Mohon tunggu...
Shelina Adyah
Shelina Adyah Mohon Tunggu... Lainnya - masih belajar menulis, maaf bila ada salah kata atau kurang pemahaman

Mahasiswa PWK UNEJ 2018

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Utang Luar Negeri bagi Perekonomian Indonesia

18 Mei 2020   13:00 Diperbarui: 18 Mei 2020   12:53 11598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Utang luar negeri atau juga dikenal dengan nama pinjaman luar negeri adalah Pinjaman luar negeri adalah total utang yang harus dibayar oleh penduduk jika suatu negara berhutang kepada kreditor asing, pelengkapnya adalah utang internal yang menjadi hutang para pemimpin domestik. Debitor dapat berupa pemerintah, perusahaan atau warga negara dari negara itu. Utang termasuk uang yang terhutang ke bank komersial swasta, pemerintah asing, atau lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Utang Luar Negeri atau ULN saat ini menjadi perdebatan publik khususnya di negara - negara berkembang tak terkecuali Indonesia yang selama ini sering muncul adalah besarnya beban hutang yang harus ditanggung bahkan merugikan pembangunan atau membuat rakyat di negara-negara peminjam menderita. Padahal tujuan utama dari peminjaman adalah untuk menjalankan pembangunan ekonomi dan sosial sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan di negara - negara peminjam. (Tambunan, 2001). Pemanfaatan utang luar negeri (ULN) atau bantuan luar negeri sebagai sumber  pembiayaan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi dan sosial. Bukan hanya di negara-negara berkembang (NB) termasuk negara Indonesia melainkan juga di negara-negara yang sekarang dikenal sebagai negara - negara maju. Satu contoh yang sangat terkenal yaitu pembangunan kembali negara - negara Eropa barat pasca perang dunia (PD) II pada dekade 1950-an melalui bantuan dana yang sangat besar dari Amerika Serikat yang dikenal dengan Marshall Plan (Tambunan; 2001; 1). Pada masa krisis ekonomi, pinjaman luar negeri atau utang luar negeri Indonesia termasuk utang luar negeri pemerintah, telah meningkat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar utang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melalui APBN RI dengan cara yaitu mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal Ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga membebani masyarakatnya, khususnya masyarakat yang wajib pajak di Indonesia. 

Dalam jangka pendek utang luar negeri memberi keuntungan untuk pemerintah pusat dalam membiayai defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun dalam jangka panjang, utang luar negeri dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan ekonomi di Indonesia, salah satunya yaitu dapat menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah (inflasi). Utang luar negeri harus dibayarkan beserta dengan bunganya, negara yang tidak bisa membayar hutang secara terus - menerus akan memiliki image negara yang miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain). Untuk mengurangi hutang luar negeri di Indonesia terdapat beberapa solusi, solusi - solusi tersebut yaitu; Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil pada masyarakat; Meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor; Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan utang luar negeri; Mendorong rasa kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan kepada masyarakat. Indonesia kaya akan sumber daya alam unggulan sehingga bila dimanfaatkan secara optimal maka akan memberikan keuntungan berupa devisa negara; Mengembangkan  sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejahteraan yang berkeadilan dan merata. Dengan solusi - solusi tersebut diharapkan berkurangnya adanya utang luar negeri untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun