Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Moeldoko Bertemu Pemeran Film "Dilan", Apa yang Dibicarakan?

7 Februari 2018   14:16 Diperbarui: 7 Februari 2018   17:39 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moeldoko ber-selfie dengan influencer medsos (Dokumentasi Pribadi)

Jendral (Purn) Moeldoko diangkat menjadi Kepala Staf Kepresiden (KSP) dalam "resuffle" kabinet lalu. Secara kelembagaan, KSP tdak mengurus soal negara dan birokrasi, namun secara fungsional membangun komunikasi politik dengan publik.

Menarik sekali ketika diajak mengikuti salah salah satu sessi pertemuan Kastaf KSP dengan netizen dan influencer media sosial. Kesan seorang militer yang kaku ternyata tidak tampak ketika berhadapan generasi millenial yang sepantaran anak-anak Jend (Purn) Moeldoko ini.

Sebagai mantan pejabat tinggi negara, Panglima ABRI, wibawa dan kesan serius masih terpancar dari pembawaannya. Wajar saja, karakter itu terbentuk selama berdinas di militer yang menghabiskan waktu yang pernah dijalaninya.

Tidak lancar bahasa Indonesia, pakai bahasa Inggris jadilah (Dokumentasi Pribadi)
Tidak lancar bahasa Indonesia, pakai bahasa Inggris jadilah (Dokumentasi Pribadi)
Ternyata Kastaf sangat respek terhadap anak-anak muda, dia melakukan survei kecil tentang keinginan dan aspirasi anak-anak "zaman now". Dia mendatangi anak-anak muda yang menjadi bagian staf KSP, kebanyakan mereka pernah kerja di luar dan mapan. Kepala KSP ini terkejut ketika mendapat jawaban dari anak-anak muda itu, mengapa mau bekerja di pemerintah dengan notabene gaji kecil.

"Saya mau di sini karena saya ingin memberikan kontribusi kepada pemerintah dan negara, selama ini saya di luar hanya marah dan komplain. Posisi saya selalu berseberangan, ada kesempatan saya ingin melihat apa yang dilakukan Presiden," cerita Jend. (Purn) Moeldoko kepada tamu dari generasi milenial.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi anak-anak milenial yang sangat aktif memproduksi konten-konten positif melalui media sosial maupun dalam kehidupan yang nyata.

Beberapa aktivis media sosial hadir dalam acara ini antara lain Eka Gustiwana, Jesica Milla, Ayla Dimitri, Danny Syah Aryaputra, Vanesha Prescilla, Anggika Bolsterli, Melody Nurramdhani Laksani, Vikra Ijas, serta kakak beradik Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez, dan beberapa nama lain yang sangat populer sebagai influencer, endorser, maupun aktivis media sosial.

Moeldoko memberikan gambaran bagaimana tantangan ke depan dalam dunia yang berubah sangat cepat.

"Berbagai jenis pekerjaan akan menghilang, mulai dari perbankan sampai dengan manufaktur," ujarnya. Teknologi informasi dan komunikasi yang dihadirkan oleh Revolusi Industri 4.0, lanjut Moeldoko, akan mengubah cara manusia berproduksi dan menghasilkan sesuatu.

"Generasi seperti kalian-kalian ini, akan merasakan bagaimana teknologi akan menghimpit seluruh kehidupan manusia," ujar Moeldoko mengingatkan.

Mereka yang bertahan

Akan tetapi, Kepala Staf Kepresidenan juga memberikan panduan, bagaimana menghadapi perubahan tersebut.

"Mereka yang bertahan adalah mereka yang berhasil membangun dirinya. Tidak cukup hanya itu, mereka yang berhasil adalah mereka yang berhasil membangun dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dengan melakukan hal-hal yang produktif," ujar pria asal Kediri tersebut.

Untuk itu, inovasi adalah salah satu jawabannya. "Saya pernah bertemu dengan seorang mahasiswa UGM yang menemukan teknologi micro bubble untuk sistem perikanan. 

Setelah berdiskusi dan dimatangkan, teknologi tersebut kini sudah bisa masuk ke skala industri, dan dapat mempercepat pertumbuhan ikan-ikan menjadi lebih cepat," ujarnya. Dengan teknologi tersebut, produksi ikan budidaya dapat ditingkatkan.

Foto bersama
Foto bersama
Oleh karena itu, Moeldoko yang didampingi oleh Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menegaskan, "Tantangan nasionalisme bagi anak-anak muda ke depan bukan lagi mengangkat senjata, melainkan bagaimana ikut menyejahterakan masyarakat luas melalui inovasi dan produksi-produksi hal positif yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas."

Ia melanjutkan penegasannya dengan mengatakan bahwa kuncinya adalah bagaimana mendistribusikan apa yang kita punyai, apa yang kita mampu, untuk mewujudkan keadilan sosial di tengah-tengah masyarakat.

Sementara itu Jaleswari menambahkan, Kantor Staf Presiden akan terus berkolaborasi dengan anak-anak muda untuk menebarkan kebaikan dan hal-hal positif. Ia bercerita bahwa diskusi dan pertemuan semacam ini bukanlah yang pertama kali dilakukan.

"Ini sudah pertemuan ketiga, dan mudah-mudahan dengan kami memfasilitasi pertemuan semacam ini, lebih banyak anak-anak muda yang dapat terlibat dalam gerakan membangun hal-hal produktif.

Sementara itu, ditanyakan perihal kekhawatiran dan keengganan anak-anak muda untuk terlibat dalam bidang politik, Moeldoko menjawab, "Dalam politik, kita sering hanya berfokus pada risiko.

Padahal, dalam politik juga terdapat peluang-peluang. Oleh karena itu, yang paling penting adalah tetap berpikiran positif dan berbuat sesuatu, sekecil apapun, untuk membuat keadaan lebih baik."

Respons milenial

Ayla Dimitri, salah satu peserta diskusi dan juga tengah meneliti generasi milenial mengajak, "Kita harus berkolaborasi untuk mengomunikasikan dan memberi motivasi kepada anak-anak muda, tentang kesiapan mereka untuk menghadapi kompetisi, kesiapan mental, supaya tidak gampang depresi. Karena banyak orang tua kurang menyadari akan masalah itu."

img-20180207-wa0001-5a7aac9dcf01b44eb932a152.jpg
img-20180207-wa0001-5a7aac9dcf01b44eb932a152.jpg
Sementara itu, Vanesha Prescilla, pemeran Milea dalam film Dilan 1990 yang sedang populer menceritakan bagaimana film yang ikut dibintanginya dapat menjadi pintu masuk untuk mengajak anak-anak muda lebih kritis dan terbuka.

"Sosok Dilan dalam film sekarang menjadi tokoh publik yang diidam-idamkan generasi milenial. Dilan tidak hanya ditampilkan dengan menonjolkan karakter dan sifat yang terkesan negatif dengan kenakalan-kenakalannya." Semangat bela negara, kepercayaan diri yang tinggi, yang muncul dalam sosok Dilan, menurut Vanesha dapat ditampilkan dengan cara kekinian yang disukai anak muda.'

Sementara Dany Syah Aryaputra yang kini mengelola web kolaboratif mengutarakan, "Dari komunitas yang pertemuannya difasilitasi oleh Kantor Staf Presiden ini, kita jadi sering ketemu. Lalu muncul ide-ide dan kita sekarang sering berkolaborasi.

img-20180207-wa0000-5a7aac90f13344022c25e3e2.jpg
img-20180207-wa0000-5a7aac90f13344022c25e3e2.jpg
"Surya kolaborasi dengan Archi. Dan seterusnya. Banyak kegiatan yang terjadi. Kita sibuk bikin karya, itu akan sangat positif. Anak muda indonesia kehilangan sosok atau fitur yang layak ditiru. Jika anak-anak muda punya kesibukan, mereka nggak akan macam-macam."

Dany menambahkan, "Jika anak-anak muda dari berbagai kelompok dan komunitas sudah saling kenal, ketika tonggak kepemimpinan sudah beralih ke tangan anak-anak muda, kita sudah seperti kawan seperjuangan. Sudah saling kenal. Sudah nggak melihat seperti musuh."

Sementara itu Siwi, seorang remaja berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama melihat, tantangan anak-anak muda hari ini justru lebih berat, karena dihadapkan dengan berbagai macam perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.

"Saya belum bisa membayangkan bagaimana nantinya saya sebagai ibu harus membesarkan dan memberikan pengertian kepada anak-anak saya," ujarnya. Oleh karena itu, ia memilih untuk berkiprah dan berperan lebih aktif dalam berbagai literasi tentang bahaya radikalisme, ekstremisme, dan semacamnya.

Dovi dan Jo da Lopez, kakak beradik yang juga Youtubers mengingatkan, berdasarkan temuan mereka, konten negatif itu menyebar empat kali lebih banyak dibandingkan konten positif. Oleh karena itu, mereka berdua mengingatkan untuk tak lelah-lelah membuat konten positif, persis seperti harapan Moeldoko kepada anak-anak muda tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun