Mohon tunggu...
shandra madina sari
shandra madina sari Mohon Tunggu... Shandra Madina Sari adalah seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Jember yang memiliki minat besar pada dunia entrepreneurship, startup, dan industri kreatif. Ketertarikannya terhadap ekonomi pembangunan mendorongnya untuk memahami bagaimana kebijakan dan perencanaan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di tingkat daerah maupun nasional. Selain fokus pada studi akademik, Shandra juga aktif mengembangkan wawasan di bidang wirausaha dengan tujuan membangun ide-ide inovatif yang relevan dengan perkembangan zaman. Perpaduan antara latar belakang akademik di bidang ekonomi pembangunan dan ketertarikannya pada dunia startup menjadikan Shandra pribadi yang visioner, kreatif, dan memiliki semangat kontribusi untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Shandra Madina Sari adalah seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Jember yang memiliki minat besar pada dunia entrepreneurship, startup, dan industri kreatif. Ketertarikannya terhadap ekonomi pembangunan mendorongnya untuk memahami bagaimana kebijakan dan perencanaan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di tingkat daerah maupun nasional. Selain fokus pada studi akademik, Shandra juga aktif mengembangkan wawasan di bidang wirausaha dengan tujuan membangun ide-ide inovatif yang relevan dengan perkembangan zaman. Perpaduan antara latar belakang akademik di bidang ekonomi pembangunan dan ketertarikannya pada dunia startup menjadikan Shandra pribadi yang visioner, kreatif, dan memiliki semangat kontribusi untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengeluaran Pemerintah sebagai Solusi dalam Mengatasi Pengangguran

24 September 2025   10:18 Diperbarui: 29 September 2025   05:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Ilustrasi Pribadi

Pengangguran merupakan salah satu masalah ekonomi terbesar yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia. Dalam situasi tersebut, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk hadir melalui kebijakan fiskal, khususnya pengeluaran negara. Pengeluaran pemerintah bukan hanya sekadar angka dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan instrumen penting untuk menggerakkan roda ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Investasi publik dalam berbagai sektor dapat menciptakan lapangan kerja baru, baik secara langsung melalui proyek pembangunan maupun tidak langsung melalui peningkatan permintaan barang dan jasa. Dengan demikian, pengeluaran pemerintah dapat menjadi jawaban strategis dalam mengurangi tingkat pengangguran, sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pojokjakarta.com.


Pengeluaran pemerintah dalam pembangunan infrastruktur memiliki dampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Proyek-proyek seperti pembangunan jalan raya, pelabuhan, bandara, bendungan, dan jaringan listrik melibatkan ribuan bahkan jutaan pekerja dari berbagai latar belakang keterampilan. Selain menciptakan lapangan kerja secara langsung, pembangunan infrastruktur juga menumbuhkan aktivitas ekonomi baru di sekitarnya. Misalnya, jalan yang baik mempermudah distribusi barang, sehingga meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah yang pada akhirnya juga menyerap tenaga kerja. Efek ganda dari pengeluaran ini menjadikan infrastruktur sebagai sektor prioritas dalam mengatasi pengangguran. Dengan tata kelola yang baik, pembangunan infrastruktur tidak hanya menyerap tenaga kerja sementara, tetapi juga membuka peluang kerja jangka panjang melalui pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata, pojokjakarta.com.


Selain infrastruktur, pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan juga berperan penting dalam mengurangi pengangguran. Salah satu penyebab utama pengangguran struktural adalah ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Melalui investasi pada pendidikan formal, vokasi, serta pelatihan kerja, pemerintah dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program pelatihan berbasis kompetensi dan link and match antara sekolah, universitas, serta dunia usaha menjadi kunci agar lulusan siap terserap di pasar kerja. Misalnya, pengembangan sekolah vokasi dan politeknik yang berfokus pada keterampilan praktis terbukti dapat mengurangi pengangguran friksional maupun struktural. Oleh karena itu, setiap rupiah yang dialokasikan untuk pendidikan bukan hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga menurunkan tingkat pengangguran secara nasional dengan menyediakan tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan zaman, pojokjakarta.com.


Pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan juga berkaitan erat dengan penanggulangan pengangguran. Tenaga kerja yang sehat lebih produktif dan memiliki daya saing tinggi di pasar kerja. Program jaminan kesehatan nasional, pembangunan rumah sakit daerah, serta penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai merupakan bentuk pengeluaran publik yang mendukung kualitas tenaga kerja. Di sisi lain, sektor kesehatan juga menyerap banyak pekerja, mulai dari tenaga medis, tenaga pendukung, hingga industri farmasi dan alat kesehatan. Investasi dalam kesehatan bukan hanya menjaga keberlangsungan hidup masyarakat, tetapi juga memperkuat basis ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja baru. Dengan demikian, pengeluaran pemerintah dalam bidang ini dapat dipandang sebagai langkah strategis yang memberikan manfaat ganda: peningkatan kualitas tenaga kerja dan penciptaan kesempatan kerja baru, pojokjakarta.com.


Selain pembangunan sektor riil, pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk program bantuan sosial yang berfungsi sebagai jaring pengaman bagi masyarakat menganggur. Bantuan langsung tunai, subsidi upah, dan program makan bergizi gratis merupakan contoh intervensi fiskal yang membantu masyarakat tetap memiliki daya beli meski kehilangan pekerjaan. Program ini memang tidak secara langsung menciptakan lapangan kerja, tetapi menjaga agar konsumsi rumah tangga tetap berjalan, sehingga roda perekonomian tidak terhenti. Dengan demikian, permintaan barang dan jasa tetap terjaga, yang pada gilirannya mendorong perusahaan untuk tetap berproduksi dan mempertahankan tenaga kerjanya. Oleh karena itu, pengeluaran pemerintah dalam bentuk perlindungan sosial memiliki peran penting dalam menahan dampak pengangguran agar tidak menimbulkan krisis sosial-ekonomi yang lebih luas, pojokjakarta.com.


Dalam konteks makroekonomi, pengeluaran pemerintah juga berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan siklus ekonomi dan mengurangi pengangguran siklis. Ketika terjadi resesi, konsumsi dan investasi swasta biasanya melemah, sehingga tingkat pengangguran meningkat. Pada saat inilah peran pemerintah menjadi krusial. Dengan meningkatkan belanja publik, seperti proyek infrastruktur atau stimulus fiskal lainnya, permintaan agregat dapat dipacu. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus menjaga agar masyarakat tetap memiliki pendapatan. Sebaliknya, ketika ekonomi sedang tumbuh pesat, pemerintah dapat menahan laju pengeluaran untuk mencegah inflasi berlebihan. Kebijakan countercyclical semacam ini membuktikan bahwa pengeluaran pemerintah bukan hanya instrumen pembangunan, tetapi juga alat penstabil ekonomi yang efektif dalam mengurangi dampak pengangguran akibat fluktuasi ekonomi global maupun domestik, pojokjakarta.com.


Namun, efektivitas pengeluaran pemerintah dalam mengatasi pengangguran sangat bergantung pada tata kelola yang transparan, akuntabel, dan tepat sasaran. Jika anggaran disalurkan secara tidak efisien, maka pengeluaran besar sekalipun tidak akan menghasilkan lapangan kerja yang signifikan. Kasus korupsi, pemborosan anggaran, serta proyek infrastruktur mangkrak menjadi tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkuat sistem pengawasan, melibatkan masyarakat dalam perencanaan, dan memastikan program-program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan nyata. Dengan tata kelola yang baik, pengeluaran pemerintah benar-benar dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi pengangguran, bukan sekadar menghabiskan anggaran tanpa hasil. Transparansi ini juga akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kebijakan fiskal sebagai instrumen pembangunan, pojokjakarta.com.


Selain pemerintah, sektor swasta juga berperan penting dalam menyerap tenaga kerja. Namun, sektor swasta hanya akan berkembang jika didukung oleh lingkungan bisnis yang kondusif. Dalam hal ini, pengeluaran pemerintah untuk mendukung iklim investasi, seperti pembangunan infrastruktur dasar, insentif fiskal, serta dukungan riset dan inovasi, sangatlah penting. Dengan adanya dukungan tersebut, sektor swasta terdorong untuk memperluas usaha, berinvestasi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Kolaborasi antara pemerintah dan swasta akan menghasilkan sinergi yang mampu memperluas kesempatan kerja sekaligus memperkuat daya saing ekonomi nasional. Dengan demikian, pengeluaran publik dapat menjadi katalis yang mendorong dunia usaha tumbuh lebih cepat dan menyerap tenaga kerja lebih banyak, pojokjakarta.com.


Tantangan lain yang perlu dihadapi adalah perubahan teknologi yang cepat, yang dapat menyebabkan meningkatnya pengangguran struktural. Otomatisasi dan digitalisasi memang meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia di beberapa sektor. Untuk mengantisipasi hal ini, pengeluaran pemerintah perlu diarahkan pada program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling). Dengan begitu, tenaga kerja yang terdampak dapat beralih ke sektor-sektor baru yang lebih prospektif, seperti teknologi informasi, energi terbarukan, dan industri kreatif. Kebijakan fiskal yang adaptif dan proaktif dalam menghadapi disrupsi teknologi akan memastikan bahwa pengeluaran pemerintah benar-benar mampu menekan angka pengangguran dalam jangka panjang. Tanpa langkah ini, investasi besar sekalipun tidak akan efektif menghadapi dinamika pasar tenaga kerja yang terus berubah, pojokjakarta.com.


Kesimpulannya, pengeluaran pemerintah merupakan instrumen strategis untuk mengatasi pengangguran, baik melalui penciptaan lapangan kerja langsung maupun melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Belanja publik dalam infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pelatihan kerja terbukti mampu menurunkan tingkat pengangguran sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional. Namun, agar efektif, pengeluaran tersebut harus dikelola secara transparan, tepat sasaran, dan berorientasi pada kebutuhan jangka panjang. Dalam menghadapi tantangan global seperti disrupsi teknologi dan ketidakpastian ekonomi, pengeluaran pemerintah yang bijak dan inovatif akan menjadi kunci dalam menciptakan pasar tenaga kerja yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap kebijakan fiskal yang dijalankan hendaknya tidak hanya dilihat sebagai beban anggaran, tetapi sebagai investasi strategis untuk masa depan bangsa yang bebas dari masalah pengangguran, pojokjakarta.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun