Lagi-lagi aksi bar-bar sekelompok massa berbusana gamis putih kembali beraksi, kalau saya sih menyebutnya dengan istilah "Kadrun" atau orang yang mengatasnamakan islam tetapi kelakukan dan sifatnya tidak mempresentasikan ajaran islam.Â
Kejadian ini baru semalam terjadi di Solo Jawa Tengah, dari info berbagai media yang mengabarkan, massa ini berjumlah 200 orang lebih yang sedang menggeruduk rumah kediaman keluarga Almarhum Habib Segaf Al-Jufri. Atas tindakan bar-bar kadrun ini 3 anggota keluarga menjadi korban, bahkan Kapolresta Surakarta ikut terkena sasaran pemukulan sekelompok massa kadrun ini.Â
Massa kadrun ini, awal mulanya curiga kalau tuan rumah menyelenggarakan acara keagamaan di kediaman Almarhum Habib Segaf Al-Jufri. Seperti biasalah sifat premanisme massa kadrun ini bukan menjadi rahasia umum lagi, sebelumnya kadrun ini juga pernah melakukan pembakaran bendera PDIP saat orasi di depan DPR ketika kasus ini di perkarakan oleh sekjen PDIP malah main salah-salahan.Â
Lucu sekali bukan? Berbeda pula cara permainan mereka yang lakukan semalam, massa kadrun ini berteriak-teriak "Allahuakbar, Bubar, Kafir" bahkan ada yang mengatakan "Syiah bukan islam, syah musuh islam, darah kalian halal, Bunuh!".Â
Saya kurang paham juga, apa yang ada di pikiran massa kadrun ini sehingga membabi buta bertindak anarki kepada sesama saudara seagamanya sendiri.Â
Kalaupun memang tuan rumah menyelenggarakan acara keagamaan yang menurut tafsir mereka tidak benar, tidak dibenarkan juga melakukan cara kekerasan seperti ini apalagi sampai menimbulkan korban yang salah satunya dari pihak kepolisian. Bahaya sekali negara kita ini, kalau membiarkan sekelompok massa kadrun ini berkembang di Indonesia karena pengaruhnya sangat merusak, sangat licin, dan berbahaya.Â
Kadrun ini yang selalu memprovokasi umat, sehingga islam terlihat menjadi provokator di dalam kebangsaan. Padalah jika kita semua mau belajar dari apa yang sedang terjadi di Suriah, peran sekelompok kadrun ini mempunyai peranan penting dalam menciptakan kerusuhan disana bertahun-tahun lamanya.Â
Tetapi sekelompok kadrun ini yang sering melakukan provokasi dan melakukan gerakan anarki tidak pernah ditangkap, meski jejak mereka terlihat bahwa mereka terus bergerak untuk membangun persepsi masyarakat, bahwa Indonesia harus menjadi negara berlandaskan agama bukan pancasila.Â
Saya juga enggak ngerti, kenapa aparat kita seolah-olah membiarkan mereka dan tidak punya keberanian untuk menangkap ketua dari aktor penggerak kelompok kadrun tersebut, yang menyiarkan ideologi lain selain daripada ideologi Pancasila. Semoga dengan kejadian di Solo ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan pihak aparat kepolisian untuk melakukan tindakan pencegahan, sebelum negara ini kelak akan terbakar karena paham salah yang kadrun sebarkan.Â