Mohon tunggu...
Shania Situmorang
Shania Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

You Only Live Once

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mulai dari Jurnal sampai Jurnalisme Digital di Afrika Selatan

26 September 2021   22:18 Diperbarui: 26 September 2021   22:23 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : The Conversation

Perkembangan jurnalisme di benua Amerika, Eropa maupun Asia pasti telah banyak diketahui oleh masyarakat. Pada artikel ini akan dijelaskan perkembangan media massa pada bidang jurnalisti di Afrika Selatan.

Sejarah yang panjang dan meliputi berbagai kaum terpelajar dalam memberikan amsyarakat Afrika Selatan kebebeasan untuk belajar jurnalisme dan komunikasi massa. Sedangkan pada perkembangannya, wartawan Afrika Selatan harus menggunakan platform media sosial untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Timeline Jurnalisme dan Komunikasi Massa

1971-1974 : Keberadaan jurnal komunikasi di Afrika yang diedit oleh Tony Giffard dari Universitas Rhodes. Jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan antara media dan Universitas.

1976 : Riset pada JMC di Afrika Selatan dimulai setelah muncul siaran televisi tahun 1976.

1980 : Terdapat penelitian tambahan. Pada tahun ini banyak negara Apartheid yang beroperasi. Penelitian JMC yang dilakukan merupakan inisiatif dari fase sebelumnya. Pada paruh pertama abad ini tidak banyak ilmu penting. Pada tahun yang sama didirikan The South African Communication Association (SACOMM) yaitu asosiasi akademi komunikasi yang paling bertahan lama. Menurut para anti-apartheid, SACOMM dibentuk sebagai pendukung kebijakan negara.Banyak bahan biografi yang tersedia, Banyak wartawan yang menggambarkan kondisi mereka dengan istilah anekdot.

1990 : Besarnya kemungkinan untuk penduduk Afrika Selatan bergabung dengan African Council for Communication Education (ACCE). 

1994 : Penduduk Afrika selatan yaitu Tomaselli, berhasil menduduki bangku eksekutif ACCE. Pada tahun yang sama di dirikan cabang di Afrika Selatan. Cabang ini dipimpin oleh Eronini Megwayan berasal dari Universitas Peninsula. Afrika Selatan berhasil menyelenggarakan kongres dalam hal organisasi serta kedatangan ilmuwan.

1990-an : Terbit banyak karya akan media dan pendidikan komunikasi di Afrika Selatan. Kuartal ini dipenuhi dengan artikel- artikel pendek akan isu dunia ketiga serta ruang diskusi tentang media dan demokrasi. 

Jurnalisme Digital

Sumber : Hashtag South Africa
Sumber : Hashtag South Africa

Tanja Bosch menuliskan bahwa perkembangan jurnalisme digital di Afrika Selatan berfokus pada penggunaan user generated content yang merupakan fitur utama sosial media. 

Penyebaran berita oleh jurnalis sebagian besar menggunakan sosial media seperti Facebook dan Twitter. Hal ini dilakukan agar dapat menjangkau feedback dari audiensnya.

Penggunaan sosial media memungkinkan narasumber penting untuk menyatakan pendapat langsung melalui media itu. Pada hal ini maka dengan mudah mendapatkan verifikasi informasi terhadap narasumber.

Pendapat dari narasumber tersebut akan menjadi rujukan untuk wartawan lainnya memverifikasi informasi awal yang telah diunggah.

Jurnalisme dan Afrika Selatan

Sumber : The Sierra Leone Telegraph
Sumber : The Sierra Leone Telegraph

Sejarah singkat tersebut membuka mata kita akan kegigihan masyarakat Afrika Selatan mempelajari jurnalisme dan komunikasi massa. Telah banyak wartawan yang meliput budaya, memberikan dorongan bagi masyarakat Afrika Selatan untuk hal yang sama.

Munculnya televisi yang memuat konten merupakan dorongan awal untuk masyarakat. Banyak masyarakat yang membuka suara untuk sebuah perbaikan berita di siaran televisi.

Para kaum terpelajar masa itu juga memberikan banyak pendapat. Afrika Selatan yang saat itu masih banyak diduduki oleh negara Apartheid menjadi satu kesulitan bagi masyarakat dalam mendalami ilmu jurnalisme.

Pada tahun 90-an akhir mulai muncul karya- karya dari penduduk Afrika Selatan asli. Munculnya kontribusi ini karena adanya SACOMM dan ACCE. Masyarakat Afrika Selatan banyak berpartisipasi dalam kongres dan liputan.

Wartawan Afrika Selatan saat ini sangat bergantung pada media sosial. Penggunaan media sosial di negara ini sangat tinggi.

Jurnalisme digital menjadi cara untuk wartawan bertahan hidup. Wartaman menggunakan Instagram, Facebook, Twitter serta media sosial lainnya.

Pada hal ini wartawan juga dapat memverifikasi langsung informasi dengan narasumber. Narasumber sendiri mudah dalam menyuarakan pendapatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun