Akhirnya setelah dicek oleh pihak medis, saya masih termasuk yang memenuhi syarat, meskipun berat badan saya sedikit mepet untuk memenuhi syarat, tapi secara umumnya saya memenuhi syarat.
Sebenarnya sedikit timbul pertanyaan sih, apakah ini karena dipaksakan karena kebutuhan memang mendesak, tapi ya sudahlah saya berpikir positif saja, yang penting ini demi kebaikan bersama.
Ya, akhirnya saya setuju, dan sekaligus bersyukur, karena inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah, saya bisa donor darah, sekaligus untuk pertama kalinya melaksanakan donor plasma convalescent.
Inilah sekiranya sekilas pengalaman saya sebagai penyintas Covid-19, yang memang menjadi pelajaran dan hikmah berharga dalam hidup saya.
Berkaitan juga kalau saya mendengar masih banyaknya masyarakat yang belum percaya dengan vaksin, maka dalam hal ini memanglah diperlukan peran aktif pemerintah dalam menyosialisasikannya secara masif dan persuasif kepada masyarakat luas.
Seperti halnya saya, soal donor plasma convalescent saja saya belum terlalu paham, apalagi soal vaksin Covid-19, bagaimana tingkat afeksi misalnya, efektif atau tidakkah, aman atau tidakkah, apa manfaatnya dan berbagai hal lainnya.Â
Nah, inilah sepertinya yang secara umumnya terjadi di lapangan, masyarakat belum teredukasi dengan optimal terkait dengan vaksin Covid-19 ini, justru yang sering sekali tersebat masif adalah berita hoaks soal vaksin.
Oleh karenanya, pemerintah memang harus selalu hadir di tengah masyarakat, mengedukasi masyarakat secara masif dan persuasif, tentang pentingnya vaksin Covid-19 di tengah pandemi ini.
Demikianlah sekilas kisah pengalaman saya ini, semoga saja bisa bermanfaat bagi bersama.
Boleh baca juga artikel ini; Vaksin Covid-19, Asa Herd Immunity di Tengah Pandemi
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.