Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bunda, Pahami Perkembangan Kognitif Ananda Sejak Dini

2 Oktober 2020   16:57 Diperbarui: 2 Oktober 2020   17:25 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sekitar 6 bulan yang lalu anak anak diterapkan untuk belajar dirumah dengan sistem daring (dalam jaringan) yang merupakan pencegahan dari penularan covid-19 ini. 

Anak anak tingkat menengah pertama (sederajat SMP) , menengah atas (SMA), dan bahkan para mahasiswa tampaknya tidak begitu menjadikan masalah bagi orang tua, karena diusia mereka sudah terbiasa akan belajar mandiri tanpa perlu bantuan dari orang tua nya.  

Namun berbeda dengan mereka yang masih dijenjang sekolah dasar , taman kanak-kanak, dan kelompok bermain / PAUD , Sebab mereka masih perlu untuk dibimbing dan didampingi kedua orang tuanya , Namun kebanyakan orang tua dari mereka sibuk bekerja sehingga tak heran bila terkadang tugas anak anak sering terlalaikan / terabaikan. 

Mungkin karena orang tua lebih mementingkan pekerjaan dan kesibukannya, dari pada memahami perkembangan buah hatinya. Berbeda dengan masa sebelum pandemi dimana seluruh proses belajar anak diserahkan kepada guru ketika disekolah, jadi orang tua lebih santai, Namun Sejak masa pandemi seperti sekarang ini mereka harus membimbing lebih ekstra kepada anaknya, dan bahkan mereka juga berperan menjadi guru untuk anak anaknya.

Sehingga tak jarang orang tua menerapkan gaya pendampingan / bimbingan yang otoriter (keras) , yaitu seperti memaksa anak anak menuruti kemauan orang tuanya dalam belajar, memaksa mereka, membentak, memarahi, bahkan terlebih lagi sampai main tangan kepada anaknya. Sebab mereka tidak berpengalaman dalam mendidik sehingga gaya bimbingan nya seperti yang terjadi diatas.

Hal tersebut menyebabkan dampak yang kurang baik bagi anak, seperti anak menjadi takut untuk belajar, cemas, tidak kreatif , bahkan bisa lebih buruk jika orang tuanya membandingkannya dengan anak lain. Sebab mereka masih anak anak, bunda.. mereka itu rentan jadi harus diberi pola asuh / bimbingan yang menyenangkan, dan membangkitkan semangat padanya. 

Cara pengasuhannya bisa dengan dialog dengan anak, memperlihatkan rasa senang terhadap proses belajar anak, mendukungnya, dan lain sebagainya. Dampak dari pola pengasuhan yang menyenangkan, maka akan berdampak baik bula terhadap perkembangan kognitif anak, mulai anak lebih terlihat riang/ bahagia, tumbuh rasa percaya diri, bersifat bersahabat dengan orang lain, yang nantinya juga akan berorientasi baik terhadap prestasi mereka. 

 Mengapa pola pengasuhan bisa berdampak kepada perkembangan kognituf anak?

Sebab, ditinjau dari pengertian bahwa kognitif itu sendiri meruapakan suatu proses mental manusia, proses berfikir, untuk mengetahui,memperoleh,mengorganisasi dengan mengumpulkan pengetahuan. Sedangkan perkembangan kognitif, yaitu perubahan yang terjadi pada anak dari segi pikiran, sosio emosional, bahasa dan kecerdasannya, anak melibatkan proses belajar yang progresif, seperti perhatian, memori/ingatan, dan logika/berfikir. Perkembangan tersebut sangat penting bagi anak, agar mereka memperoleh informasi, belajar mengevaluasi, mengingat, belajar menganalisis, dan lain sebagainya. 

Perkembangan kognitif anak  akan menghasilkan kemajuan di enam tahun pertama, pada masa ini anak anak akan memahami koneksi/ hubungan dengan orang disekitarnya , dan saat ia terus membuat kemajuan besar secara fisik dan mental, maka kemampuanya juga harus bertumbuh dan berkembang. 

PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA ANAK ANAK AWAL 

Pada masa anak anak awal, yaitu periode sekitar usia anak mulai 2 - 7 tahun . Masa ini disebut juga masa prasekolah , saat masa ini anak anak akan belajar untuk bermain, mengembangkan keterampilan, selalu merasa ingin tahu banyak hal, mulai menyusun kata kata untuk percakapan, dan lainnya. Untuk membimbing masa anak anak awal ini orang tua harus mengetahui terlebih dahulu perkembangan kognitifnya, supaya dapat memberikan bimbingan dan pendampingan yang baik dan benar. 

Menurut Jean Piaget masa anak anak awal (2-7tahun) , ini disebut tahapan praoperasional, , karena mereka belum banyak melakukan kinerja operasi pada otaknya. Mereka baru merepresentasikan dunianya dengan menggunakan kata - kata , bayangan , gambar . Dimana dunia kognitifnya masih  berupa  egosentrisme ( belum mampu membedakan prespektif dirinya dengan prespektif orang sekitarnya / orang lain ), dan keyakinan yang magis . 

Mereka juga belum mampu menaruh perhatian pada realita , maka tak heran jika kebanyakan hasil gambar / lukisan nya diusia mereka masih bersifat khayalan seperti pohon berwarna biru, orang berwarna kuning dan sebagainya.

Diusia  (4-7 yahun) anak anak mulai menggunakan penalaran , dan ingin mengetahui terhadap segala jenis pertanyaan, dan mereka juga akan selalu menggunakan kata "mengapa" 

Menurut Lev Vygothsky perkembangan kogintif anak akan tergantung pada lingkungan dan perangkat yang digunakanya baik keluarga yang paling utama, sekolah, orang orang disekitarnya (masyarakat) , televisi, gawai, dan lain lain . Ditahap inilah peran pembimbing khususnya orang tua dalam menyesuaikan dirinya terhadap perkembangan kognitif anak, mulai membantu pembentukan pola berpikir, belajar, menjadi pendengar yang baik untuk mereka . 

Diusia (4-5 tahun) pada umumnya anak anak suka berbicara sendiri, mulai mampu menggunakan kalimat, meniru tindakan orang dewasa , berhitung , dan sebagainya . Beberapa perkembangan kognitif yang ditunjukan pada usia ini yakni : mengidentifikasi warna warna, mulai bisa menggambar bentuk manusia / orang , mulai mengerti dimana / bagaimana tempat tinggalnya .

Untuk mendukung proses perkembangan kognitif anak yang terus berubah seiring dengan usianya maka orang tua harus selalu menstimulasianaknya agar terus aktif, supaya perkembangannya tidak mengalami penurunan. Selain itu, bersabarlah ketika anak mulai banyak mengajukan berbagai pertanyaan keingintahuannya, sebab itu merupakan kemampuan nya dan harus diasah, jangan ketika anak mengajukan pertanyan malah dibentak, dimarahi. 

Memperhatikan dan mengasah perkembangan kognitif anak memang perlu dan penting dilakukan oleh para orang tua, namun perlu diketahui juga bahwa tidak semua perkembangan anak terjadi sama , jadi jangan membandingkan anak dengan anak yang lainnya. Yang paling penting anak anak jangan diterapkan pengasuhan yang keras, selalu beri apresiasi, semangat pada mereka, apalagi ketika sudah memasuki masa TK/PAUD. 

SUMBER : Cara pintar mendampingi anak ' Novaria A. I  dan Triton P. B

 Jurnal pendidikan anak usia dini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun