Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Alasan Resign

20 Maret 2021   21:16 Diperbarui: 20 Maret 2021   21:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi pekerja memang tidak sebebas memiliki usaha sendiri. Namun, tentu bukan pilihan yang mudah ketika akhirnya memilih untuk resign. Saya adalah salah satu yang resign dari pekerjaan sebelumnya dan sekarang memilih menjadi Ibu Rumah Tangga. Berikut alasan beberapa orang di sekitar saya memilih untuk resign, temasuk alasan saya.

1. Resign karena ingin mengurus anak seutuhnya

Banyak yang memilih resign ketika sudah berumah tangga karena ingin memersamai tumbuh kembang anak. Saya adalah salah satu orang yang memang sangat ingin saat memiliki anak, saya bisa membersamai mereka seutuhnya dan mendidik mereka tanpa bantuan baby sitter. Menurut pengalaman saya, bersama dengan ibu kandung akan terasa lebih nyaman. Tentu disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Saya saat itu bekerja di sebuah Bank BUMN yang hampir setiap hari pulang malam sehingga memang sejak itu saya tidak berniat untuk lama karena waktu kerja yang akan membuat waktu saya bersama anak-anak menjadi sangat sedikit ditambah tekanan pekerjaan yang pasti akan mengganggu konsentrasi saya di rumah.

Bahkan sebelum menikah, saya pun sudah ingin melanjutkan pasca sarjana agar bisa menjadi pengajar di universitas yang memiliki jam lebih fleksibel dibanding pekerjaan saya saat itu. Namun, jodoh datang bahkan sebelum saya sempat mendaftar untuk pasca sarja dan saya diperkenalkan tentang bisnis dengan suami yang suka dengan bisnis. 

Beberapa teman resign setelah memiliki anak dan kewalahan dengan sulitnya mencari ART dan baby sitter yang bisa menemani anak-anak mereka saat di rumah. Ada juga yang akhirnya resign karena anaknya sakit dan ikut suami bertugas di luar daerah. Banyak alasan wanita yang akhirnya memutuskan untuk resign setelah berumah tangga dan kebanyakan dari mereka tetap bisa berkegiatan dengan berbisnis kecil-kecilan dari rumah. Banyak yang menikmati karena tetap bisa menemani buah hati dan suami juga tetap bisa apresiasi diri.

2. Resign  ingin jadi Pengusaha

Seorang teman justru sukses bisnis setelah resign dari pekerjaannya karena suaminya adalah seorang enterpreuneur. Belajar dari bisnis suaminya, dia pun akhirnya menjadi pebisnis dan memiliki usaha sendiri yang terpisah dari suami. Meski menjadi pengusaha memiliki lebih banyak resiko dan dia pun mengalami banyak cobaan, tapi mereka bisa mengatasinya. Mereka menikmati setiap perjalanan hidup mereka yang merupakan konsekuensi dari pilihan mereka. Cabang usaha di beberapa daerah membuat mereka harus berkeliling kota untuk mengontrol usaha mereka. Meski rumah pribadi belum ada dan semua usaha masih mengontrak ruko dan toko, tapi mereka menikmati setiap pasang surut usaha mereka. 

Beberapa orang memang bekerja untuk belajar manajemen usaha. Mereka sudah memiliki jiwa bisnis, tapi mereka belum memiliki modal cukup sehngga mengumpulkan modal dengan bekerja. Saat sudah terkumpul modal dan ide usaha seiring berjalannya waktu, mereka pun berhenti bekerja dan memilih untuk menjadi pengusaha seutuhnya. Menikmati menjadi pengusaha tanpa hutang adalah tujuan mereka.

3. Resign karena tidak sesuai Hati Nurani

Setiap pekerjaan memiliki aturan. Terkadang, aturan perusahaan bertentangan dengan prinsp seseorang sehingga tidak nyaman saat bekerja. Keadaan seperti ini yang kadang membuat psikologi seseorang menjadi terganggu. Ada yang sampai konsultasi ke psikologi karena tekanan pekerjaan dan ketidaksamaan prinsip dan tuntutan pekerjaan. Setiap hari hanya ada cemas dan gelisah. Dia merasa tidak seharusnya melakukannya. Hasil kerja menjadi tidak maksimal. 

Hidupnya pun menjadi seperti roller coaster karena berpengaruh pada kehidupan pribadinya. Banyak orang seperti ini yang harus bekerja karena tanggung jawabnya sebagai tulang punggung keluarga. Kehilangan pekerjaan akan membuat banyak orang terpuruk. Orang-orang yang bergantung padanya dan orang-orang yang berharap besar padanya membuatnya tak serta merta bisa resign. Pekerjaan sampingan ataupun usaha sampingan tidak ada, sehingga sulit untuk keluar dari pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun