Dilema Etika dalam Pelaporan Keuangan di Perusahaan Multinasional
KASUS
PT GlobalTech Indonesia adalah anak perusahaan dari GlobalTech Ltd., sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Amerika Serikat dan terdaftar di bursa efek New York. Sebagai bagian dari laporan konsolidasi, PT GlobalTech Indonesia diwajibkan mengirimkan laporan keuangan triwulanannya dalam standar IFRS dan mata uang USD.
Pada triwulan kedua 2025, manajer keuangan PT GlobalTech Indonesia, Tuan Rama, menemukan bahwa perusahaan mengalami kerugian akibat fluktuasi nilai tukar dan penurunan permintaan pasar. Namun, manajemen pusat di AS mendesak agar laporan tetap menunjukkan kinerja yang stabil untuk menjaga kepercayaan investor.
Tuan Rama diminta oleh CFO regional untuk menunda pengakuan beban tertentu dan mempercepat pencatatan pendapatan dari kontrak yang belum sepenuhnya selesai. Ia merasa tindakan ini melanggar prinsip akuntansi dan kode etik profesi, tetapi merasa tertekan oleh otoritas manajemen pusat.
Sebagai akuntan profesional yang tergabung dalam IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), Tuan Rama terikat dengan Kode Etik Akuntan Indonesia dan juga memahami Prinsip Etika IFAC (International Federation of Accountants).
Tugas Mahasiswa:
1.Identifikasi prinsip-prinsip etika yang relevan dalam kasus ini (baik versi IAI maupun IFAC).
Jawab:
Dalam kasus PT GlobalTech Indonesia, terdapat dilema etika yang kompleks terkait pelaporan keuangan triwulanan yang harus disusun sesuai standar IFRS dan dalam mata uang USD. Prinsip-prinsip etika yang relevan dalam situasi ini meliputi integritas, objektivitas, kompetensi profesional, dan perilaku profesional sebagaimana diatur dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Prinsip Etika IFAC. Integritas mengharuskan Tuan Rama untuk bertindak jujur dan tidak menyesatkan dalam pelaporan, sementara objektivitas menuntut agar ia bebas dari tekanan atau pengaruh yang dapat mempengaruhi penilaian profesionalnya. Kompetensi dan kehati-hatian profesional mengharuskan Tuan Rama untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun dengan tepat sesuai standar IFRS, dan perilaku profesional menuntut kepatuhan terhadap hukum serta kode etik profesi.
2.Analisis dilema etika yang dihadapi oleh Tuan Rama.
Jawab:
Dilema etika yang dihadapi oleh Tuan Rama muncul ketika manajemen pusat di Amerika Serikat mendesak agar laporan keuangan menunjukkan kinerja yang stabil dengan menunda pengakuan beban dan mempercepat pencatatan pendapatan, meskipun kondisi sebenarnya menunjukkan kerugian akibat fluktuasi nilai tukar dan penurunan permintaan pasar. Tekanan ini menimbulkan konflik antara kewajiban profesional Tuan Rama untuk melaporkan informasi yang benar dan transparan dengan keinginan manajemen untuk menjaga citra perusahaan. Jika Tuan Rama mengikuti permintaan tersebut, ia akan melanggar prinsip integritas dan objektivitas, serta berisiko merusak reputasi profesinya.
3.Jelaskan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan oleh seorang akuntan profesional dalam menghadapi tekanan manajemen seperti ini.
Jawab:
Dalam menghadapi tekanan seperti ini, seorang akuntan profesional seharusnya mengambil langkah-langkah yang tegas dan etis. Pertama, Tuan Rama perlu mengkomunikasikan kekhawatirannya secara jelas kepada manajemen internal atau komite audit perusahaan. Selanjutnya, ia harus merujuk pada kode etik profesi dan standar akuntansi yang berlaku untuk menegaskan pentingnya pelaporan yang jujur dan akurat. Dokumentasi terhadap setiap permintaan yang tidak etis juga penting sebagai bentuk perlindungan profesional. Jika tekanan terus berlanjut, Tuan Rama dapat mencari nasihat dari Ikatan Akuntan Indonesia atau otoritas pengawas terkait. Pada akhirnya, ia harus menolak melakukan manipulasi laporan keuangan dan tetap menjaga integritas serta objektivitasnya.
4.Kaitkan kasus ini dengan tantangan etika profesi akuntan di era globalisasi.
Jawab:
Kasus ini mencerminkan tantangan etika yang dihadapi oleh akuntan di era globalisasi, di mana perbedaan regulasi dan standar akuntansi antar negara, serta tekanan dari perusahaan multinasional untuk mempertahankan citra positif, dapat memicu praktik pelaporan yang tidak etis. Kompleksitas pelaporan keuangan konsolidasi dan ekspektasi investor global meningkatkan risiko manipulasi laporan. Oleh karena itu, kode etik yang kuat dan pengawasan ketat menjadi sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan integritas profesi akuntan di tingkat internasional.
5.Simpulkan sikap profesional yang seharusnya diambil oleh Tuan Rama, berdasarkan kode etik.
Jawab:
Sebagai kesimpulan, sikap profesional yang harus diambil oleh Tuan Rama adalah menegakkan integritas dan objektivitas dengan menyajikan laporan keuangan yang jujur dan sesuai dengan standar IFRS. Ia harus menolak tekanan manajemen pusat yang bertentangan dengan kode etik dan prinsip akuntansi, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi reputasi dan kepercayaan profesinya. Dengan demikian, Tuan Rama tidak hanya memenuhi kewajibannya sebagai akuntan profesional tetapi juga berkontribusi menjaga transparansi dan keadilan dalam pelaporan keuangan perusahaan multinasional.