Mohon tunggu...
Mugie Pamungkas
Mugie Pamungkas Mohon Tunggu... Copy Writer -

Karyawan swasta yang penikmat kopi, pecandu ketinggian, penggila Juventus, pecinta novel, pemuja kaum hawa, penikmat puisi beserta sastra, penulis, penyajak, penyair, jurnalist dan juga chef... "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang "

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mungkin Pekerjaan kamu Jalani Membuat Bersedih Hati. Namun, Kamu Perlu Bertahan Untuk Sesuatu Yang Layak Dihargai

22 Oktober 2015   10:58 Diperbarui: 22 Oktober 2015   10:58 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan Jalan TerusSeiring bertambahnya usia, maka sudah sejatinya beban tanggung jawab akan bertambah juga. Salah satu yang paling kentara tentu saja soal pekerjaan. Maka, tidak jarang dibenak pikiranmu akan terlintas diantaranya keluhan-keluhan berikut:

“Duhh… hari senin lagi aja,perasaan baru aja liburan!”

“Baru tanggal 18 gini duit udah cekak aja, mau makan siang apa gue nih klo begini?”

Hal ini pasti selalu muncul dalam mengawali hari-hari kita dalam bekerja. Belum lagi kita semua akan dihadapkan pada beberapa pengalaman yang tidak mengenakan dan tentu saja bahwa pekerjaan yang telah lama kita jalani belum cukup memuaskan dari segi penghasilan, apalagi membuat kita merasa nyaman. Tapi, apakah benar bahwa bekerja ukuran nyatanya adalah gaji tinggi? Tapi, bukankah bekerja memang tak semata-mata mengejar gaji tinggi? Dan bukankah kadar rasa nyaman juga sebenarnya adalah abstrak dan bisa dikatakan orang-orang relatif? Jadi, dari pada merutuki diri apa yang sekarang kamu jalani, lebih baik adalah bersikap menghargai perjuangan mulai saat ini.

Pekerjaan terkadang bukanlah soal pilihan, tapi tuntutan keadaan yang memaksa kita untuk tetap berjuang.

Saat masih bersekolah, segala kebutuhan biasanya masih ditanggung oleh orang tua. Dari kebutuhan makan, tinggal, dan uang jajan pun masih jadi tanggung jawab mereka. Tapi setelah lulus, rasa bersalah jika masih saja menggantungkan kebutuhan sendiri dari hasil keringat mereka. Bukankah kita sudah dibekali dengan pendidikan dan skill untuk mencari pekerjaan? Sayangnya, mencari pekerjaan juga bukan perkara gampang. Terkadang, pekerjaan yang datang juga tak selalu sesuai keinginan. Bahkan, di saat ini pun sudah lumrah ketika seseorang bekerja di bidang yang tak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Jangankan tanyakan soal kenyamanan, yang penting mencukupi kebutuhan itu juga merupakan kebahagiaan!

Wajar jika muncul perasaan tak nyaman, tapi bukankah menyerah di tengan jalan sama saja dengan kalah sebelum berperang?

“Kerjaan makin banyak dan aneh-aneh, mending gaji sepadan!”

“Kesel banget sama boss yang gamau tau kesusahan anak buahnya.”

Lumrah rasanya ketika kita merasa tak nyaman dengan pekerjaan yang dijalani. Entah itu dengan tugas-tugas sehari-hari atau bahkan dengan lingkungan kerja itu sendiri. Toh, perkara kenyamanan dalam pekerjaan juga terdengar bias. Tidak ada ukuran pasti atau penjelasan yang benar-benar bisa menjelaskan soal ini ketika segala yang terjadi di tempat kerja memang sangat riweh. Memang benar pekerjaan yang kita jalani saat ini membuat emosi kita meledak-ledak. Disekeliling kita ada rekan-rekan pekerjaan yang mencari muka, tukang adu domba, boss yang tidak mau tau kesusahan kita. Namun, apakah kita harus mengibarkan bendera putih begitu saja?

Persetan dengan passion. Satu-satunya pilihan adalah berjuang dan bertahan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun