anak-anak beranjak semakin hari semakin besar. Perasaan baru kemarin itu muncul.
Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan sebuah kata, ketikaPerasaan baru kemarin disuapi, perasaan baru kemarin kita ajarkan berjalan... kok tahu-tahu sudah sekolah TK saja ini anak ya.
Pasti tidak sedikit orang tua yang suka membatin demikian. Namun, dibalik rasa bahagia yang Allah berikan. Banyak perasaan khawatir, gundah dan gulana tentang perangai anak kita.
Benarkah cara mendidik kita? Sudahkah anak kita matang dan sebagainya?
Sebagaimana manusia biasa, saya memiliki kisah menarik bersama anak sayayang bisa diambil manfaatnya.
Selama kurang lebih 6 tahun membersamai Sakha (juga Hafsah), setidaknya saya sebagai orang mamah belajar memahami diri sendiri.
Apa ya yang sebetulnya bikin Mamah kesel sekali anak-anak pada rewel atau menangis?
Apalagi menghadapi Hafsah (2 tahun) yang sekarang berada di Fase Otonomi, alias segalanya mau dia lakukan sendiri. Contohnya...
Ketika selesai mandi ada saja dramanya. Ketika saya mengenakan celana, Hafsah nangis sambil marah-marah. Mamah pun bisa kebawa kesel.
Kenapa mamah kesel? Ya kesel dong, kenapa cuma karena dipakein celana kok dia nangis?
Padahal "cuma" "aja" versi kacamata Mamah dan Hafsah pasti berbeda.