Mohon tunggu...
Shinta Dwi
Shinta Dwi Mohon Tunggu... -

jangan pernah sebuah masalah dijadikan sebagai sebuah beban...\r\njangan pernah takut dengan masalah yang besar.\r\nkatakan kepada masalah yang besar bahwa kamu mempunyai Allah SWT yang sangat besar dan jangan katakan Allah SWT aku mempunyai masalah yang besar.\r\nSemangat....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

13 Juni 2014   04:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:58 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Manajemen strategi PAUD merupakan suatu metode atau cara dalam mengatur, mengelolah, merencanakan sebuah lembaga pendidikan anak usia dini. Agar PAUD yang dikelolah baik, maka harus memahami tiga hal, yaitu kelembagaan pendidikan, metode pengajaran, dan kurikulum. Ketiga hal tersebut harus dipahami baik secara teoritis dan praktis.

Kelembagaan berasal dari kata “lembaga” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu badan (organisasi) yang tujuannya melakukan penyelidikan keilmuan atau melakukakn suatu usaha. Sedangkan kelembagaan itu sendiri adalah suatu pola hubungan antara anggota masyarakat yang saling mengikat, diwadahi dalam suatu jaringan atau organisasi dengan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal dan non-formal untuk bekerjasama demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Lembaga pendidikan ada dua, yaitu lembaga pendidikan non-formal dan lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal, segala bentuk kegiatannya diatur dan taat pada pemerintah. Sedangkan lembaga non-formal, segala kegiatannya diatur oleh seseorang yang berkuasa atau orang yang mendirikan lembaga tersebut.

Suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien diperlukan adanya penataan, pengaturan, pengelolaan, dan kegiatan lain yang sejenis. Langkah-langkah tersebut harus dikonsepkan secara sistematis. Dalam hal ini, pengelolaan lembaga menitikberatkan pada empat komponen, yaitu: peneglolaan tenaga kerja, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, dan pengelolaan keuangan.

Dalam mengajar anak usia dini membutuhkan metode-metode yang unik dan kreatif. Kualitas pendidik sangat menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Oleh karena itu pendidik harus mampu menguasai setiap metode pengajaran yang harus dilakukan.

Dalam tahapan mengajar anak usia dini terdapat beberapa metode mengajar anak usia dini. Yang pertama yaitu tahapan yang didasarkan pada usia anak.

1.0-3 tahun: anak dapat mengikuti kegitan pembelajaran di taman bermain. Disini yang harus diperhatikan adalah hubungan komunikasi antara guru dengan anak.

2.5 tahun: anak diberiakan kegiatan yang memberikan kesempatan untuk mengobservasi sesuatu.

3.6-12 tahun: metode pembelajaran ditekankan pada bagaimana anak berfikir kreatif.

Kedua yaitu metode Global (Ganze Method), anak membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Ketiga metode percobaan (Experimental Method), mendorong dan memberi kesempatan anak untuk melakukan percobaan sendiri. Keempat metode learning by doing. Kelima pembelajaran bilingual, dalam hal ini bahasa ibu tetap menjadi hal yang utama. Namun sebagai tambahan berkomunikasi anak tentang dunia luas, pendidik dapat memberikan bahasa lain. Misalkan bahasa inggris. Bahasa ini diajarkan dengan cara bernyanyi atau hanya sebagai perkenalan saja bagi anak usia dini. Tidak memaksa siswa untuk menghafal atau mempelajari terlalu mendalam.

Pembelajaran bilingual memiliki banyak keuntungan untuk anak usia dini, yaitu terkait dengan intelektual anak, anak lebih mengenal dunia yang lebih luas dan memiliki kemampuan konseptual dalam memaknai lingkungan sekitarnya. Anak juga memiliki kesadaran bahasa sebagai suatu gejala sosial. Dalam segi pemahaman budaya, anak dapat mengembangkan sikap toleransi terhadap budaya lain yang berbeda.

Keenam yaitu metode Glenn Doman, metode ini mengajarkan anak untuk membaca. Berikut tahapan-tahapannya:

1.Tahapan pertama: membaca kata-kata tunggal

2.Tahapan kedua: membaca gabungkan dua kata

3.Tahapan ketiga: membaca sebuah kalimat sederhana

4.Tahapan empat: membaca kalimat panjang

5.Tahapan kelima: membaca buku

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Pada usia 2- 4 tahun, anak hanya ingin bermain, melakukan latihan berkelompok, penjelajahan, bertanya, menirukan dan menciptakan sesuatu.

Usia 5 tahun, anak baik secara fisik maupun kejiwaan sudah siap untuk belajar hal-hal yang tidak sederhana dan berada dalam waktu yang cukup lama di sekolah. Usia 6 tahun, anak telah mengalami perkembangan dan kecakapan dalam keterampilan fisik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun