Kupang --- Sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat kapasitas dan peran perempuan di dunia seni bela diri, Persinas ASAD Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses menyelenggarakan Pelatihan Pelatih Putri Sabuk Kuning pada tanggal 23--24 Juni 2025 bertempat di Aula PPG, Kota Kupang. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan kader pelatih perempuan yang tidak hanya tangguh secara teknik, tetapi juga memiliki visi pelestarian budaya bangsa.
8 Peserta Terbaik dari Berbagai Daerah di NTT
Pelatihan ini diikuti oleh 8 peserta perempuan pilihan yang berasal dari berbagai kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Seluruh peserta merupakan kader aktif Persinas ASAD yang telah mencapai tingkat sabuk kuning, dan diproyeksikan untuk menjadi pelatih di daerah masing-masing. Mereka dibekali berbagai materi penting, mulai dari teknik dasar dan lanjutan seni bela diri, hingga metodologi pelatihan modern serta nilai-nilai luhur seni bela diri Indonesia.
Pelatihan Berbasis Karakter dan Budaya
Mengusung tema besar "Kerahkan segala daya dan upaya untuk melestarikan budaya," pelatihan ini tidak hanya menekankan penguasaan teknik semata, tetapi juga memperkuat aspek karakter, disiplin, serta semangat kebangsaan. Selama dua hari pelaksanaan, suasana pelatihan dipenuhi dengan semangat, interaksi aktif, dan kesungguhan peserta dalam menyerap materi.
Dalam sambutannya, Ketua Pengda Persinas ASAD NTT, Ishak, S.ST., menyampaikan pentingnya peran pelatih putri dalam membina generasi muda, khususnya di kalangan perempuan.
"Pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran perempuan dalam pembinaan olahraga bela diri. Seni bela diri tidak hanya tentang fisik, tetapi juga tentang membentuk karakter, mengajarkan disiplin, dan menanamkan kecintaan terhadap budaya bangsa," ujar Ishak.
Instruktur Profesional dan Komitmen Jangka Panjang
Salah satu instruktur yang terlibat juga menegaskan bahwa pelatihan ini memberikan ruang aktualisasi bagi para pelatih perempuan, agar dapat terus berkembang serta menjadi teladan positif di lingkungan masing-masing.
Para peserta diberikan sesi evaluasi dan diskusi tindak lanjut di penghujung kegiatan. Rencana pengembangan dan pembinaan jangka panjang turut dibahas secara kolaboratif, menunjukkan betapa besar komitmen peserta dalam membagikan ilmu kepada generasi penerus.