Mohon tunggu...
luthfaira firyaal putri
luthfaira firyaal putri Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Halo! Saya Luthfaira Firyaal Putri mahasiswi Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ekonomika dan Bisnis prodi Ekonomi Pembangunan S1

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Desa Ngroto Raih IDM Tertinggi Nasional 2018: Rahasia Sukses Pengelolaan Dana Desa yang Patut Ditiru!

7 Mei 2025   22:08 Diperbarui: 10 Mei 2025   12:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Arsip. Objek Wisatadi Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (Wisatainfo.com)

MALANG, JAWA TIMUR - Desa Ngroto di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, menjadi sorotan nasional setelah meraih Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia pada 2018. Prestasi ini tidak lepas dari pengelolaan keuangan desa yang transparan, partisipasi aktif warga, dan kepemimpinan yang visioner. Kebijakan pemerintah dalam mengucurkan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) terbukti membuahkan hasil nyata, menjadikan Ngroto sebagai contoh bagaimana pembangunan infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Petani kini lebih mudah mengakses pasar, sementara UMKM berbasis hasil pertanian berkembang pesat berkat pengelolaan anggaran yang tepat sasaran.

Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, keuangan desa mencakup semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk barang yang terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Data APBN 2018 menunjukkan rata-rata DD mencapai Rp795 juta per desa, dengan jumlah desa sebanyak 75.435. Anggaran ini terus meningkat hingga 2019, ditambah ADD dari APBD kabupaten/kota minimal 10% dari dana perimbangan.

Bagi Desa Ngroto, DD dan ADD menjadi tulang punggung APBDesa, menyumbang 70% pendapatan. Sejak 2015, pagu APBDesa Naik signifikan, dengan realisasi belanja mendekati 100% tiap tahun. Pada 2019, meski pencairan dana mencapai 92,48%, semua kegiatan tetap terlaksana, menunjukkan efisiensi anggaran yang baik. Dana tersebut dialokasikan untuk empat bidang utama: pemerintahan desa, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Hasilnya, berbagai infrastruktur seperti jalan desa, saluran irigasi, jembatan, dan jaringan air bersih berhasil dibangun. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat juga berjalan optimal, mendorong partisipasi warga dalam pembangunan.

Lima Faktor Kunci Kesuksesan Desa Ngroto

Berdasarkan penelitian Achmat Subekan dalam Jurnal Widyaiswara Indonesia (2020), keberhasilan Ngroto didukung oleh: 1) adanya masyarakat desa yang produktif, selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan perekonomiannya, 2) dimilikinya potensi sumber daya alam yang mendukung bagi tumbuhnya perekonomian desa, 3) adanya pimpinan dan perangkat desa yang visioner dan amanah, selalu mengutamakan kepentingan masyarakat desa, 4) adanya kapabilitas dan kompetensi perangkat desa yang memadai dalam melaksanakan tugas/pekerjaan dan memberikan layanan kepada masyarakat desa, serta 5) adanya partisipasi dan kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap pembangunan desa. Kelima hal di atas merupakan “modal” bagi Desa Ngroto untuk dapat melaksanakan pembangunan dengan baik dan menjadi jawaban atas rumusan masalah penelitian yang pertama.

Strategi Pengelolaan Dana Desa yang Menginspirasi

Desa Ngroto mengalokasikan 70% pendapatan APBDesa dari Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pembangunan infrastruktur, seperti jalan desa, irigasi, dan air bersih. Kebijakan unggulannya meliputi: 1)Prioritas Kegiatan Berdampak Besar: pembangunan Integrated Resource Recovery Center (IRRC) untuk mengolah sampah menjadi kompos dan energi, 2) Tenaga kerja dan barang/jasa diprioritaskan dari warga setempat, memicu perputaran ekonomi desa, 3) Laporan keuangan dipublikasikan via baliho, media sosial, dan forum warga, 4) mengedepankan kebutuhan masyarakat daripada mementingkan kepentingan aparatur desa, serta 5) melakukan pengadaan barang dan jasa desa dengan memberikan prioritas kepada penyedia barang/jasa lokal, yaitu milik warga desa sendiri. Melalui kebijakan dan langkah-langkah dalam pengelolaan keuangan desa tersebut, potensi yang dimiliki desa dapat dioptimalkan untuk menghasilkan pembangunan yang maksimal. Seluruh strategi dan kebijakan ini menjadi jawaban atas rumusan masalah kedua, yaitu bagaimana Desa Ngroto berhasil mencapai status IDM tertinggi secara nasional.

Keberhasilan Desa Ngroto dalam memanfaatkan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) patut diapresiasi. Namun, prestasi ini juga menyisakan tantangan, apakah model serupa bisa direplikasi di desa lain dengan karakteristik berbeda? Transparansi dan partisipasi warga menjadi kunci, tetapi tidak semua desa memiliki kepemimpinan yang visioner atau masyarakat yang aktif. Pemerintah perlu memastikan pendampingan berkelanjutan agar kesuksesan Ngroto tidak sekadar menjadi contoh yang sulit ditiru.

Selain itu, meski pembangunan infrastruktur berdampak besar, sustainability-nya perlu dijaga. Misalnya, IRRC (Integrated Resource Recovery Center) yang mengolah sampah harus dikelola secara konsisten agar tidak menjadi proyek jangka pendek. Desa Ngroto telah membuktikan bahwa dana desa bisa menjadi katalis perubahan, tetapi langkah selanjutnya adalah memastikan dampaknya bertahan lama dan terus berkembang.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun