Mohon tunggu...
Sidik Awaludin
Sidik Awaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relations Writing

[Penulis Freelance, Menyajikan tulisan asumsi pribadi Berdasarkan Isu-Isu hangat]. [Motto: Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati.]

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Di Balik Kedekatan Anies dengan HRS dalam Menancapkan Pengaruhnya di Dalam Kontestasi Pilpres 2024

15 November 2020   22:39 Diperbarui: 15 November 2020   23:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sindonews.com

Meski keriuhan suara genderang kontestasi politik belum terdengar jelas ditelinga, sekitar empat tahun lamanya tetapi situasi iklim Pilpres di tahun 2024 ini sudah menarik untuk kita bahas bersama. Mengapa demikian?

Karena Pilpres di tahun 2024 sudah tidak ada lagi calon pengusung dari petahana, Gerakan-gerakan untuk mengarahkan strategi ke sana sudah tampak terlihat di depan mata, terutama dari barisan eks. "sakit hati" yang berada di pihak oposisi yang telah dua periode kalah melawan Jokowi. 

Siapa yang tidak kenal dengan orang nomor satu di DKI Jakarta ini, iya benar sekali Anies Baswedang namanya. Anies seperti kita ketahui bersama, dia sangat mempunyai ambisi pribadi untuk menjadi orang nomor satu di indonesia setelah nanti berakhirnya masa kepemimpinan Jokowi.

Rekam jejaknya ambisinya bisa dilihat sewaktu dia mengikuti konvensi calon Presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat pada tahun 2013 lalu. hasilnya nihil dia tetap gagal, tentu jelas gagal mengapa demikian? karena Demokrat tidak memiliki bakal calon lain selain dari keluarga besar mereka sendiri. Meski pada akhirnya mengecewakan, Anies mempunyai potensi besar untuk berhasil menjadi Gubernur DKI di periode kedua nanti. 

Jika saya Amati Anies mengincar adanya Pilkada di tahun 2022 di Jakarta, sebagai informasi bahwa Pilkada di tahun 2022 menurut Undang-Undang itu tidak ada. semua hanya akan digabungkan di tahun 2024 atau Pilkada serentak, hal ini jelas tidak akan menguntungkan bagi Anies. 

Kalau saja di tahun 2022 masa jabatannya sebagai Gubernur telah habis, maka ada sisa waktu selama dua tahun tentu dia akan menjadi warga sipil biasa, tidak punya panggung lagi untuk pencitraan dan nama Anies bisa menghilang di dalam percaturan nasional. Jangankan menjadi Capres, mimpinya menjadi Cagub untuk kedua kalinya juga bisa sirna.  

Oleh Karena itu, berbagai cara mulai dipikirkan oleh tim Anies supaya Pilkada di tahun 2022 bisa terlaksana, karena jika di tahun 2022 jadi Pilkada dan Anies menang menjadi Gubernur lagi, maka tiket menuju bursa Capres di tahun 2024 sudah ada di depan mata.

Partai-partai lain kemungkinan besar akan melamar dia, mirip seperti waktu Jokowi dulu. Yang menjadi pertanyaan adalah Apakah Pilkada di tahun 2022 bisa digelar dan Anies bisa melenggang sebagai seorang petahana dengan menggunakan massa Rizieq sebagai penyumbang suara? Kita bisa amati nanti kedepan apa yang akan terjadi. 

Dari Analisis di atas, saya bisa berikan dua poin penting sebagai substansinya:    

Poin pertama, menurut saya Pilpres di tahun 2024 nanti akan berpotensi menjadi Pilpres yang paling brutal. Mengapa demikian? Karena Isu agama akan kembali digunakan dan mungkin skalanya akan lebih tinggi seperti sewaktu Pilgub DKI.

HTI sebagai organisasi yang telah dibubarkan di masa Jokowi, kemungkinan akan menggerakkan pendukungnya secara massif supaya mereka bisa terlihat eksistensinya lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun