Di suatu malam tepatnya di hari valentine day saya bersama para suster, beberapa pastor, diakon, frater, dan beberapa umat menghadiri acara ulangtahun imamat seorang imam di Parokiku. Semua kami yang hadir di sana sangat bersukacita dengan bernyanyi, berdoa dan tertawa bersama. Kami merasa bahagia dan bersyukur atas kebahagiaan yang dialami imam kami. Walaupun acaranya sesederhana mungkin karna masa pondemi covid 19 ini tetapi tidak mengurangi rasa bahagia kami di malam itu.
Setelah acara potong kue selesai kami dipersilahkan makan, sistem pengambilan makanannya secara prasmanan, satu per satu atau secara antrian mengambil makanannya sendiri di meja makan yang telah disediakan oleh bapak komunitas bersama para koki terbaik di parokiku. Begitu banyak makanan di atas meja dan semuanya enak sampai sayapun tidak meninggalkan sisa nasi di atas piringku.
Selesai makan bersama, seorang diakon datang memanggilku dan menyuruhku duduk di sampingnya, beliau yang selama ini mengajari saya cara menulis di kompasiana, kebetulan hari itu saya minta bantu lagi kepadanya untuk mengoreksi hasil tulisan keduaku yang akan saya posting ke kompasiana berhubung  karna saya masih belum percaya diri akan tulisan yang telah saya buat untuk bisa dimuat di kompasiana.Â
Setelah dia mengoreksi kelemahan dari tulisanku lalu dia membantuku untuk mencari judul atas tulisanku itu. Tetapi tetap saja saya masih belum yakin akan isi tulisanku itu karna menurut saya kalimatnya masih bertele-tele. Diakon terus memotivasi saya dan mengatakan tulisanmu sudah bagus dan memintaku untuk membuka kompasiana di handponeku lalu menyuruhku untuk memposting tulisanku di kompasiana. Saya pun tidak menolak dan beberapa menit kemudian tulisanku telah masuk di kompasiana.
Selesai acara ulangtahun, saya dan beberapa temanku pamit pulang ke rumah karna jarum jam sudah menunjukkan jam 21.30 Wib. Sesampainya di rumah saya mendapatkan telepon dari diakon, dia mengucapkan selamat kepada saya atas tulisan yang tadi saya posting di kompasiana mendapatkan label pilihan dari pihak kompasiana yang berarti mereka menyukai tulisan saya. Saya sangat terkejut dan tidak percaya, sebelum diakon mengakhiri pembicaraan kami ditelepon diakon sekali lagi memotivasi saya dengan mengatakan rajinlah menulis, tulislah sesuatu setiap hari, bisa tentang kegiatanmu di sekolah ataupun pengalamanmu yang kamu alami setiap harinya. Â
Syukur kepada Tuhan setelah saya membuka kompasiana ternyata yang dikatakan diakon benar, tulisanku ada label pilihan di kompasiana, hatiku merasa bahagia di malam itu, saya sangat senang sekali, rasa syukur dan bahagiaku malam itu saya sampaikan kepada Tuhan lewat doa malam bersama keluargaku. tidak lupa juga saya bertemakasih kepada diakon yang selama ini memotivasi dan menyemangatiku untuk tetap percaya diri untuk menulis.
Inilah tulisan keduaku di kompasiana tetapi pihak kompasiana memberikan reward yang membuat saya semakin percaya diri untuk tetap menulis dan akan tetap menulis.
