Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengambil Pelajaran dari Peristiwa Penyerangan terhadap Wiranto

10 Oktober 2019   19:52 Diperbarui: 11 Oktober 2019   21:08 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Menkopolhukam RI Wiranto | Dokumen Tribunnews.com

Mata elang para personel terlatih tersebut ada dimana-mana bergerak secara cepat dan senyap, koordinasi dan komunikasi sangat rapi dan sangat sulit dideteksi oleh masyarakat sipil biasa bahkan para personel pengamanan ini ada yang ditempatkan turut membaur diantara masyarakat.

Dengan kesimpulan, akan sangatlah sulit sebenarnya masyarakat sipil biasa dapat dengan mudah menembus tingkat pengamanan pejabat negara yang berlapis tersebut.

Nah, kalau melihat fakta visualisasi rekaman video yang banyak beredar di pemberitaan dan medsos, tentang peristiwa penusukan Wiranto tersebut.

Sepertinya pengamanan yang diberikan terhadap Wiranto agak sedikit longgar. Dapat dilihat begitu dekatnya posisi dan jarak sekelompok orang-orang disekitar Kendaraan Dinas Wiranto.

Padahal sesuai pengalaman penulis, dalam setiap giat kunjungan atau lawatan pejabat Negara tidak mungkin bisa masyarakat sipil biasa dapat sedekat itu dengan posisi dan jarak pejabat negara.

Orang-orang terdekat disekitaran pejabat negara tersebut sudah pasti adalah pejabat terkait lainnya dan para personel-personel pengamanan dan intelijen.

Kalaupun bisa sudah pasti sangat diseleksi secara ketat siapa-siapa saja atau masyarakat yang bisa berada disekitaran pejabat negara, dan itupun sangat dibatasi jaraknya atau ada ketentuan jaraknya.

Kalau dikaitkan berdasarkan SOP pengamanan, nampaknya ada titik lengah yang terjadi, terkait prosedural pengamanan pada Wiranto,  atau boleh dikata kecolongan karena faktanya memang terlihat seperti itu.

Mungkin karena selama ini tidak pernah terjadi peristiwa fatal yang menimpa pejabat negara dalam pengamanan, membuat sedikit ada titik lengah dalam SOP pengamanan yang diterapkan.

Ini juga bisa menjadi pengalaman berharga kedepannya, bahwa mengenai SOP pengamanan pejabat Negara tidak boleh lengah sedikitpun, harus tetap diterapkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Selain itu, ini bisa juga menjadi pengalaman berharga bagi Presiden RI Jokowi, kalau melihat beberapakali Jokowi melaksanakan kunjungan kerja seringkali Jokowi bertindak diluar protokoler sehingga sering merepotkan barisan Pasukan Pam Presiden yang pontang panting mengamankan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun