Mohon tunggu...
shofiaputri nurani
shofiaputri nurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Mahasisiwi uin maliki PIAUD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Perkembangan Moral Anak

7 November 2022   15:26 Diperbarui: 7 November 2022   15:38 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bukan rahasia lagi bagi kita bahwa anak usia dini adalah individu yang unik serta memiliki karakteristik tersendiri di setiap tahapan usianya. Pada usia 0-6 tahun merupakan  waktu yang tepat untuk memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan. Di usia tersebut otak anak tengah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Oleh karena itu lingkugan yang baik juga sangat berpengaruh terhadap seluruh potensinya. Pengetahuan dan perilaku merupakan dua hal yang saling berkaitan dan beriringan, dimana pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku begitu juga sebaliknya perilaku akan berpengaruh pada pengetahuannya. Maka dari itu sangat perlu menanamkan nilai moral kepada anak sehingga anak dapat berperilaku baik kepada siapa saja.

Kata moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang artinya kebiasaan atau adat istiadat. Moral dalam kehidupan sehari-hari yaitu berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku dalam suatu budaya. Pemberian nilai moral kepada anak sangatlah penting, karena dengan memberikan nilai moral kita dapat mengajarkan anak tentang perilaku atau kebiasaan sesuai dengan adat istiadat.

Perkembangan moral pada diri anak bisa dilihat melalui sikap dan perilaku yang dilakukan anak sehari- hari, dimana anak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Perkembangan moral pada hakikatnya ialah terjadinya perubahan pada perilaku tentang hal-hal yang benar dan salah. Perkembangan moral anak terjadi secara bertahap sesuai dengan tahap perkembagannya.

            Menurut Lawrence Kohlberg tahap perkembagan moral ini memiliki tiga tingkatan, dan memiliki dua tahapan di setiap tingkatannya.

  • Pra Konvensional
  • Menghindari hukuman
  • Seseorang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak sesuatu karena untuk menghindari hukuman. Contohnya  ketika anak disuruh belajar oleh ibunya maka anak akan belajar agar tidak dimarahi oleh ibunya.
  • Keuntunngan dan minat pribadi
  • Seseorang akan melakukan atau menilai sesuatu berdasarkan kemanfaatan atau apa yang akan diperolehnya jika ia melakukan hal tersebut. Singkatnya adalah  anak mau  melakukan sesuatu jika hal tersebut memberikan  keuntungan  baginya.
  •  Konvensional
  • Tahap Penyesuaian dengan kelompok atau menjaga sikap orang baik.
  • Pada  tahap ini anak sudah memilliki kesadaran dan kepedulian terhadap sosial dan lingkungannya.Anak sudah mulai memikirkan bagaimana kesepakata sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadap dirinya.
  •   Tahap Orientasi  Hukum dan Ketertiban
  • Peraturan dan hukuman berfungsi agar terciptanya kondisi yang tertib dan nyaman. Jika peraturan tidak ada yang  mematuhi, maka kondisi  disekitar pasti akan menjadi kacau balau, karena pada dasarnya peraturan diciptakan untuk dipatuhi dan ditaati.
  • Pasca Konvensional
  • Kontrak Sosial
  • Setiap individu pasti memiliki latar belakang  yang berbeda-beda dimana kita harus menhargai dan menghormati perbedaan tersebut.  Hak setiap individu dilihat dari hukum yang ada.
  • Prinsip etika universal
  • Prinsip ini menggambarkan prinsip internal seseorang. Ia akan melakukan segala hal  yang  dimana ia menganggapnya  sebagai sesuatu yang benar untuk dilakukan meskipun menurut hukum adalah hal yang sangat bertentagan.

Kohlberg dan Piaget berpendapat bahwa pemikiran moral anak ditentukan oleh seberapa matangnya kognitif anak yang didukung oleh lingkungan sosialnya. Menurut kohlberg perkembangan moral anak  bukanlah hasil dari sosialisasi yang diperoleh dari kebiasaan nilai kebudayaan, melainkan dihasilkan dari kreativits spontan pada  anak. Menurut kohlberg penalaran  moral lebih  menekankan  kepada konsep abstrak.

Konsep moralitas lebih condong ke konsep yang filosofis  daripada  konsep tigkah laku. Dengan konsep filosofis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur moralitas adalah prinsip keadilan dimana keadilan merupakan distribusi dari hak dan kewajiban yang mengandung konsep "euality" dan reciprocity". Kohlberg berpendapat bahwa penalaran moral bukanlah apa yang baik dan buruk tapi bagaimana seseorang bisa sampai kepada keputusan bahwa hal itu baik atau buruk.


Interaksi dengan teman sebaya juga merupakan salah satu stimulus yang dapat merubah pola penalaran moral anak. Bermain dengan teman sebaya akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil perspektif teman yang lain dan menghasilkan peraturan yang demokratis yang akan mengasah moral anak. Selain itu hubungan orang tau dan anak sangat penting bagi perkembangan moral anak. Orang tua harus memberikan pola asuh yang positif dan sesuai untuk menanamkan perilaku moral kepada anak. Mendongeng tentang kisah atau cerita rakyat juga bagus diberikan kepada anak. Karena dalam cerita rakyat mengandung pengajaran dan pelajaran moral yang dapat diambil anak.

Mendongeng juga sangat menyenangkan dan disukai oleh anak sehingga orang tua dan pendidik sangat mudah untuk mengajarkan perilaku moral dengan cara mendongeng. Banyak sekali manfaat yang didapat dari mendongeng, yaitu hubungan ibu dan anak semakin erat dan juga menjadi sarana yang efektif pemberian nilai moral.Perkembangan moral saat usia dini akan sangat berpengaruh di masa depannya nanti jadi, orang tua harus menanamkan moral kepada anak dengan baik dan tepat, sehingga kedepannya anak dapat berperilaku dengan baik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun