Mohon tunggu...
Lyfe

Untuk Anda Para Orang Tua, Sila Baca Ulasan Novel Ini

22 Februari 2018   14:43 Diperbarui: 22 Februari 2018   18:19 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkah kita sadari bahwa anak-anak sebenarnya membutuhkan kasih sayang orang tua? Kita mungkin sering menyadari hal tersebut sebagai pandangan yang umum. Namun, pernahkah terbayang dalam benak kita bahwa tidak semua anak bisa mendapatkan kasih sayang yang sepantasnya dari orang tua? Atau justru, kalianlah yang mungkin sebagai anak menjadi korban atau mungkin sebaliknya, kalianlah sebagai orang tua yang menjadi pelaku dari semua itu?

Novel Dunia Duniya karya Dewi Sartika ingin menyampaikan pesan kepada kita bahwa masih banyak anak-anak di luar sana yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Novel ini memberikan kesempatan bagi pembaca untuk lebih kritis dengan kondisi psikologis anak akan ketidakpedulian orang tua. Tema dalam novel menceritakan tentang 'kekerasan terhadap anak' sekaligus menjadi gambaran jelas bagaimana orang tua bertindak seakan paling tahu dalam keluarga.

Salah satu kutipan dalam novel "......sejak melihat raut wajah Sihar yang lebam dan mendengar cerita dari Mutasor tentang Sihar, mau tidak mau hatiku mulai mempertanyakan banyak hal. Mengapa hal-hal seperti itu terjadi pada kami? Mengapa kami menjadi anak-anak yang besar dengan kekerasan? Aku selalu merasa takut dan ngeri membayangkan ujung gesper Ayah yang berkilau......."menegaskan kepada pembaca bahwa tema dalam novel sangat tajam akan kekerasan terhadap anak.

Namun uniknya, tema Child Abuse ini diselingi dengan kisah persahabatan panjang nan romantis antara Duniya dan Sihar seperti yang terdapat pada kutipan "janji atas nama Allah, bahwa kita berdua akan berusaha untuk bertahan hidup sampai kita jumpa lagi. Sampai aku cukup kuat untuk menjaga Duniya, sampai aku cukup besar untuk menemui Duniya kembali. Gimana?"

"Kita berjumpa di mana?"

"Di sini, di Masjid ini."


Duniya atau Niya yang menjadi tokoh utama dalam cerita memiliki orang tua yang sangat kasar dan keras dalam mendidik. Niya adalah anak berusia sepuluh tahun dan sedang duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Tidak hanya sekolah formal, ia juga mengikuti 'pesantren setengah hari' yang biasa ia sebut sekolah agama.

Sebagai seorang anak tentu saja Duniya memiliki sifat dan watak yang datang dari kondisi sekitar yang Ia rasakan dan alami. Masa-masa hidupnya telah merubah sifat dunia menjadi seorang yang pendiam, lugu, dan selalu memendam perasaan sakit dan sedihnya. "Setelah temanku pergi, aku segera lari ke kamar mandi, lalu menangis sambil menggigit bibirku. Sakit akibat pukulan bukan alang kepalang, tapi hatiku yang mengecil jauh lebih sakit."

Meski tumbuh dalam kekerasan, namun, tokoh Duniya memiliki sikap tangguh dan tegar dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Hal itu dibuktikan dengan kutipan di bawah ini.

" Aku meringis kesakitan dan menahan diri untuk tidak menangis."

"Walau hukuman karena pergi ke kolam buaya putih sangat menyakitkan, tapi aku tetap merasa bahagia bisa melakukan perjalan bersama Sihar. Bagiku, pergi bermain dengan Sihar seperti melakukan penjelajahan alam liar dan melihat berbagai hal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun