Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Menjadi "Manusia" dari Seekor Serigala

6 Oktober 2021   16:03 Diperbarui: 8 Oktober 2021   07:59 5126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Serigala tangguh|Image by wallpaperaccess

Apa yang kita bayangkan ketika menyebut kata “serigala”? 

Ya, seekor hewan buas menyeramkan yang mitosnya dalam dongeng jika melolong panjang di atas bukit berbatu saat bulan purnama, mahluk penghisap darah akan datang. 

Pada dongeng anak-anak lainnya, serigala pun sering kali digambarkan sebagai hewan yang culas dan licik. Ia berusaha mengelabuhi domba-domba lugu untuk dijadikan mangsanya. 

Sepertinya, penggambaran tersebut sudah umum. Lantas, satu pertanyaan muncul. Apakah ada hal istimewa yang bisa kita lihat dari seekor serigala? Baiklah, mari kita kulik keistimewaan hewan ini.

Kita perlu tahu bahwa meski digambarkan sebagai hewan yang yang pamornya tidak sekuat singa atau harimau, tetapi uniknya serigala tidak pernah dijadikan hewan penghibur manusia (baca: atraksi sirkus).

Akilnathan Logeswaran, aktivis hak asasi manusia yang terkenal dan advokat untuk Uni Eropa, bahkan membuat kutipan: “Di dunia yang penuh dengan singa dan harimau yang menghibur massa, pernahkah Anda melihat serigala tampil di arena sirkus?”

Itu artinya bahwa kebuasan serigala tidak main-main. Ia merupakan hewan yang sulit dijinakkan. 

Jika dikaitkan dengan kepemimpinan, serigala justru menggambarkan karakter pemimpin sejati, yaitu tidak mau didikte atau diintervensi oleh orang lain, seperti yang terjadi pada harimau sang Raja Hutan atau singa si Raja Savana—dan kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri.

Faktanya lainnya, serigala memiliki sisi kebijaksanaan humanis yang mungkin malah tidak dimiliki oleh manusia sendiri—dan sebagai manusia, tidak ada salahnya apabila harus belajar sisi humanis ini dari seekor serigala, kendati terdengar ironis.

Naluriah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun