Mohon tunggu...
Muhammad Sidharta Krisna
Muhammad Sidharta Krisna Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Tangerang 6 Desember 1987, Memulai petualangan hidup di Kota Lampung sampai usia 1 tahun, lalu pindah ke Batusangkar Sumbar sampai usia 4 tahun. Usia 4-7 tahun dihabiskan di Kota karawang dengan menamatkan Taman kanak-kanak di TK Bhayangkari karawang dan melanjutkan ke SD nagasari 3 karawang. Menjelang akhir kelas 1 SD sempat melanjutkan pendidikan di SD Curug wetan Kab. Tangerang dan melanjutkan pendidikan kelas 2-5 SD di SDN Panggang 1 Jepara Jawa tengah. Memasuki akhir kelas 5 pidah sekolah mengikuti orang tua ke Mojokerto Jawa Timur untuk melanjutkan pendidikandi SDN Gedongan 1 Mojokerto dan ke tingkat sekolah menenegah pertama 2 Mojokerto. Saat pertengahan kelas 2 SMP kembali nomaden ke Kota Cirebon Jawa barat untuk melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Cirebon lalu meneruskan ke Sekolah Menegah atas 1 Cirebon. Karena Orang tua terkena Tsunami tahun 2004 di Aceh, maka saya harus berpindah sekolah lagi ke SMAN 2 Tangerang Banten dan menyelesaikan masa pendidikan 12 tahun di SMA tsb. Selepas menyelesaikan SMA, saya melanjutkan pendidikan ke FK UGM yogyakarta dan menamatkan profesi dokter di kota yang sama pada tahun 2012. Pada penempatan pertama saya memilih untuk hijrah ke Mataram Nusa tenggara Barat dan sampai saat ini saya kembali ke Yogyakarta untuk mengabdi di Almamater.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alangkah Lucunya Negeri ini (part 2)

21 Juni 2013   23:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

alangkah lucunya negeri ini... setelah kemarin saya menulis dengan membahas tentang kebijakan pemerintah. maka kali ini saya ingin menceritakan tentang pengalaman yang baru saja saya alami. Malam ini tgl 21 juni 2013 ketika saya hendak menuju tempat kerja saya untuk dinas malam, saya melihat pemandangan yang menurut saya luar biasa lucu.Malam ini adalah malam terakhir harga premium dan solar 4500 rupiah. sebab sesuai dengan kebijakan pemerintah, setelah melewati masa perdebatan yang alot di DPR RI , maka pemerintah akan menaikan harga premium menjadi 6500 dan solar menjadi 5500. .

Pemandangan yang aneh yang saya saksikan adalah antrian mengular di spbu yang panjangnya bisa menapai hampir 1 km. Agak sedikit bagus cuaca di kota saya tidak dalam keadaan hujan, namun dari yang saya baca di detik.com, para pengantri spbu untuk BBM 4500 rupiah di kota purwokerto rela mengantri dalam kondisi hujan untuk sekedar mengisi bensinnya dengan harga lama.

Saya bukan orang yang naif memandang bahwa harga bbm yang dinaikkan tidak berdampak pada kondisi keuangan saya, jelas sangat amat berpengaruh pada neraca keuangan saya. namun, melihat fenomena di atas, tidakkah masyarakat tersebut berpikir, apa yang bisa mereka dapatkan dengan mengantri berjam-jam untuk BBM murah?

1. BBM saat ini 4500 dan akan naik menjadi 6500 atau 5500 untuk solar. selisih biaya hanya sekitar 1000 sampai 2000 rupiah. dengan asumsi bahwa sebagian besar pengantri BBM adalah motor yang notabene isi tangkinya hanya berkisar 4-10 liter, berarti mereka hanya mendapat keuntungan sekitar 8000 sampai 20000 rupiah. padahal sebagian pengantri disana yang sebagian besar laki-laki masih sanggup untu membeli rokok dengan harga 10-20 ribu rupiah/bungkus/ hari. alangkah lucunya negeri ini..

2. dengan selisih keuntungan 8-20 ribu rupiah, mereka rela hujan-hujanan untuk mengantri SPBU, mereka tidak memperhitungkan bahwa dengan hujan-hujanan mereka bisa saja sakit. dan jika sakit mereka ke dokter minimal mereka harus mengeluarkan 25 ribu rupiah untuk berobat dan ada kemungkinan mereka tidak bisa bekerja yang berarti bagi pekerja harian maka akan kehilangan penghasilan. alangkah lucunya negeri ini...

3. dengan mereka mengantri untuk 8-20 ribu mereka rela kehilangan waktunya kurang lebih 1-2 jam. bagi mereka yang bukan pegawai, contohnya tukang ojek, waktu adalah uang.daripada mengantri bbm untuk 8-20 ribu, bisa saja mereka mencari penumpang dengan mendapat keuntungan lebih.  alangkah lucunya negeri ini..

4. nah bagi pengguna mobil, dengan mengantri beberapa jam (jelas lebih lama karena mobil waktu pengisian lebih panjang) berapa liter bensin yang dihabiskan untuk mengantri? dengan asumsi mengantri 2 jam, maka akan menghabiskan bbm 3-10 liter tergantung cc mobil. jadi keuntungannya jelas tidak seberapa apalagi jika dikonversikan dengan waktu yang terbuang. alangkah lucunya negeri ini...

tapi y ini semua kembali lagi kepada pribadi masing-masing. Tidak semua yang saya tulis ini benar, dan tidak menunjuk ihak manapun... alangkah lucunya negeri ini...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun