Mohon tunggu...
Shazia Trinailah M
Shazia Trinailah M Mohon Tunggu... SMA Labschool Cibubur

SMA Labscib

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

"Ngapain Belajar, Kan Ada AI" - Apa Kabar Karakter Kita?

7 Oktober 2025   21:35 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penggunaan AI dalam Pembelajaran (Sumber: news.unram.ac.id)

Perkembangan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) telah menjalar hampir semua kalangan. Pada kalangan remaja, teknologi AI yang mampu memberikan informasi, meringkas dokumen, dan menyusun presentasi dalam sekejap, sudah lazim ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali aspek pendidikan. AI memberikan kemudahan dalam mengakses dan menyelesaikan tugas akademik hanya dengan mengirimkan soal dalam bentuk teks ataupun foto kepada AI, lalu menyalin jawaban yang telah diberikan, tanpa menggunakan kemampuan berpikir sama sekali untuk memecahkan permasalahan soal tersebut. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah ketergantungan teknologi berbasis AI yang berlebihan berpengaruh terhadap pembentukan karakter remaja yang kurang mandiri, tidak jujur, dan bergantung pada teknologi?


Tidak dapat dimungkiri bahwa penggunaan AI acap kali dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2025, sebanyak 27,34% responden telah menggunakan AI, dengan generasi Z menempati posisi tertinggi, yakni 43,7%. Selain itu, sebanyak 43,98% generasi Z menggunakan AI dalam bidang pendidikan. Data tersebut menunjukkan bahwa Artificial Intelligence (AI) memberikan kemudahan bagi para pelajar Indonesia dalam memahami materi atau menemukan jawaban dari tugas yang mereka miliki. Di sisi lain, berdasarkan indeks literasi AI hasil survei APJII sebanyak 49,96% menunjukkan pemahaman yang belum memadai untuk mengoptimalkan teknologi AI. Hal tersebut berarti mayoritas generasi Z masih bergantung pada jawaban AI dan belum terampil dalam membedakan keputusan AI dari keputusan manusia.

Beberapa kemungkinan alasan generasi Z cenderung bergantung pada jawaban AI adalah karena ingin mendapatkan jawaban dengan cepat akibat keterbatasan waktu, rendahnya tingkat literasi, dan ketidakmampuan dalam memecahkan masalah. Adanya sifat kebergantungan tersebut dapat menimbulkan beberapa dampak negatif dan berpengaruh terhadap pembentukan karakter remaja untuk masa depan, di antaranya melemahnya kemampuan berpikir kritis, munculnya sikap tidak jujur, dan menurunnya semangat belajar mandiri. Melemahnya kemampuan berpikir kritis akibat terlalu sering mengandalkan AI dapat mempengaruhi keterampilan yang dibutuhkan di masa depan, yakni kemampuan problem-solving yang sangat diperlukan dalam dunia kerja. Selain itu, kecenderungan menyalin jawaban tugas tanpa memahami materi dan tanpa usaha mandiri juga merupakan dampak negatif dari ketergantungan pada AI.


Oleh karena itu, untuk mengatasi dan menghindari kecenderungan dalam mengandalkan AI dibutuhkan upaya pengawasan dan regulasi pada penggunaan AI secara bijak dalam pembelajaran, peningkatan kebiasaan literasi sejak dini, dan penanaman nilai-nilai etika yang kuat. Dengan demikian, artikel ini menekankan pentingnya penggunaan teknologi berbasis AI dengan baik dan benar pada generasi Z agar tidak mengurangi kemampuan karakter intelektual dan nilai-nilai akademik yang penting bagi siswa di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun