Mohon tunggu...
Shanti Anggraeni Rachman
Shanti Anggraeni Rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Anak sastra yang peminatannya linguistik, senang menulis, kadang-kadang senang membaca juga.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bedah Makna "The Sunset is Beautiful, isn't it?"

2 Juni 2023   20:58 Diperbarui: 2 Juni 2023   21:43 2503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, sebuah kalimat menjadi viral di media sosial. Diawali oleh sebuah akun Tiktok yang menampilkan video matahari terbenam dengan tulisan “the sunset is beautiful, isn’t it?”. Setelah video tersebut beredar, muncul video-video serupa di Tiktok dengan kalimat yang sama. Tak hanya itu, bahkan kalimat ini tersebar di media sosial lain seperti Twitter. Banyak pengguna Twitter yang menuliskan kalimat tersebut pada cuitannya. Tidak ketinggalan, muncul juga video-video serupa di Instagram. Kalimat ini viral karena digadang-gadang memiliki arti yang menyakitkan. Apakah itu?

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kalimat “the sunset is beautiful, isn’t it?” memiliki arti “matahari terbenamnya sangat indah, bukan?”. Sekilas, kalimat tersebut seperti kalimat pertanyaan dari seseorang kepada seorang yang lain ketika sedang melihat pemandangan matahari terbenam. Namun ternyata, makna yang terkubur dalam kalimat tersebut berbanding terbalik dengan dugaannya.

Makna dalam kalimat tersebut dapat dibedah melalui ilmu semiotika. Apa itu semiotika? Singkatnya, semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Salah satu tokoh semiotika, Ferdinand de Saussure menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda. Tanda tersusun atas kesatuan antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah sesuatu yang menandai, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai.

Pendekatan semiotika Saussure seringkali mengungkap bahwa hasil dari pemaknaan dapat memiliki makna yang berbeda dari kalimat-kalimat sesungguhnya. Pada kasus ini, kalimat “the sunset is beautiful, isn’t it?” atau terjemahannya berbunyi “matahari terbenamnya sangat indah, bukan?” merupakan penanda  atau signifier. Sunset atau matahari terbenam merupakan fenomena alam yang menandakan berakhirnya waktu siang yang kemudian akan digantikan oleh waktu malam. Pergantian waktu ini umumnya ditandai oleh langit yang berwarna kemerahan diiringi siluet warna lain, atau biasa disebut senja. Maka dari itu, matahari terbenam atau senja menampilkan pemandangan yang indah.

Atas pemaknaan tersebut, sunset atau matahari terbenam yang merupakan berakhirnya waktu siang dimaknai sebagai perpisahan. Matahari terbenam yang menampilkan pemandangan indah dimaknai sebagai peristiwa yang indah. Maka dari itu, kalimat “the sunset is beautiful, isn’t it?” dimaknai sebagai ajakan mengakhiri hubungan secara baik-baik. Bisa jadi si penutur kalimat tersebut masih mencintai pasangannya dan tidak ingin mengakhiri hubungan cinta mereka, namun ada sebuah alasan yang mengharuskan mereka terpaksa berpisah. Makna ini merupakan sesuatu yang ditandai atau signified.

Dengan bantuan semiotika Saussure, kita dapat menggali makna di balik kalimat “the sunset is beautiful, isn’t it?” yang ternyata tidak bermakna indah seperti apa yang kita kira. Nyatanya kalimat tersebut merupakan kalimat yang menandai berakhirnya sebuah hubungan antara sepasang kekasih dengan cara yang baik-baik. Tidak heran fenomena viralnya kalimat ini tersebar di berbagai media sosial dan sering disebarluaskan oleh anak muda, sebab sangat berhubungan erat dengan tema percintaan yang digandrungi kaula muda.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun