tentu ini akan membuat decak kagum bagi warga sekitar yang lewat di bawahnya.

[caption id="attachment_382678" align="aligncenter" width="512" caption="Sedang dalam penyelesaian."]

14311661082018366993
14311661082018366993
[/caption]

[caption id="attachment_382680" align="aligncenter" width="384" caption="Kolom raksasa palsu."]

14311661402043452311
14311661402043452311
[/caption]

Konon di atas atap gerbang nantinya akan dipasang patung kuda berjumlah dua belas buah. Pemasangan patung kuda tersebut juga meniru keberadaan patung kereta kuda yang ada di Brandenburg. Kesan megah dan kolosal tentu menjadi maksud utama pembangunan gerbang raksasa itu. Gerbang Brandenburg asli mungkin tak sebesar gerbang tiruannya yang berada di Jonggol.

Rasa ' Eropa' di kawasan pinggiran Jakarta, tentu menjadi paduan arsitektur yang menarik. Penggunaan kolom-kolom ala bangunan Yunani kuna telah menjadi hal yang lumrah diterapkan pada rumah tinggal pribadi di perkampungan, sejak dahulu. Kondisi ini tidak perlu dibuat perdebatan lagi. Keserasian arsitektur akan dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu.

6 Mei 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun