Mohon tunggu...
shafawafa
shafawafa Mohon Tunggu... mahasiswa

Hi, saya Shafa Wafa Aghnia. Saya percaya bahwa setiap orang punya cerita dan pengalaman berharga. Blog ini menjadi tempat saya menuangkan ide, perjalanan, serta pandangan hidup, dengan harapan bisa memberi inspirasi dan sudut pandang baru bagi pembaca.”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Penting Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa

13 Oktober 2025   22:42 Diperbarui: 13 Oktober 2025   22:41 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, melainkan nafas yang menjiwai perjalanan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Nilai-nilainya yang lahir dari kearifan dan kebhinekaan membuatnya selalu relevan, bahkan ketika zaman terus berubah. Sejak masa pra-kemerdekaan, gagasan tentang persatuan dan kemanusiaan sudah menjadi percikan awal dari Pancasila yang kita kenal hari ini. Para pendiri bangsa tidak hanya mencari formula politik, tetapi juga mencari jati diri bangsa yang majemuk ini agar dapat berdiri di atas semua perbedaan.

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Pancasila sudah terlebih dahulu menjadi dasar yang disepakati bersama. Nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial menjadi pegangan moral bagi mereka yang membangun negara dari puing-puing penjajahan. Dalam masa-masa awal itu, Pancasila berfungsi sebagai tali yang mengikat perbedaan pandangan demi satu cita-cita: Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan berkeadilan.

Perjalanan sejarah berikutnya tidak selalu berjalan mulus. Pada masa Orde Lama, Pancasila sering kali menjadi bahan perdebatan, antara mereka yang memaknainya secara ideologis dan mereka yang menempatkannya sebagai pedoman moral. Namun, justru dari perdebatan itulah Pancasila diuji daya tahannya. Di masa Orde Baru, Pancasila dijadikan alat konsolidasi nasional, meskipun penerapannya terkadang lebih bersifat formal daripada substansial. Meski begitu, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap menjadi kompas bagi kehidupan berbangsa.

Memasuki era Reformasi hingga sekarang, tantangan terhadap Pancasila semakin kompleks. Arus globalisasi, perkembangan teknologi, dan derasnya pengaruh budaya luar membuat nilai-nilai bangsa ini sering kali terpinggirkan. Namun justru di saat seperti inilah, Pancasila menemukan kembali relevansinya. Ia bukan lagi hanya dokumen sejarah, melainkan pedoman untuk menjaga keseimbangan antara modernitas dan identitas bangsa. Di tengah dunia yang semakin individualistis, Pancasila mengingatkan kita akan pentingnya gotong royong, tenggang rasa, dan solidaritas sosial.

Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab besar untuk menjaga agar Pancasila tidak berhenti sebagai simbol. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seharusnya hidup dalam tindakan---dalam cara kita menghargai perbedaan, berbuat adil, dan berperilaku jujur. Sebab, sejatinya Pancasila adalah cermin diri bangsa ini. Ia bukan sekadar masa lalu, melainkan arah bagi masa depan Indonesia yang lebih manusiawi dan beradab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun