Mohon tunggu...
Shofi nur hayati
Shofi nur hayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Masyarakat Madani Sama dengan Civil Society?

28 November 2022   05:44 Diperbarui: 28 November 2022   07:20 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

yang berpendapat bahwa masyarakat madani dan masyarakat madani adalah sama, namun sebaliknya ada yang berpendapat bahwa keduanya berbeda. Pasalnya, konsep ini menjadi topik yang menarik untuk diperdebatkan di kalangan ulama, praktisi agama, bahkan negarawan.

Untuk memahami esensi suatu konsep, kita perlu mengetahui akar dan sejarahnya. Mengetahui semua ini, kita tidak akan mudah jatuh ke dalam perangkap menerima sepenuhnya suatu konsep tanpa filter, atau bahkan mengkritiknya secara membabi buta tanpa alasan.

Masyarakat sipil Indonesia diterjemahkan sebagai masyarakat sipil. Gagasan masyarakat sipil muncul selama Renaisans Eropa, periode renaisans ketika mencoba mematahkan aturan gereja dan penguasa serta melegitimasi tirani dan despotisme atas nama agama. Konsep ini berkembang pada abad ke-17 ketika liberalisme agama dan politik muncul bersamaan.

Banyak pembalikan pemikiran terjadi selama Renaisans, ketika gagasan tentang kebebasan ideologis muncul di mana sebelumnya mereka berada di bawah hegemoni dan kesewenang-wenangan, membuat masyarakat Barat kontemporer trauma dan antipati terhadap otoritas agama. kehidupan sosial masyarakat.

Konten dalam pemikiran Renaisans ini memiliki banyak kekacauan dan ide ideologi pilihan bebas lahir di mana sebelumnya mereka berada di bawah hegemoni dan kesewenang-wenangan, yang menyebabkan trauma dan antipati masyarakat barat saat ini. otoritas keagamaan dan kehidupan sosial masyarakat.

Mereka percaya bahwa agama harus menjadi urusan pribadi setiap orang dan harus terpisah dari publik. Pada fase selanjutnya, antipati terhadap agama justru merebak dengan munculnya nihilisme, relativisme, antiotoritas, pandangan dunia, feminisme/gender dan pluralisme. Orang yang berani menentang ideologi Gereja akan mengalami siksaan yang luar biasa menyakitkan, hingga kematian. Kekejaman yang dilakukan oleh lembaga-lembaga ini dalam menghukum orang-orang kafir ini sudah terkenal. 

Kekejaman tak tertandingi oleh alasan dan akal sehat. Jadi orang-orang memberontak melawan gereja dan otoritas. Maka, bersamaan dengan pembebasan kekuasaan gereja (agama), lahirlah masyarakat sipil, yang merupakan awal dari sekularisme. Itulah mengapa masyarakat madani merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah pemikiran Barat yang sekuler. Menurut Kholil Hasib, peneliti Pusat Studi Islam dan Barat Gontori, akar perkembangan masyarakat sipil bisa dilacak. Sementara konsep masyarakat sipil terus dipahami sebagai negara dalam tradisi Eropa hingga abad ke-18, maknanya mulai berubah pada pertengahan abad ke-18. Saat itu, negara dan masyarakat sipil dipahami sebagai dua entitas yang berbeda.

Civil society sebagai sebuah konsep dengan penekanan pada ruang publik yang bebas dimana masyarakat dapat saling berinteraksi dengan penuh toleransi, baik sebagai individu dalam kelompok. Konsep ini mengutamakan penggunaan hak-hak individu secara bebas. Kita melihat bahwa masyarakat sipil merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konsep liberalisme, sekularisme, pluralisme dan individualisme yang berkembang di Eropa.

Di Indonesia, Nurcholis Madjid adalah salah satu tokoh yang menyamakan kedua konsep tersebut. Menurutnya, masyarakat madani yang beradab ditandai dengan kesetaraan, penghargaan terhadap prestasi, keterbukaan, paksaan dan keadilan, toleransi, diskresi dan pluralisme. Adapun pluralisme, eksklusivitas dalam agama harus dihilangkan karena menghalangi kelestariannya

Masyarakat sipil adalah tatanan sosial yang subur berdasarkan prinsip-prinsip moral, yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas sosial.

Masyarakat sipil ditandai dengan penekanan pada ruang-ruang di mana individu dan kelompok masyarakat di satu bagian negara berinteraksi satu sama lain dalam semangat toleransi. Masyarakat sipil berpartisipasi dalam kebijakan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun