Mohon tunggu...
Rizka Rizka
Rizka Rizka Mohon Tunggu... Dosen -

blogger, traveler

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Nasionalisasi Blok Mahakam, Penyelamatan Kekayaan Alam Indonesia

13 Mei 2015   13:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:05 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang lumayan berlimpah. Mulai dari migas, mineral, batubara sampai geothermal. Semuanya ada di Indonesia. Sayangnya tidak semua kekayaan alam dan energi dikelola oleh Indonesia. Bahkan lebih banyak dikelola asing. Seiring berjalannya waktu, banyak kontrak kerjasama yang dikelola asing akan berakhir kontraknya. Banyak perusahaan asing yang ingin memperpanjang kontraknya dengan Indonesia. Beberapa bulan lalu, Pemerintah memperpanjang kontrak Freeport sampai tahun 2041. Banyak rakyat yang menyayangkan keputusan pemerintah tersebut. Tak jauh beda dengan Freeport sebagai pengelola mineral, pengelola migas asing banyak pula yang ingin memperpanjang kontraknya. Salah satunya Blok Mahakam yang sekarang dikelola oleh asing dengan participating interest 50% oleh Total dan 50% oleh Inpex. Blok Mahakam akan berakhir kontraknya Maret 2017. Namun, ada wacana pemerintah akan mengambil alih Blok Mahakam ke pangkuan bumi pertiwi mulai 1 Januari 2016. Bahkan, pemerintah berencana memberikan seluruh kepercayaannya (100%) kepada Pertamina selaku BUMN migas untuk mengelola Blok Mahakam.

Sayangnya wacana pengambil alihan 100% kepada Pertamina tidak semua pihak menyambut dengan suka cita. Banyak pihak yang masih ragu dengan keputusan pemerintah. Ada juga pihak yang masih ingin mengambil bagian dalam pengelolaannya. Tak hanya Total yang sebelumnya mengelola Blok Mahakam selama lebih 40 tahun tapi juga BUMD Kalimantan Timur tempat Blok Mahakam berada. Sebagai rakyat Indonesia, saya ingin Blok Mahakam diambil alih pemerintah, baik itu Pertamina selaku BUMN maupun BUMD Kalimantan Timur dengan participating interest mayoritas untuk Pertamina. Sementara pihak asing tidak perlu diperpanjang kontrak kerja samanya.

Kenapa sih Blok Mahakam harus diambil alih?

[caption id="attachment_383406" align="aligncenter" width="700" caption="credit"][/caption]

1. Wujud nasionalisme dan cinta tanah air

Menurut sejarahnya, eksplorasi Blok Mahakam pertama kali dikelola tahun 1967 oleh perusahaan migas asal Jepang, yaitu Japex Indonesia. Lapangan Bekapai adalah ladang minyak pertama yang dieksplorasi dari Blok Mahakam. Japex gagal menemukan minyak setelah melakukan survei seismik dan melakukan pengeboran di Lapangan Bekapai. Tahun 1970 Total yang merupakan perusahaan migas milik Prancis mengambil alih Blok Mahakam. Tahun 1972 tim geologi Total yang bertugas di Blok Mahakam mengajukan proposal pengeboran Lapangan Bekapai ke Prancis. 6 sumur pertama yang dibor tidak menghasilkan minyak (dry). Namun, tim geologi tetap optimis untuk menemukan minyak di Lapangan Bekapai. Dengan semangat pantang menyerah, tim geologi kembali mengajukan proposal ke Prancis untuk mengebor satu sumur lagi di Lapangan Bekapai. Pejabat Total di Prancis sempat meragukan proposal tersebut karena kegagalan menemukan migas pada 6 sumur sebelumnya. Namun, tim geologi yang bertugas di Lapangan Bekapai tetap optimis sampai akhirnya mampu meyakinkan petinggi Total di Prancis. Setelah mendapatkan izin, tim geologi Total melakukan pengeboran pada sumur ketujuh di Lapangan Bekapai. Dan ternyata…. Sumur ketujuh tersebut menghasilkan minyak. ^.^ Penemuan sumur ketujuh tersebut merupakan awal perjalanan Total di Blok Mahakam. Bayangkan, jika saat itu tim geologi menyerah dan petinggi Total di Prancis patah semangat sehingga tidak mau melakukan pengeboran, mungkin Total tidak akan memperpanjang kontrak kerja sama di Blok Mahakam.

Setelah menemukan minyak pada Lapangan Bekapai, Total menemukan lapangan migas lain di Blok Mahakam yaitu Handil (1974), Tambora (1974), Tunu (1977), Peciko (1983), Sisi (1986), Nubi (1992), South Mahakam (1996). Sebenarnya tahun 1997 kontrak kerja sama Total berakhir. Karena melihat masih berprospeknya Blok Mahakam, Total memperpanjang kontrak kerja sama sampai tahun 2017.

Berdasarkan perjalanan sejarah penemuan Blok Mahakam oleh Total ada pesan yang dapat dipetik: Optimis! Iya, jika Total yang pihak asing saja optimis mampu memproduksi migas, kenapa negara Indonesia pesimis? Memang eksplorasi dan produksi itu tidak mudah. Bukan berarti kita harus pesimis.

Pengelolaan Blok Migas ke tangan asing merugikan Indonesia. Contohnya: pihak asing akan menguasai data blok migas Indonesia ke negaranya. Bahkan negara Indonesia tidak mengetahui data yang berisi kondisi SDA migas Indonesia. Hal ini sudah banyak terjadi di Indonesia sehingga pihak SKK Migas selaku pengelola hulu migas kesulitan untuk mengupayakan eksplorasi migas karena data yang minim.

Esensi pengambil alihan Blok Migas yang utama adalah nasionalisme dan wujud kecintaan terhadap tanah air. Saatnya Indonesia merdeka dari jajahan pihak asing yang telah lebih 40 tahun mengelola Blok Mahakam. Selama lebih 40 tahun seharusnya pemerintah sudah mempersiapkannya dan mampu mengelola Blok Mahakam. Saatnya negara menerapkan pasal 33 UUD 1945.


Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. (Pasal 33 UUD 1945 ayat 2)

Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 33 UUD 1945 ayat 3)

2. Blok Mahakam masih ekonomis

[caption id="attachment_383408" align="aligncenter" width="300" caption="Blok Mahakam"]

14314973261009634154
14314973261009634154
[/caption]

Blok Mahakam merupakan bagian dari Cekungan Kutai yangmana Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan penghasil migas paling produktif di Indonesia. Blok Mahakam terletak pada bagian timur sampai lepas pantai Cekungan Kutai yang membentuk delta sehingga dinamakan Delta Mahakam. Delta Mahakam terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat endapan dari muara Sungai Mahakam dan Selat Makasar. Kawasan Delta Mahakam mengandung sedimen dengan ketebalan lebih dari 9000 meter.

[caption id="attachment_383409" align="aligncenter" width="482" caption="Peta ketebalan sedimen berdasarkan Hamilton (1979)"]

1431497644697918414
1431497644697918414
[/caption]

Saat ini, sisa cadangan minyak terbukti dan potensial (2P) sebesar 185 juta barel dan cadangan gas 2P sebesar 5.7 TCF. Pada akhir kontrak 2017, cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3.8 TCF.

Melihat cadangan 2P Blok Mahakam yang masih banyak, pemerintah memang perlu mengambil alih Blok Mahakam. Karena Blok Mahakam masih ekonomis, menguntungkan dan pasti bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak.

3. Indonesia mampu mengelola Blok Mahakam

Pertamina sebagai BUMN migas sudah menyanggupi untuk mengelola Blok Mahakam baik dari finansial, teknologi maupun SDM. Pertamina pernah mengambil alih Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang sebelumnya dikelola British Petroleum dan Blok West Madura Offshore (WMO) yang sebelumnya dikelola Kodeco Energy. Saat pengambil alihan blok migas tersebut, tidak banyak perubahan yang dilakukan Pertamina. Pertamina masih menggunakan SDM British Petroleum untuk Pertamina ONWJ dan SDM Kodeco Energy untuk Pertamina WMO dengan tidak mengurangi gaji pegawainya. Pertamina masih menggunakan kantor yang sama dengan dikelola pihak asing sebelumnya. Begitu juga dengan teknologi dan software yang digunakan. Dari segi produktivitas, Pertamina mampu meningkatkan produksi dua kali lipat dari sebelumnya pada blok ONWJ.

Berdasarkan track record Pertamina dalam pengambil alihan blok migas yang dikelola asing dapat dikatakan bahwa Pertamina sudah mampu mengelola Blok Mahakam. Setelah didirikan 10 Desember 1957 Pertamina semakin maju baik dari segi teknologi maupun produktivitas. Pertamina juga berprestasi. Terbukti dengan masuknya Pertamina ke peringkat 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun 2013. Sehingga tidak perlu meragukan kemampuan Pertamina lagi.

Bagaimana cara penyelamatan Blok Mahakam?

Sebagai rakyat Indonesia saya optimis Indonesia mampu mengelola Blok Mahakam. Meskipun saya yakin tidak akan mudah mengelola blok penghasil gas terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, ada beberapa upaya business to bussiness yang perlu dilakukan untuk menyelematkan Blok Mahakam jika dikelola Indonesia:

1. Pertahankan SDM, tingkatkan teknologi

Saat ini, SDM yang bekerja pada Blok Mahakam yang dikelola Total lebih dari 90% warga negara Indonesia. Dengan proporsi tersebut dapat dibilang mayoritas pegawainya adalah WNI. Sebaiknya SDM tersebut tetap dipekerjakan meskipun sudah diambil alih Pertamina. Pertamina juga harus memperhatikan kemakmuran SDM tersebut. Karena mereka sudah expert dengan penggunaan teknologi maupun proses produksi Blok Mahakam. Jika mereka dirombak lagi tentu akan menimbulkan kebingungan untuk mengelola Blok Mahakam dari awal. Pertamina juga perlu mendapatkan data penting yang rahasia dan masih dimiliki pihak asing. Terutama data eksplorasi. Karena jika tidak lengkap, akan menyulitkan saat melakukan eksplorasi yangmana biaya eksplorasi paling mahal dalam pengelolaan migas.

Sebenarnya teknologi yang dimiliki Pertamina sudah lumayan. Apalagi dengan track record Pertamina yang sudah bagus. Meskipun demikian, sebaiknya teknologi yang digunakan masih selevel dengan teknologi yang dimiliki pihak asing sebelumnya.

2. Perlunya mencari cadangan migas baru

Seperti diketahui migas yang merupakan energi fosil semakin lama akan menipis. Meskipun cadangan 2P Blok Mahakam lebih 3 TCF pada 2017, tentu tidak akan cukup untuk kebutuhan energi generasi mendatang. Oleh karena itu, Pertamina perlu melakukan eksplorasi baru untuk menambah cadangan migas. Selain itu, Pertamina juga perlu menggunakan teknologi non konvesional gas untuk menambah sumber energi baru. Karena geologi Blok Mahakam mengandung serpihan batubara yang mungkin merupakan CBM jika dilakukan penelitian lebih lanjut.

Hal ini akan menjadi PR terberat Indonesia karena kondisi Indonesia yang sudah menjadi negara pengimpor migas apalagi kondisi harga minyak dunia yang rendah (tidak ekonomis). Satu sisi perlunya melakukan eksplorasi, sisi lain perlu mempertimbangkan produksi yang ekonomis.

3. Perhatikan nasib Kalimantan Timur

Blok Mahakam terletak di Kalimantan Timur. Dengan cadangan migas yang melimpah pada Blok Mahakam, seharusnya warga Kalimantan Timur hidup berkecukupan dengan infrastruktur memadai. Namun, faktanya masih ada beberapa daerah di Kalimantan Timur yang masih jauh tertinggal dari pembangunan infrastrukturnya. Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk pernah meminta pemerintah pusat untuk terlibat dalam pengelolaan participating interest (PI) Blok Mahakam sebesar 10%. Tak ada salahnya pemerintah mengabulkan permintaan Gubernur dan warga Kalimantan Timur. Asalkan pihak BUMD tersebut 100% milik pemda Kalimantan Timur. Toh BUMN dan BUMD sama-sama milik Indonesia juga, kan?

4. Nasionalisasi Aset Migas yang menguntungkan

Nasionalisasi adalah usaha pengambil alihan aset oleh Negara berdasarkan motif politik atau ekonomi, baik melalui re-negosiasi kontrak kerja sama, pengambil alihan dengan ganti rugi ataupun pembelian langsung perusahaan swasta oleh pemerintah.

Nasionalisasi aset migas pernah terjadi tahun 1960 di Indonesia yaitu saat pengambil alihan aset Shell dengan membayar kompensasi sebesar 110 juta dollar AS. Tahun 2009, Pertamina juga mengeluarkan 265 juta dollar AS untuk mengakuisisi 42.5% Offshore North West Java (ONWJ).

Dengan cadangan yang dimiliki Blok Mahakam, pemerintah juga perlu memikirkan besarnya kompensasi participation interest yang masih ekonomis untuk Indonesia.

Setelah nasionalisasi aset, pemerintah juga perlu mempertimbangkan production sharing contract (PSC). Sebelumnya pemerintah menetapkan bagi hasil 70:30 untuk gas dan 85:15 untuk minyak. Jika memang operator Blok Mahakam akan dikelola Pertamina dan BUMD Kalimantan Timur, pemerintah juga perlu menetapkan porsi participating interest yang sangat menguntungkan untuk memaksimalkan penerimaan negara.

Referensi:

http://www.kompasiana.com/blogcompetition/home/mahakam

http://www.skkmigas.go.id/data-dan-fakta-seputar-blok-mahakam

http://ekbis.sindonews.com/read/988788/34/ini-keinginan-awang-faroek-di-blok-mahakam-1428919972

http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/04/13/kelola-blok-mahakam-pertamina-pamer-pengalaman

http://industri.kontan.co.id/news/ladang-tertua-di-blok-mahakam-masih-berproduksi

http://www.migasreview.com/post/1417073977/menjelang-berakhirnya-kks-blok-mahakam--bagian-1----kronologi-perpanjangan-wilayah-kerja-blok-mahakam.html

http://economy.okezone.com/read/2015/04/13/19/1133343/pertamina-diminta-pertahankan-sdm-di-blok-mahakam

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/04/02134875/Polemik.Blok.Mahakam.

http://geologi.iagi.or.id/2008/08/09/nasionalisasi-asset-migas-bagian-pertama/

14314966041172002684
14314966041172002684

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun