Mungkin karena faktor kesulitan ekonomi, persaingan menjadi sangat ketat dan hal ini pun disebabkan karena saat musim dingin mereka yang biasa bertani tidak dapat bekerja di tanah garapan dan beralih menyewakan kuda2 nya.Â
Tipikal negara Asia yang sedang berkembang, tidak ada antri untuk menaiki cable car. Saling mendahului dan berebut.Â
Namun kami mencoba tetap antri dan dengan bantuan pemandu kami bisa bersama2 naik cable car menuju puncak, sayang sampai di puncak, salju turun cukup tebal sehingga kami hanya sempat bermain2 sebentar dan kembali turun karena udara semakin dingin.
Tujuan berikutnya adalah taman bunga  Mughal Garden yang saat itu masih tersisa hamparan bunga tulip yang indah walaupun tidak seluas dan selengkap di Belanda namun kami cukup menikmatinya. Sering melihat film Bollywood dengan pemandangan padang rumput dan gunung salju ? ya di Kashmir ini tempat shootingnya, suasananya sama dengan di Swiss, makanya Kashmir sering disebut sebagai Switzerland of India
Belanja ? hmmm … buat para wanita adalah surga. Perhiasan perak dan batu, karpet2 indah dan terutama pashmina shawl. Siapa yang tak kenal produk Kashmir yang jika di belahan Eropa sana  sangat ekslusive dan mahal.Â
Disini di tempat asalnya kita mendapatkan harga yang relatif lebih murah seperti cardigan, sweater ataupun shawl.Â
Keunggulannya adalah material tipis namun dapat menghangatkan tubuh sehingga kita tidak perlu menggunakan jaket tebal atau berlapis2 jika sudah mengenakan cardigan atau sweater buatan Kashmir  ini.
Tiga malam di Kashmir menyisakan kenangan indah, walaupun jalan masih penuh debu,  keadaan kota belum sangat maju, banyak militer di setiap sudut jalan namun julukan Paradise on Earth telah melekat. Kembali ke Kashmir ? kenapa tidak…
Sumber foto pribadi dari Yudi Purwadi