Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Dosen - DR. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., Drs., M.A.

Shofwan, lahir 12 Desember 1952, Sijunjung Sumatera Barat. Suku Melayu. Isteri Dra. Hj. Imnati Ilyas, BA., S.Pd., M.Pd., Kons. Imnati bersuku Pagar Cancang, Nagari Balai Talang, Dangung-dangung, 50 Kota Sumbar. Shofwan, sekolah SR/SD di Rantau Ikil dan Madrasah Ibtidayah al-Hidayatul Islamiyah di Sirih Sekapur, 1965. SMP, Jambi, 1968. Madrasah Aliyah/Sekolah Persiapan IAIN-UIN Imam Bonjol Padang Panjang, 1971. BA/Sarjana Muda tahun 1976 dan Drs/Sarjana Lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN-UIN Imam Bonjol Padang,1982. MA/S2 IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991. DR/S3 UIN Syarif Hidayatullah-UIN Jakarta, 2008.*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tokoh Muda Minang: Esa Hilang Dua Terbilang

31 Juli 2020   15:39 Diperbarui: 31 Juli 2020   15:39 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                    Prof. Dr. Saldi Isra, S.H., M.P.A. (Foto Courtersy detik.com)

Tokoh Muda Minang: Esa Hilang Dua Terbilang

Oleh Shofwan Karim

Tentu saja lelaki 60-an tahun itu senyum dan bersyukur membaca induk berita halaman pertama Harian Singgalang, Selasa, 11 April 2017 kemarin.

Teman yang terpaut usia hampir dua dasawarsa di bawahnya menghiasi halaman koran ini. Prof. Dr. Saldi Isra, SH., MPA dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi (MK).

Bagi lelaki ini bukan Saldi yang menjadi titik pikirannya. Tetapi kondisi kejiwaan masyarakat dan warga Minang yang di kampung dan di rantau, itulah yang membuat dia tersenyum dan sekaligus bersyukur.

Di tengah badai kejiwaan kolektif etnis Minang yang terjepit dan meleleh akhir-akhir ini, Saldi bangkit. Dia menjadi setitik lubang yang ditimpa cahaya dalam sebuah kamar yang gulita.

Ini bukan berarti menapikan nama-nama lain yang mungkin masih ada di belantara jagat republik ini. Mereka yang lain tentu ada pula yang  mempunyai prestasi dan prestise seperti Saldi. Akan tetapi dalam keadaan jiwa masyarakat dan warga ranah Minang yang 2 tahun ini galau tak alang kepalang, kini  mendapat siraman sedikit air menyejukkan.

Beberapa lama, di lepau, di caf, dan di sudut-sudut palanta, bagai bunyi nyamuk menderu suara bising menyesali diri . Oleh karena satu persatu tokoh Minang yang selama ini dianggap menjadi ikon bahkan mascot, dicokok berbagai persoalan.

Tidak usahlah menyesali diri berkepanjangan. Tegakkan kepala dan atur siasat dan strategi lagi. Taka  guna mengurut dada. Tak guna membuang diri. Tak guna menyesal. Dunia ini selalu dan akan berubah.

Saldi, dia anggap unggul dalam hal siasat dan strategi ini. Tak lama setelah Saldi diangkat menjadi Komisaris Utama (Komut) PT SP, ada perjumpaan tak sengaja. Apa lagi lelaki itu pernah 10 tahun  menjadi Komisaris pada korporat  tempat Saldi Komut dewasa itu. Dalam perecakapan singkat, Lelaki ini diberi tahu tidak sengaja oleh Saldi. Katanya, "dirinya mungkin tidak akan lama menjadi Komut PTSP."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun