Kreatif, ramah lingkungan, dan bermanfaat. Itulah kesan yang terlihat saat mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar pelatihan di Desa Tegalsari, Kecamatan Karanggede. Dalam kegiatan bertajuk JELITA (Jelantah Lilin Aromaterapi), warga diajak mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi beraroma rose dan lavender yang bernilai jual.
Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang sering kali dibuang sembarangan. Praktik tersebut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, seperti penyumbatan saluran air dan penurunan kualitas ekosistem perairan. Menyadari hal tersebut, Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 membuat produk "Aromaterapic Candle Rose & Lavender: Inovasi Lilin Aromaterapi Berbasis Minyak Jelantah" di Desa Tegalsari, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.
Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengolahan limbah minyak jelantah menjadi produk yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 memberikan demonstrasi langsung proses pembuatan lilin, mulai dari persiapan bahan, pencampuran, pewarnaan, pemberian aroma, hingga pencetakan.
Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari warga yang hadir. Mereka tidak hanya belajar membuat lilin, tetapi juga memahami potensi ekonomi dari produk tersebut. Lilin aromaterapi hasil pelatihan memiliki aroma yang menenangkan, bentuk yang menarik, dan kualitas yang layak jual.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan warga setempat, khususnya ibu rumah tangga. Tahapan pelaksanaan meliputi:
1. Perendaman Minyak
Minyak Jelantah direndam dengan arang salam 24 jam untuk mengurangi bau yang tidak sedap.
2. Penyaringan Minyak Jelantah
Minyak jelantah yang dikumpulkan disaring untuk memisahkan kotoran dan residu.
3. Pencampuran Bahan
Minyak jelantah dicampur dengan palm wax dan stearic acid dalam perbandingan 50:50
4. Pemanasan dan Pengadukan
Campuran dipanaskan sambil diaduk hingga homogen.
5. Pewarnaan
Krayon bekas dimasukkan kedalam larutan minyak jelantah sembari diaduk hingga warna berubah sesuai yang diinginkan.
6. Penambahan Minyak Esensial
Minyak esensial, seperti aroma lavender dan rose, ditambahkan untuk memberikan aroma khas pada lilin.
7. Pencetakan dan Pendinginan
Campuran cair didinginkan terlebih dahulu hingga aman untuk ditungkan. Campuran cair dituangkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan hingga mengeras.
HASIL DAN MANFAAT
Pelaksanaan program JELITA memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Peningkatan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah rumah tangga.
2. Peluang usaha baru melalui produksi dan penjualan lilin aromaterapi.
3. Produk “Aromaterapic Candle Rose & Lavender” yang dihasilkan memiliki kualitas baik, bentuk menarik, dan aroma menenangkan sehingga berpotensi dipasarkan sebagai souvenir atau produk dekorasi.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat menerapkan keterampilan yang telah diperoleh secara mandiri, sehingga dapat membantu mengurangi limbah, menjaga lingkungan, sekaligus menambah penghasilan keluarga.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap lingkungan, setiap orang dapat menjadi bagian dari perubahan. Program JELITA membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi kebersihan lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Mari bersama-sama mengelola limbah minyak jelantah di rumah masing-masing dan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat. Langkah kecil ini, bila dilakukan secara konsisten dan meluas, akan menjadi gerakan besar untuk masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI