Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸 | Visit me in another universe at shabirahannisa.blogspot.com 💻

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikmati Senja bersama Alunan Musikalisasi Puisi Sapardi dan Joko Pinurbo

11 April 2018   11:37 Diperbarui: 11 April 2018   17:38 3339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapardi Djoko Damono dan Joko Pinurbo berbicara mengenai

Jakarta, 7-8 April 2018, Gramedia sebagai penerbit buku ternama di Indonesia menyelenggarakan kegiatan literasi, Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF) yang diselenggarakan di Gedung Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan 25 penulis serta sastrawan Indonesia yang karya-karyanya sudah terkenal. Forum ini dapat dikatakan sangat memberikan manfaat yang besar kepada para pengunjung yang datang, sebab dalam forum tersebut pengunjung dapat berkesempatan untuk belajar dan sharing ilmu dari para master literasi terkenal, seperti Sapardi Djoko Damono, Eka Kurniawan, Joko Pinurbo, Tere Liye, Bernard Batubara, dan sebagainya. 

Selain itu, acara yang tidak dipungut biaya sedikit pun alias gratis tersebut juga menyediakan arena "Editor's Clinic", di mana bagi para peserta yang sudah memiliki sebuah karya atau tulisan, bisa langsung membawa ke editor untuk diberi masukan dan saran.

Mengunjungi forum literasi seperti Gramedia Writers and Readers Forum merupakan hal baru bagi saya. Berbekal rasa ketertarikan saya terhadap sastra, akhirnya sore itu saya mendaftar untuk sesi yang terakhir, yaitu "Menyayangi Puisi" dan "Musikalisasi Puisi."

Sesi pertama yang berlangsung pukul 16.00 WIB dengan tema "Menyayangi Puisi" diawali dengan kegiatan sharing yang disampaikan oleh Sapardi Djoko Damono dan Joko Pinurbo dengan dipandu oleh Tatyana Soebianto.

Dalam sesi sharing tersebut dibahas bahwa 9 dari 10 milenial mengaku jika Bahasa Indonesia itu pelajaran yang bisa dikatakan pelajaran yang paling menyebalkan, bahkan beberapa orang merasa mengalami hambatan untuk akrab dengan puisi. Begitu tidak mengerti isinya, mereka malas untuk membaca, sebaliknya mereka akan merasa gegap gempita dengan puisi tersebut, jika dirasa makna dari puisi mewakili suasana hati.

Bagi orang awam, tak jarang mereka menganggap puisi terbilang susah untuk dipahami, padahal menurut Sapardi Djoko Damono puisi itu bukan untuk dipahami, melainkan untuk dihayati.

Puisi itu bukan untuk dipahami, melainkan untuk dihayati - Sapardi Djoko Damono

Joko Pinurbo membaca salah satu karya puisinya di GWRF 2018 (dokpri)
Joko Pinurbo membaca salah satu karya puisinya di GWRF 2018 (dokpri)
Dalam membuat puisi, kedua sastrawan tersebut punya cara tersendiri dalam mencari inspirasi untuk ditulis dalam puisinya. Joko Pinurbo mengatakan bahwa dirinya banyak menghayal untuk membuat sebuah puisi. Bahkan di sela-sela membuat puisi, dia mengaku santai sambil menikmati kopi. Di sela-sela acara, dia pun bergurau bahwa terkadang Joko merasa apa yang dia khayalakannya terbilang liar, seperti puisi "Kopi Susu" ini:

Aku tahu mengapa kau suka kopi susu

Kopi membuat matamu menyala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun