Amien Rais termasuk orang yang selalu istiqamah dengan langgamnya yang kritis, penyampaian gagasannya yang tajam dan penuh diksi ibaratnya petarung, pukulannya keras dan mematikan, serta kritis dan tutur bahasanya memakai diksi-diksi yang sangat tajam.
Namun demikian, tak pernah sekalipun berdampak padanya untuk mundur mengutarakan isi kepalanya, meski pada akhirnya harus dicaci maki hingga dibenci oleh publik.
Sangat jarang politisi ataupun tokoh publik lainnya yang berani mengambil risiko seperti Amien Rais, kebanyakan para politisi yang ada, sudah mengambil posisi politik yang konservatif, tidak berani neko-neko bila berhadapan dengan penguasa.
Mungkin banyak sekali yang tidak suka dengan Amien Rais, namun justru sosok seperti Amien Rais inilah yang sangat dibutuhkan, terlebih ketika berhadapan dengan rezim yang bebal, yang tak mudah paham dengan bahasa yang santun dan metafora dalam dikritisi.
Jadi, memang patutlah diakui, Amien Rais memang memberikan pengaruh yang besar pada politik nasional, manuver-manuver politiknya sangatlah cerdas.
Sejatinya dengan kiprah politik yang begitu panjang tersebut, sebenarnya sudah waktunya bagi Amien Rais bertranformasi menjadi seorang negarawan, apalagi negarawan di negeri ini sangat minim sekali keberadaannya, bahkan banyak negarawan di negeri ini yang pada akhirnya justru kembali berpolitik praktis.
Sehingga jadi makin tambah sedikit sekali negarawan di negeri ini, negarawan yang mengayomi semua golongan manapun, tidak memihak manapun, tidak memihak pada yang menang maupun kalah dalam kontestasi politik, meninggalkan ego sektoral, dengan mengedepankan keluhuran hidup berbangsa dan bernegara.
Mininmnya keberadaan negarawan ini semakin diperparah juga dengan gejala memudarnya moral etik politik para politisi di negeri ini.
Narasi-narasi para politisi yang katanya selalu memperjuangkan rakyat, hanyalah sebagai alat untuk merengkuh kekuasaan belaka, sehingga jadi sangat sulit menemukan seorang politisi yang benar-benar mementingkan kepentingan rakyat.
Sejatinya prinsip-prinsip moral etik politik para politisi bukan hanyalah sebatas profesinya, tapi berpolitik yang memiliki jiwa, politik yang bertatakrama bagi kebajikan universal rakyat, demi kesejahteraan bangsa dan negara.
Namun seiring perkembangannya prinsip-prinsip moral etik politik para politisi bukannya semakin membaik, tapi justru semakin memudar dan mungkin semakin hilang saja.