Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akankah Radio Swasta Hilang Ditelan Zaman?

29 Juni 2019   21:47 Diperbarui: 29 Juni 2019   21:49 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radio swasta saat ini semakin sulit bertahan | Dokpri



Mampukah di perkembangan era teknologi yang serba maju ini radio swasta bertahan? Dengan realita yang ada sampai saat ini sudah semakin banyak radio swasta yang bertumbangan karena semakin lama radio semakin sulit hidup karena semakin sedikitnya dan sulitnya radio swasta mendapatkan iklan. Padahal radio swasta hidupnya juga berdasarkan dari keuntungan pendapatan iklan.

Dihadapkan dengan biaya operasional yang tidak murah, seperti biaya listrik, air, telpon, pulsa internet, gaji karyawan belum lagi perawatan peralatan seperti tower, pemancar, komputer, mixer dan biaya lainnya, namun tidak sebanding dengan pendapatan iklan, sangat sulit saat ini radio swasta untuk bertahan.

Biaya operasional radio yang tidak murah, tanpa diimbangi pendapatan iklan yang menutupi biaya operasional membuat radio swasta sulit bertahan | Dokpri
Biaya operasional radio yang tidak murah, tanpa diimbangi pendapatan iklan yang menutupi biaya operasional membuat radio swasta sulit bertahan | Dokpri
Meskipun segala daya upaya telah dilakukan dengan mengimbangi teknologi yang berkembang dengan mengkreate program on air seatraktif mungkin, atau juga dengan membangun usaha bisnis melalui website media online radio, streaming radio, live tv radio yang menayangkan liputan live dan tayangan live lainnya, ataupun dengan program of air, tak juga mampu mengangkat eksistensi radio swasta. Secara keseluruhan hal ini dialami oleh radio swasta, baik yang saling berjaringan dan terafiliasi dengan grup ataupun yang berdiri sendiri.

Meskipun ada pengaruh yang cukup signifikan dengan turut terjun bermain di website media online, namun masih belum mampu bersaing dengan media online dan media sosial lainnya yang memang sudah terbranding sejak awal.

Para pengiklan corporate maupun retail masih belum mau melirik website media online radio, begitu juga dengan teknologi Tv Radio tak juga mampu menarik perhatian pengiklan, Apalagi even of air sangat sulit sekali bersaing dengan para even organiser atau even of air media televisi hampir sekuruh even off air dikuasai para pemain EO dan Media Televisi. Karena sejatinya radio itu adalah audio atau untuk didengar.

Even of air radio kalah bersaing dengan even Eo dan even media televisi lainnya karena hampir seluruhnya dikuasai mereka | Dokpri
Even of air radio kalah bersaing dengan even Eo dan even media televisi lainnya karena hampir seluruhnya dikuasai mereka | Dokpri
Memang juga ada beberapa radio swasta yang mencoba bertahan dengan menggandeng distributor jamu herbal up series namun seiring waktu berjalan bisnis yang sama terus bertumbuhan dan menyebabkan persaingan yang sama dalam satu segmen sehingga hal inipun membuat kejenuhan bisnis karena image radio berubah jadi jualan jamu tanpa lagi mengimbangi selera pasar.

Selain itu branding radio juga jadi turun levelnya dan istilahnya sama saja sistem bisnis dengan distributor jamu herbal hanya sekedar sewa frekwensi saja karena semua program berdasarkan target penjualan yang dicanangkan distributor jamu herbal tersebut. 

Radio jadi terfokus hanya jualan jamu herbal tanpa memikirkan lagi sejatinya radio itu punya kekhasan, persaingan ini semakin mempersempit lagi ruang gerak pendapatan iklan, malahan jadi tercipta iklim hukum rimba dalam persaingan bisnis jamu herbal.

Radio secara umum memang  sepertinya sudah hampir tidak didengar lagi, meskipun masih ada itupun jumlahnya semakin kecil sekali, bahkan pendengar paling efektif itu hanya orang-orang yang memiliki roda empat saat dijalan saja. Selebihnya orang sudah jarang sekali mendengar radio.

Saat ini istilahnya dunia sudah dalam genggaman, akses internet dan informasi super cepat melalui gadged sangat mempengaruhi tumbangnya radio swasta, para pengiklan berbondong bondong mengiklankan produknya melalui pemain murni website media online, e-sport, game online bahkan gratis melalui media sosial.

Kalau sudah begini perlahan tapi pasti radio swasta akan menjadi hidup segan mati tak mau, dan lama lama hilang dengan sendirinya, tertinggalah radio RRI saja yang mampu bertahan karena RRI masih ada dukungan anggaran dari negara, RRI operasional tanpa ada iklan RRI tetap saja bisa bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun