Mohon tunggu...
Sasa Kurnia Dewi
Sasa Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Guru - UIN WALISONGO SEMARANG

Hallow Selamat Datang dan selamat membaca. Semoga bisa mengambil manfaat dari sini yaaa :) Luv 🤍

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stigma Pendidikan di Mata Masyarakat Awam dan Desa Terpencil

3 Agustus 2022   06:28 Diperbarui: 3 Agustus 2022   08:00 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan merupakan proses perubahan perilaku yang terjadi dalam diri manusia menuju dewasa. Yang mana, mereka dituntut untuk berkembang dan berperilaku menyesuaikan dengan norma yang berlaku di lingkungan sekitar. 

Jika kita melihat konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, konsepnya sangat cocok diterapkan pada generasi muda yang ingin sukses dan berkembang. 

Karena dengan adanya konsep pendidikan memiliki arti "Memerdekakan". Sehingga setiap orang memiliki kebebasan dalam memilih apa yang menjadi tujuan hidup yang ingin mereka capai dan tentunya mereka bebas dalam mengekspresikan diri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Tetapi, jika kita melihat realita dalam masyarakat di desa terpencil, pendidikan bukanlah suatu hal yang diutamakan. Kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam bangku persekolahan bukanlah suatu hal yang di takutkan, bahkan para orang tua masih banyak yang menyepelekan pentingnya pendidikan. 

Ditambah isu-isu yang beredar di masyarakat bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin kesuksesan masa depan. Dari anggapan diatas, mengakibatkan banyak orang tua lebih memilih anak mereka untuk bekerja, bahkan menyarankan untuk menikah dalam usia muda.

Alasan kongkret yang mendorong mereka menikahkan putra-putrinya adalah agar sang anak lebih terjamin kehidupan masa depannya, karena sudah ada suami yang membiayai dan menghidupi. 

Apalagi jika anak gadisnya dinikahi orang kaya maka itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi orang tua, padahal itu tidak menjamin kebahagiaan anaknya. 

Maka dari itu, sebagian gadis desa yang tidak ingin memiliki nasib demikian, mereka lebih memilih untuk memperjuangkan masa muda dan pendidikan. 

Meskipun selalu muncul stigma masyarakat bahwa wanita tidaklah perlu untuk sekolah tinggi-tinggi karena pada dasarnya hanya masak, macak (dandan), manak (melahirkan) dan menjadi ibu rumah tangga.

Pola pikir yang demikian itu, sering kita jumpai di daerah pedesaan terpencil. Sebab pada umumnya, beda lingkungan beda juga pola pemikiran, namun seiring berjalannya waktu pendidikan merupakan suatu yang sangat penting bagi kaum perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun