Sore ini tadi ke pasar menemani istri, ada yang berbeda dari biasanya, raut wajahnya terlihat galau, entah apa yang dipikirkannya.
Setelah tiba dipasar seperti biasa, pasar ramai dan berjubel, masuk kedalam pasar harus senantiasa sabar, walaupun kaki ini kadang sering terinjak oleh orang, biasanya kalau bukan hari puasa, saya sudah pelototin orang yang nginjak kaki ini, tapi inilah berkah puasa ramadhan, saya jadi bisa menahan diri dan menghela nafas sebgai bentuk kesabaran ini.
Tak lama istri berhenti didepan kios sayur mayur, lalu menggais-ngais bawang merah dan bawang putih yang ada di wadah tampah, sambil bertanya, berapa bu bawangnya sekilo,"? kata istri.
Itu 130 ribu nak, berapa kilo mau beli." Kata penjualnya, lalu si penjual langsung menempatkan bawang dikiloan berharap dibeli banyak.
Wah masih mahal ya bu." Kata istri.
Iya nak, mulai mau puasa kemarin sudah mahal nak, nggak tahu juga kenapa, katanya sih biasa kalo puasa gini bahan pada naik." Kata penjual.
Kalo bawang putihnya bu."tanya istri saya lagi.
Ini 100 ribu nak sekilo, mau juga kah nak berapa kilo." Kata si penjual.
Akhirnya istri memutuskan beli bawang putih seperempat bawang merah seperempat dan seketika raut wajah penjual berubah kecewa dan kurang familiar lagi, dan melayani dengan kurang ramah, mungkin karena istri beli cuman seperempat.
Saya sempat pingin tegur si penjual karena judes dan jutek melayani, tapi tampaknya istri tau gelagat saya, akhirnya jempol kaki deh jadi korban, kode injakan kaki dari istri mencegah saya bertindak, lumayan juga, sudah tadi terinjak orang sebelumnya, Â tambah pula ini kena juga ilmu injakan maut, duh sabar-sabar.
Tak lama istri ke kios lain tak jauh dari kios tadi, menawar lombok, tomat dan bahan lainnya, ternyata istri juga beli cuman seperempat masing-masingnya, karena istri selalu komentar masih mahal.