Mohon tunggu...
Nurry Savitri
Nurry Savitri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just a mom

Penikmat Kopi, Penyuka Sastra

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gerak Lebih Cepat dengan Punya Banyak Profesi, Why Not?

2 Desember 2014   19:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417498810578879148

Pada dasarnya, bekerja adalah wujud eksistensi diri. Dengan bekerja seseorang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun bagi saya bekerja adalah panggilan jiwa,  juga sebagai media untuk menyalurkan segenap ide atau gagasan yang saya punya.

Bagaimanapun bentuknya sebuah pekerjaan, sedikit banyak mungkin akan memberikan tekanan pada tubuh dan pikiran kita. Apalagi, jika pekerjaan yang kita lakukan adalah pekerjaan yang bukan menjadi passion kita. Tantangan dan beban mental mungkin akan sering kita dapatkan. Oleh sebab itu, saya selalu berusaha untuk memilih pekerjaan yang sekiranya saat  saya bekerja, saya tidak merasakan bahwa ada sebuah tuntutan atau tekanan pada diri saya. Alhasil, 5 profesi pun bisa saya jalani sekaligus.

Hmm... mungkin memang kelihatannya berlebihan. Tapi, yah itulah yang saya jalani saat ini. Bukan karena saya selalu merasa kekurangan (secara materi) sehingga saya harus bekerja ekstra keras. Tapi, saya melakukan pekerjaan itu karena saya suka dan nyaman di dalamnya. Menurut saya, sangat rugi sekali jika saya bisa melakukan suatu hal positif tapi tidak saya kerjakan hanya karena alasan sepele seperti malas. Oleh karena itu, saya selalu melecut semangat saya sendiri dengan berprinsip, “Jika yang lain bisa, kenapa saya tidak?”

Saya adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan internet marketing di kota Jepara. Posisi saya sebagai copy writer di perusahaan tersebut. Banyak suka duka yang saya alami dalam menjalani profesi sebagai  copy writer. Saya harus berpikir untuk menulis artikel semenarik mungkin yang bersifat persuasif tanpa mengabaikan trik-trik SEO. Jika saya sedang bad mood, pekerjaan itu bisa menjadi momok paling menyebalkan bagi saya. Untungnya, saya selalu berusaha untuk menikmati pekerjaan saya. Jadi, bagaimanapun kondisi saya, ide harus tetap mengalir dong.

Setelah seharian bekerja di kantor, malam harinya saya beralih profesi menjadi tentor atau pengajar di bimbel (bimbingan belajar) yang memang saya dirikan sendiri. Awalnya saya mendirikan bimbel tersebut agar bisa membantu anak-anak di sekitar tempat tinggal saya dalam belajar. Saya prihatin pada anak-anak sekarang ini yang malas belajar padahal semua fasilitas tersedia lengkap. Namun, setelah saya memutuskan untuk bekerja di kantor, saya hanya bisa mengajar pada malam hari saja.

Lalu, saya juga menjalani profesi sebagai freelance editor di sebuah penerbit di Kota Yogyakarta. Minimal sebulan sekali saya mendapat order untuk menjadi editor komik bahasa Jepang. Cukup menyenangkan ternyata. Selain saya bisa mengamalkan ilmu yang pernah saya pelajari waktu duduk di bangku kuliah, saya juga bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu baru yang mungkin belum pernah saya dapatkan. Selain itu, saya juga menjajal profesi baru yakni menjadi wartawan lepas di sebuah portal berita online di Jawa Tengah. Ketika libur kerja saya menyempatkan diri untuk refreshing sekaligus mencari-cari berita yang sekiranya bisa saya suguhkan pada pemirsa. Sungguh pengalaman yang benar-benar luar biasa dalam hidup saya, ketika sedang meliput berita dan mewawancarai orang-orang dari berbagai kalangan.

Nah, ada satu lagi profesi yang baru-baru ini saya jalani, yakni bisnis kopi dan cokelat. Saya tidak menyangka dua makanan yang menjadi favorit saya ini bisa menjadi  ide bisnis. Meski masih baru, tapi alhamdulillah respon dari keluarga dan masyarakat sangat baik. Semoga bisnis ini bisa menjadi ladang rejeki untuk saya dan keluarga ke depannya. Amiin...

Punya banyak profesi memang menjadi pilihan hidup saya. Oleh sebab itu, saya selalu dituntut untuk gerak lebih cepat demi profesionalisme kerja. Banyak tantangan dan kendala yang saya hadapi setiap harinya. Terlebih lagi jika semua pekerjaan itu menuntut untuk diselesaikan lebih cepat dari biasanya. Misalnya, saat tugas di kantor sedang menggunung, anak-anak didik saya akan menghadapi ujian semester, deadline editing yang hanya beberapa hari saja, pesanan coklat dan kopi sedang banyak dan ada beberapa berita penting yang memang harus segera diliput. Jika sudah begini, saya bisa pusing tujuh keliling.

Namun, bagaimanapun kondisinya saya selalu berusaha santai tapi tetap berpikir untuk gerak lebih cepat agar semua pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu. Pikiran yang jernih dan kondisi tubuh yang selalu fit memang selalu saya butuhkan untuk bisa menjalani kelima profesi saya tersebut. Bagi saya, semua tawaran pekerjaan yang datang adalah rejeki dari Tuhan yang sangat tidak pantas saya tolak. Selagi saya mampu, saya akan terima semua kesempatan itu. Demi masa depan dan kehidupan yang lebih baik tentunya.

Beberapa tips gerak lebih cepat versi saya yang mungkin bisa bermanfaat untuk pembaca adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun