Mohon tunggu...
Shinta Putri
Shinta Putri Mohon Tunggu... Editor - Penulis Pemula

Kecintaan saya pada menulis membawa saya kesini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sampai Standar Ganda Merusak Hubungan Asmara

16 Januari 2020   00:23 Diperbarui: 19 Januari 2020   23:17 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita mungkin pernah mengalami efek standar ganda dalam keseharian, baik kita menyadarinya atau tidak. Standar ganda adalah aturan atau prinsip yang diterapkan secara tidak adil dengan cara yang berbeda untuk orang atau kelompok yang berbeda. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai aspek mulai dari kehidupan sehari- hari secara umum, pekerjaan sampai hubungan asmara. Standar ganda dalam hubungan asmara dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari aspek ekonomi dan keuangan,kebiasaan berpakaian hingga perilaku dan peran dalam hubungan sampai keluarga.

Standar ganda  bukanlah suatu hal yang kita harus terima karena alasan sudah terbiasa ataupun budaya. Standar ganda memunculkan ketidakadilan dalam berbagai aspek saat mulai diterapkan. Bagaimana cara kita menghindarinya? Penting untuk mengetahui bahwa standar ganda dapat mengambil banyak bentuk, terlepas dari lama hubungan Anda atau kepribadian kedua pasangan.

Sebagai contoh, seorang wanita mungkin menginginkan seorang pria untuk selalu menjawab telepon atau merespon ketika dia menelepon atau mengirim pesan kepadanya, tetapi dia mungkin tidak membalas perilaku itu. Hal sederhana seperti ini juga termasuk dalam standar ganda dimana Anda mendapatkan kewajiban lebih dari yang seharusnya dan terjebak dalam situasi dimana Anda seharusnya mendapatkan timbal balik yang setara.

Jika pasangan Anda menetapkan standar ganda dalam hubungan, mungkin ada  berbagai macam alasan dibalik mengapa Ia bertindak seperti itu, atau mungkin pasangan Anda sama sekali tidak menyadari bahwa Ia telah melakukannya. Jangan luput untuk tetap mempertimbangkan dan melihat situasi dari sudut pandang pasangan Anda.

Pengalaman hidup apa yang pernah pasangan Anda  lalui? Apa kejadian yang mungkin memicu perilaku ini? Setelah Anda memahami masa lalu dan kebutuhan pasangan Anda, akan lebih mudah untuk Anda bekerja sama dengan pasangan Anda agar dapat  keluar dari masalah ini.

Cara yang paling efisien dan efektif untuk menghindari konflik tentang standar ganda dalam suatu hubungan adalah berkomunikasi secara terbuka dan bersikap jujur satu sama lain. Sebagai bagian dari hubungan ini, Anda juga perlu mempertimbangkan perasaan pasangan Anda sehingga Anda harus menyesuaikan gaya dan cara berkomunikasi Anda agar dapat mencapai suatu pemahaman yang sama terhadap kasus ini.

Jika Anda pikir ada standar ganda yang sudah berlangsung lama dalam hubungan Anda dan Anda menemukan bahwa terjadi kesulitan berkomunikasi, terutama selama konflik, atau dan sering terjadi ketidaksetujuan yang secara serius mempengaruhi hubungan Anda, mungkin  Anda dapat mempertimbangkan konseling, baik sendiri atau bersama pasangan Anda.

Standar ganda adalah suatu faktor yang tidak sehat dalam hubungan apa pun baik itu asmara hingga hubungan profesional. Ketika satu atau dua pihak dalam hubungan menetapkan standar ganda, harapan keduanya tidak akan terpenuhi, dan rasa ketidanyamanan akan mulai membangun di kedua sisi. Langkah pertama untuk mengatasi standar ganda dan memperbaiki hubungan adalah membuka semua perasaan Anda kepada pasangan. Berbicara tentang perasaan dan harapan Anda.

Semua ini tidak akan berjalan dengan mundah karena belajar untuk berkompromi satu sama lain akan sulit terutama saat ego masih membara. Jika hubungan Anda masih layak dan bisa diselamatkan, pasti akan ada suatu titik terang diantaranya. Selama standar ganda bisa disadari sebelum meracuni hubungan terlalu dalam dan adanya usaha yang cukup, hubungan Anda dan pasangan pasti dapat mencapai jenjang yang lebih tinggi dan berakhir bahagia. Cukup dimulai dari menyadari dan mau memahami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun