Mohon tunggu...
SharonVC
SharonVC Mohon Tunggu... Musisi - pelajar

Nama : Sharon kelas : XI IIS 1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Loop

20 November 2019   16:08 Diperbarui: 20 November 2019   16:21 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apakah kalian pernah menonton suatu film dimana di dalam film itu terjadi suatu 'loop'. Film tentang mengulangi hari yang sama seperti film 'Happy Death Day' atau 'Before I Fall'. Cerita - cerita seperti itu selalu membuatku berpikir "hal itu gak mungkin terjadi di dunia nyata", tapi hal yang sebaliknya terjadi padaku. Ini adalah cerita pengalamanku terhadap time loop.

Ceritaku dimulai 4 tahun yang lalu, saat itu aku adalah siswi kelas 7 di sekolah XX.  Kehidupanku pada saat itu ya seperti kehidupan siswa pada umumnya, sibuk belajar, sibuk tugas, sibuk bergaul. Dari semua kesibukan itu kita juga sibuk dalam mengurus acara di dalam sekolah, salah satunya adalah acara festival di sekolah kita. 

Dalam festival itu terdapat banyak pengisi acara, dan booth - booth mainan dan makanan, tapi acara utama kita adalah tampilan pentas yang selalu bertema cerita adat. Setiap tahun salah satu guru yang berkewajiban akan memilih orang dari setiap kelas untuk bermain di pentas nya, dan juga orang orang yang berperan sebagai stagehand. Salah satu sahabatku Meisei, dipilih sebagai salah satu pemeran utama.

Selama beberapa hari menjelang festival, kebanyakan pelajaran kami dipakai untuk persiapan festival. Semuanya masih berjalan dengan normal dan lancar, sampai suatu hari aku melihat sebuah van hitam di lapangan sekolah. Keluar dari van hitam itu ada 2 orang lelaki yang berjas hitam dengan pasangan kacamata hitamnya. 

Tidak lama salah satu guruku menghampiri mereka, awalnya kukira mereka datang untuk membawakan props untuk pementasan, tetapi apa yang terjadi selanjutnya membuatku terbeku menjadi batu. Mereka dengan kilat membius guruku ,lalu dari van hitamnya keluar satu orang yang sangat mirip dengan guruku yang terbius itu. 

Dengan panik ku langsung mencari teman teman ku dan guruku dan aku menceritakan apa yang telah ku lihat tadi, tapi tentu saja mereka menganggapnya bercanda dan tidak serius. Tidak lama setelah itu guruku yang terbius itu datang, tetapi aku tidak yakin lagi kalo dia adalah guruku yang sebenarnya. 

Sejak hari itu aku terpikir terus tentang van hitam itu dan aku jadi lebih memperhatikan guruku itu, mencari gerakan gerakan yang mencurigakan, ya tentu saja aku tidak dapat menemukan apa apa dan kalaupun ada tidak akan ada yang mempercayaiku, jadi fokusku lebih kepada persiapan pementasan. 

Hari pementasan itu pun tiba dan aku sedang di kamar persiapan pemain menemani temanku Meisei yang sedang panik. Aku mencoba menenangkannya sebisa mungkin , dan akhirnya pementasan pun dimulai......tiba tiba terdengar suara tembakan.....Meisei lalu terjatuh....baju putihnya ternoda dengan warna merah.....lalu aku terbangun. 

Dengan panik aku langsung terbangun dari tempat tidur dengan nafas yang berat. Lalu aku menenangkan diri , mengatakan ke diriku bawah aku harus tenang itu hanya mimpi. 

Esok harinya aku menjalankan kehidupanku seperti biasa, seperti mimpi itu tidak pernah terjadi. Setahun pun berlalu dan sekarang aku sudah kelas 8, aku sudah melupakan semuanya tentang mimpi itu. Sampai suatu hari sekolah mengumumkan hari festival, semua orang sedang sibuk, dan guru guru sedang memilih murid murid untuk menjadi pemeran di pementasannya. Sahabatku Meisei ditugaskan sebagai salah satu aktor figuran di pementasan nanti. 

Dalam beberapa hari kita sangat sibuk dalam persiapan pementasan, tetapi yang membuatku aneh adalah hal hal  Dejavu yang terus terjadi kepadaku. Sampai suatu hari aku melihat van hitam, aku langsung teringat dengan mimpi itu yang terjadi tahun lalu. Hal hal buruk juga terulang kembali. Guruku datang menghampiri orang yang berjas hitam, lalu guruku di bius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun