Siapa sih yang tidak mengenal ikan lele? ikan lele telah menjadi komoditas perikanan yang paling populer dibudidayakan. Budidaya ikan lele telah lama menjadi salah satu pilihan favorit bagi para petani ikan di Indonesia. Selain permintaan pasar yang tinggi, lele juga dikenal sebagai ikan yang mudah dibudidayakan. Namun, tantangan utama dalam budidaya lele konvensional adalah kebutuhan lahan yang luas dan risiko pencemaran lingkungan akibat limbah budidaya.
Nah, apa solusi untuk mengatasi masalah ini? Jawabannya adalah budidaya lele sistem bioflok. Teknologi ini tidak hanya hemat lahan, tetapi juga ramah lingkungan dan mampu menghasilkan panen yang maksimal. Penasaran bagaimana cara kerjanya? Simak ulasan berikut!
A. Apa Itu Sistem Bioflok?Â
Sistem bioflok adalah teknologi budidaya ikan yang memanfaatkan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan limbah organik (seperti kotoran ikan dan sisa pakan) menjadi partikel flok yang bermanfaat. Flok-flok ini kemudian dimanfaatkan kembali oleh ikan sebagai sumber protein tambahan. Dengan demikian, air kolam tetap bersih tanpa perlu sering diganti.
Teknologi ini pertama kali dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi produksi udang, namun kini semakin populer digunakan dalam budidaya ikan, termasuk lele. Menurut penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sistem bioflok dapat meningkatkan produktivitas hingga 30% dibandingkan metode konvensional.
B. Keunggulan Budidaya Lele Sistem BioflokÂ
1. Hemat Lahan
  - Sistem bioflok menggunakan kolam terpal atau bak fiber dengan ukuran kecil, sehingga cocok untuk lahan terbatas. Anda bisa membudidayakan ribuan ekor lele dalam area seluas 4x6 meter saja.
2. Ramah LingkunganÂ
  - Air kolam tidak perlu sering diganti karena mikroorganisme bekerja mengurai limbah. Hal ini mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
3. Efisiensi Pakan
  - Flok yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat menjadi suplemen protein alami bagi lele. Menurut jurnal ilmiah dari Jurnal Akuakultur Indonesia, penggunaan bioflok dapat mengurangi kebutuhan pakan sebesar 20-30%.
4. Hasil Panen MaksimalÂ
  - Kepadatan tebar ikan dalam sistem bioflok bisa mencapai 100-200 ekor/m³, jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional yang hanya 20-30 ekor/m³.