Kendaraan lapis baja apakah yang digunakan oleh tentara Belanda pada waktu terjadi class ke-2 di Jogja? Saya menemukan tiga fakta berdasarkan tiga tayangan audio visual yang pernah saya tonton, yakni:
1. Film dokumenter hitam-putih yang memperlihatkan rekaman para tentara pasukan payung (paratroopers) Belanda saat terjun dari pesawat Dakota versi militer (skylift) di atas lapangan terbang Maguwo. Pasukan payung tersebut lalu tampak berjalan kaki memasuki kota Jogja dengan iringan kendaraan tank ‘Sherman’.
[caption id="attachment_248398" align="alignnone" width="640" caption="Tank Sherman (foto: Peter Cook UK)."][/caption]
2. Ketika saya menonton film hitam-putih di TV, tentang kisah serangan umum 1 Maret 1949yang berjudul :’Enam Jam di Jogja’, ada adegan pertempuran yang berlangsung di Alun-alun Utara, di depan bangunan Kraton Jogja yang melibatkan sebuah kendaraan lapis baja milik Belanda (kendaraan lapis baja tersebut belakangan saya ketahui adalah ‘Bren Carrier’ yang bentuknya mirip gerobag bak terbuka yang bisa dimuati oleh empat atau lima tentara termasuk pengemudinya), bermanuver, berputar-putar sambil menembakkan senapan ‘Bren’ ke arah pepohonan Beringin yang berada di sekeliling Alun-alun sebagai tempat berlindung para gerilyawan Republik.
[caption id="attachment_248399" align="alignnone" width="640" caption="Bren Carrier (Foto: Herron 81)"]

3. Pada waktu saya masih duduk di bangku kelas dua SMP (tahun 1977) saya meyaksikan proses shooting pembuatan film ‘Janur Kuning’. Dalam pembuatan film ‘Janur Kuning’ saya lihat ada dua buah kendaraan lapis baja tank yang dipergunakan untuk aksi pendudukan kawasan kraton Jogja. Salah satu tank itu berjalan menuruni jalan beraspal yang berada di sisi sebelah Utara Alun-alun. Tank yang belakangan saya ketahui bernama ‘Stuart M-1’ tersebutdipacu kencang dari arah jalan Trikora menuju ke arah Selatan (memasuki area Alun-alun). Saya terkagum-kagum mengamati kelincahan dan suara deruman mesin tank kuna tersebut ketikamelaju cepat dan tiba-tiba mengerem mendadak di tengah lapangan Alun-alun Utara. Muncul pertanyaan di benak saya: ‘Siapakah montir yang bisa memperbaiki kendaraan tempur yang telah berusia puluhan tahun tersebut hingga akhirnya dapat dioperasikan seperti sedia kala?’. ‘ Tank dari koleksi siapakah yang digunakan untuk pembuatan film ini?’. Suasana Alun-alun Utara di depan Kraton pada saat itu benar-benar mirip dengan suasana ketika Jogja sedang diduduki oleh tentara Belanda. Jalanan aspal ditaburi pasir sehingga terlihat kotor. Wajah-wajah bule yang menjadi pemeran tentara Belanda terlihat berada di atas tank dan di sekitar pintu masuk Kraton, semakin memperkuat ‘imajinasi’ saya saat membayangkan suasana Kota Jogja di jaman ‘Clash ke-2’.Pemandangan shooting ‘Janur Kuning’ saat itu di mata anak-anak sekolah (termasuk saya) benar-benar menjadi moment menarik, terutama karena bisa menyaksikan langsung kendaraan-kendaraan lapis baja militer dan persenjataan lainnya.
[caption id="attachment_248400" align="alignnone" width="640" caption="Tank Stuart (Foto: Delta 23 lfb)."]

Tank ‘Sherman’ yang juga dipakai oleh militer Belanda tidak ada satupun yang pernah saya lihat sosoknya. Padahal jelas terlihat dalam film dokumenter pada saat invasi Belanda ke Jogja, tanggal 19 Desember 1948, tank Sherman berada di belakang barisan tentara Belanda yang hendak memasuki kota Jogja. Entah mengapa tidak ada satupun rongsokan tank ‘Sherman’ yang tertinggal di Jawa (?). Kemungkinan besar rongsokan tank ‘Sherman’ hanya dapat ditemukan di Bumi Papua, khususnya di Biak, yang pernah menjadi pangkalan Angkatan Laut dan marinir Amerika Serikat tatkala mempersiapkan penyerbuan ke pasukan Jepang yang bertahan pada beberapa pulau karang di sekitar Philipinna dalam episode perang Pasific.
Anak-anak SD dan SMP mungkin akan tertarik mempelajari sejarah bila kendaraan lapis baja tersebut masih bisa dihidupkan lagi mesinnya.dan dipertontonkan dalam pawai parade atau saat anak-anak melakukan kunjungan belajar ke museum-museum sejarah militer.
16 April 2013.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI