Mohon tunggu...
Sheila Happy Natania
Sheila Happy Natania Mohon Tunggu... Mahasiswa - College Student

Welcome to my page!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Budaya Risiko di Lingkungan Kerja Selama Pandemi Covid-19

17 September 2021   22:27 Diperbarui: 17 September 2021   22:41 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebanyak 103 perusahaan di DKI Jakarta disegel lantaran melanggar aturan PPKM Darurat (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Dalam membentuk budaya risiko, ada beberapa tahapan yang perlu dilalui agar penerapan budaya risiko sesuai dengan yang diharapkan. 

1. Membangun komitmen dimulai dari pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan menjadi pendorong dalam membangun budaya risiko yang selanjutnya akan dikomunikasikan oleh para manajer kepada karyawan-karyawan perusahaan.

2. Memberikan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya memiliki budaya risiko yang baik serta dampak yang diberikan apabila perusahaan tidak dapat menghadapi risiko yang ada.

3. Melakukan komunikasi secara konsisten agar pihak-pihak di dalam perusahaan dapat terus sadar dan mempertahankan budaya risiko yang baik.

Adanya budaya risiko yang baik dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan, namun sebaliknya budaya risiko yang buruk dapat mengancam keberlangsungan dari perusahaan. 

Penerapan budaya risiko merupakan komitmen dan kerja sama dari semua pihak dalam perusahaan. Budaya risiko juga dapat membantu perusahaan dalam mengelola dan menghadapi risiko yang ada terutama selama pandemi COVID-19 ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun