Mohon tunggu...
Shevira Regita Maharani
Shevira Regita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1-Keperawatan Universitas Airlangga

Dreamies

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahagia Bikin Sulit Tidur, Kok Bisa? Hormon Ini Pemicunya

1 Juni 2022   11:21 Diperbarui: 1 Juni 2022   11:30 2494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tidur adalah kebutuhan yang wajib terpenuhi untuk setiap manusia, namun tentunya untuk mendapatkan waktu tidur yang optimal terkadang kita menemui berbagai hambatan untuk mulai terlelap. Pada umumnya jatah waktu tidur manusia dewasa adalah 7-8 jam. Menurut riset dalam the journal Sleep disebutkan bahwa kurang tidur hanya dua jam dari durasi normal bisa membuat kita sulit untuk bahagia. Selain itu bahagia pun juga dapat mempengaruhi waktu tidur, bagaimana bisa?

Tubuh manusia menghasilkan banyak hormon untuk menjaga mekanisme berbagai organ dalam tubuh, salah satu hormon yang diproduksi adalah hormon Serotonin. Hormon Serotonin ini diproduksi ketika kita merasa bahagia. Serotonin atau 5-hydroxytryptamine (5-HT), adalah neurotransmitter dari peran fisiologis integral dalam tubuh manusia,hormon ini terlibat dalam pengaturan berbagai aktivitas misalnya perilaku, suasana hati dan memori. Ketika kita bahagia menyebabkan pelepasan 5-HT di celah sinaptik, dimana hal ini mengakibatkan efek sesuai dengan reseptor yang menyebabkan respons seperti adrenergik (misalnya midriasis, peningkatan denyut jantung, dan pernapasan).

Serotonin menyebabkan vasokontriksi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga jantung berdenyut lebih cepat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Denyut jantung yang berdetak atau berdenyut lebih cepat ini mengakibatkan kita tidak dapat tidur. Selama tahapan tidur pertama yaitu tahap 1 NREM, tubuh, pikiran dan mental masih berada pada ambang realitas dan alam bawah sadar, sehingga kita masih setengah sadar tetapi juga setengah tertidur. Pada tahap ini detak jantung, pernapasan, hingga pergerakan mata melambat. Namun, ketika tubuh menjadi tidak rileks karena denyut jantung terlalu cepat sedangkan syarat umum agar seseorang dapat tertidur adalah tubuh rileks, maka kitapun akan sulit terlelap.

Kesimpulannya adalah ketika kita bahagia, tubuh menghasilkan hormon serotonin. Hormon serotonin ini memiliki efek pada denyut jantung, denyut jantung berdenyut lebih cepat sehingga kita pun sulit untuk tertidur. Bahagia membuat seseorang menjadi excited dan terkadang kita juga memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya sehingga kita pun menjadi tidak mengantuk.

Referensi:

Berger M, Gray JA, Roth BL. The expanded biology of serotonin. Annu Rev Med. 2009;60:355-66

Leysen JE, Van Gompel P, Gommeren W. Distinction between adrenergic and serotonergic receptor subtypes: specificity of drugs and absence of cooperative interactions between adrenergic and serotonergic receptor binding sites. J Cardiovasc Pharmacol. 1988;11 Suppl 1:S78-87

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun