Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu...

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Bungsu Ikut Les Tari di Sanggar 'CNS'

26 Juli 2011   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_121612" align="alignleft" width="300" caption="Suasana les tari. Ica berada di barisan terdepan"][/caption] "Ica mau ikut les nari Bunda.". Anak saya yang kedua akhirnya bersedia mengikuti saran saya dan ibunya untuk ikut kegiatan tambahan, selain belajar di sekolah, yaitu: les tari. Sejak lama saya telah mencari informasi sanggar tari yang dekat dari rumah. Maksud saya, adalah agar anak saya dapat melatih  menggerakan bagian-bagian tubuhnya dengan teratur dan runtut, dengan iringan musik tradisional. Harapan saya sebetulnya sanggar yang menjadi tempat berlatih tari nanti adalah yang mengajarkan tarian Jawa, sebagaimana keinginan saya yang baru muncul saat saya telah beranjak tua. Mungkin keinginan tersebut, setidaknya juga merupakan bentuk 'penyesalan' saya atas masa anak-anak dulu yang tidak sempat menikmati terlibat langsung dalam kegiatan tarian Jawa, padahal sanggar tari terdapat di sekitar kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang tidak jauh dari rumah tinggal saya. Sebelumnya kami (saya dan istri) sempat mengajak Ica melihat kegiatan anak-anak yang ikut beladiri Tae Kwon Do di sebuah pelataran kantor pemasaran perumahan elite, yang berada tidak jauh dari kompleks perumahan saya, sebagai bahan pembanding atau pilihan kegiatan. Namun ternyata Ica bilang bahwa 'dia takut terkena tendangan'. Akhirnya pilihan dia adalah ikut les tari. Saat ini telah dua bulan si bungsu anak saya mengikuti kegiatan les tari yang terletak di kecamatan Jonggol. Berhubung kami tinggal di wilayah yang berada dalam kultur budaya Sunda, maka sanggar yang ada kebetulan juga membawakan 'warna' tarian-tarian Sunda. Bagi saya hal ini tidak menjadi masalah, sebab setelah sekian lama mengantar si bungsu berlatih bersama-sama dengan ibunya ( Ica sangat dekat dengan ibunya dan selalu harus minta ditemani bundanya saat berlatih), sayapun 'jatuh cinta' dengan gerakan-gerakan tarian Sunda yang mirip gerakan pencak silat. Sanggar tari tempat anak saya berlatih itu bernama: Citra Nusantara Studio', terletak di Kecamatan Jonggol, Jalan arah Pasar Lama (Kampung Menan), kira-kira 200 meter di sebelah kanan jalan. Berada di tengah kampung yang masih banyak ditumbuhi pohon-pohon Rambutan, dll, membuat suasana sangat tenang, sepi, dan  teduh. Saya biasa mengantarkan Ica berlatih pada hari Minggu, dengan waktu latihan antara pukul 09.00 hingga pukul 10.00. Biasanya saya berangkat setelah ikut senam aerobik di Mekarsari atau setelah menggowes sepeda di sekeliling desa. [caption id="attachment_121613" align="alignright" width="300" caption="Anak-anak dan remaja terlibat aktif untuk melestarikan seni tarian tradisional "]

1311653810739763335
1311653810739763335
[/caption] Biasanya saat sampai di tempat latihan, saya ikut duduk bersama sekumpulan ibu-ibu yang mengantar anaknya. Beberapa ibu pengantar ada yang sekalian berjualan kue-kue basah, seperti risoles. Saya biasanya mengintip lewat jendela kaca untuk menyaksikan anak-anak dan remaja giat berlatih tarian tingkat dasar dan menengah. Pemilik sanggar sekaligus pelatihnya, adalah seorang ibu, yang sering dipanggil oleh anak-anak peserta les dengan sebutan: 'Bunda Ning'. Saya belum sempat ngobrol dengan Bunda Ning, mengenai sejarah pembentukan sanggar tarinya dan segala kegiatan yang pernah diikuti anak-anak didiknya. Namun sekilas saya mendapat informasi bahwa anak-anak didik Bunda Ning di sanggar tari 'Citra Nusantara Studio' sering diminta tampil untuk menghibur pengunjung di area wisata agro: Taman buah 'Mekarsari' yang terletak di wilayah kecamatan Cileungsi. Mungkin bilamana Anda sempat berwisata ke Mekarsari dan melihat sekumpulan pasangan penari membawakan tarian Sunda yang mirip pencak silat dan jaipong, membawakan tariannya dengan gerakan-gerakan eksotis, rampak, disertai senyuman menawan penari perempuannya, maka bisa jadi para penarinya mungkin berasal dari sanggar tari anak saya. 26 Juli 2010.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun