Pada artikel berjudul "Kemiskinan Moral dalam Komunikasi Politik: Dari Wakil Rakyat ke Warga Negara" yang ditulis oleh Bapak Drs. Study Rizal LK., M.Ag memberikan komentar mengenai anggota dewan yang kehilangan etika dalam berkomunikasi kepada warga negara.
Dalam artikel tertulis bahwa komunikasi politik adalah jembatan antara penguasa dan warga negara. Jika para penguasa tidak merespons dengan baik dan lebih parahnya secara kasar pada warga negara. Maka, semua tidak akan bisa berjalan baik. Suara rakyat yang tidak dihargai dan anggota dewan yang tuli mengenai suara rakyat akan membuat rakyat di luar sana yang sedang kesusahan akan terlantar. Jika seperti itu maka negara ini tidak akan bisa menjadi negara maju.
Tertulis juga pada artikel mengenai demokrasi yang seharusnya menggunakan bahasa yang memancarkan kebijaksanaan. Tentunya hal itu benar, karena dengan adanya komunikasi yang baik kepada warga negara maka akan timbul rasa kepercayaan dari masyarakat. Dibandingkan dengan menggunakan bahasa tidak baik yang mencerminkan miskin etika, anggota dewan akan kehilangan wibawa di mata warga negara dan membuat para warga negara bertanya-tanya "bagaimana bisa mereka duduk di parlemen dengan etika seperti itu?"
Maka dari itu, seharusnya para anggota dewan selalu menjaga martabat mereka di mata warga negara dengan memiliki moral dan etika yang baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI