PENDAHULUAN
Kecanggihan dan kemajuan teknologi di era society telah memudahkan individu untuk berinteraksi dengan dunia luar tanpa batas sehingga kemampuan berbicara dan menulis bahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan siapa pun di dunia. Untuk menguasai bahasa Inggris, setiap individu harus memperoleh empat keterampilan berbicara dan menulis receptive skills yang harus dimiliki setiap individu perlu didukung dengan tiga komponen bahasa lainnya yaitu grammatical structure, pronunciation, dan vocabulary untuk menguasai bahasa secara efektif, efisien, dan lengkap.
Menurut Handayani (2015) bahwa kemahiran berbahasa Inggris sangat krusial bagi masyarakat Indonesia karena menjadi bagian dari modal dasar untuk dapat berkompetisi dalam menghadapi era Society 5.0. Bahasa asing memegang peranan penting, terutama bagi kaum muda dalam karirnya yaitu siswa SMA/sederajat. Pembelajaran bahasa inggris di SMA/sederajat sangat berperan penting dan berpotensial untuk dipersiapkan karena pada masa ini adalah masa transisi mengenal dunia luar/kerja ataupun jenjang perguruan tinggi. Namun, kemahiran berbahasa Inggris di Indonesia masih pada tingkat dasar dan relatif rendah. Sejalan dengan pendapat Panggabean (2016) bahwa pemuda Indonesia yang mahir berbahasa Inggris masih cenderung sangat rendah. Artinya berbicara bahasa Inggris di Indonesia masih lebih terbatas pada kegiatan tertentu dan cenderung hanya sebagai legalitas saja.
Masalah serupa pun terdapat pada penelitian oleh Uleng (2022) bahwa salah satu di sekolah yaitu SMA Negeri 13 Makassar terdapat beberapa masalah yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam materi bahasa Inggris, kurangnya bimbingan tentang komponen dasar dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan kurangnya aktivitas praktis dalam pembelajaran bahasa Inggris, serta menurunnya minat para siswa untuk mempelajari bahasa Inggris.
Untuk mengatasi masalah di atas dan upaya menyongsong optimalisasi pembelajaran bahasa Inggris sehingga membutuhkan perubahan paradigma dalam pendidikan terutama pembelajarn tambahan di luar sekolah. Mahasiswa sebagai agent of change sekaligus membantu pendidik sebagai fasilitator, pendamping guru, dan pembelajar sejati yang memotivasi pemuda untuk “Merdeka Belajar”. Menurut Astini (2022) bahwa merdeka belajar adalah inisiatif kebijakan yang digagas oleh Kemendikbud RI untuk belajar secara bebas, mandiri dan kreatif dengan memberikan kebebasan kepada sekolah, guru, dan siswa untuk berinovasi. Salah satu inovasi yang sesuai dengan era society 5.0 ini adalah dengan mengadopsi pembelajaran bahasa inggris di luar sekolah secara luring dan media sosial sebagai sarana pembelajaran bahasa inggris daring bagi siswa. Oleh sebab itu, dibutuhkannya program belajar tambahan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris di era Society yaitu Fuleno (Fun Learning Nowdays).
ISI
Fuleno (fun learning nowadays) adalah program Inovatif Merdeka Belajar dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris siswa SMA/sederajat di Era Society 5.0 melalui pembelajaran luar sekolah yang mengadopsi pembelajaran interaktif secara luring maupu daring. Tujuan utama dari program ini, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi siswa SMA/sederajat menggunakan konsep Merdeka Belajar dan memanfaatkan rumah belajar dan media sosial dengan bijak sebagai sarana pembelajaran interaktif, mengasyikan, dan bermakna bagi siswa. Kemudian memberikan dorongan dan motivasi cara menggunakan Bahasa Inggris dengan baik dan benar dan motivasi terhadap pentingnya menguasai salah satu Bahasa asing di jaman yang terus berkembang dan persiapan para siswa untuk persiapan menempuh pendidikan yang lebih tinggi, memperluas jenjang karir, dan memberi peluang untuk mengikuti event internasional.
Program Fuleno dimonitoring oleh para mahasiswa, dan para guru. Metode yang digunakan adalah a communicative approach yang melatih peserta didik untuk memahami skill yang ada di tiap komponen pelatihan yang terdiri kemampuan berbicara, menulis, membaca dan mendengar (four language skills). Segala kegiatan selama program offline peserta pelatihan Bahasa Inggris dituntut untuk terus berkomunikasi secara lisan dan langsung melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, problem solving, dan kerja kelompok. Sedangkan pada program online, siswa belajar melalui media sosial yang berisikan konten mahir berbahasa inggris kemudian siswa dapat mengunduh materi dan melakukan diskusi melalui LMS yang telah disediakan.
Setiap siswa yang menjadi peserta akan mendapatkan materi dan pelatihan, yaitu: (1) materi tentang komunikasi Bahasa Inggris yang baik dan benar baik secara tata bahasa atau gramatika (grammatically correct) maupun secara pemilihan kata yang tepat (word choice) dan (2) pelatihan kelancaran komunikasi Bahasa Inggris untuk memahami ketrampilan (skill) yang ada di tiap komponen pelatihan yang terdiri dari latihan menyimak (listening comprehension), penggunaan struktur bahasa yang baik dan benar dalam tulisan (structure and written expression), pemahaman peningkatan kemampuan komunikasi bahasa Inggris dalam membaca (reading comprehension), dan kemahiran dalam berbicara (speaking skill).
Hal yang menjadi fokus pada program ini adalah peran aktif dan kerjasama dengan pemuda Indonesia atau mahasiswa dalam menciptakan karya yang edukatif, interaktif dan bermutu dalam mempersiapkan generasi emas yang memiliki kemampuan berbahasa inggris yang mumpuni dan SDM yang memadai untuk menghadapi perubahan-perubahan di era society 5.0 agar dapat memetik ibrah untuk Indonesia yang lebih baik. Program ini memfasilitasi dan menampung inovasi dan kreativitas pemuda yang bermutu tinggi dengan menumbuhkembangkan talenta dan memperluas potensi pemuda digital yang berdaya saing global.
PENUTUP