Mohon tunggu...
S. Fradina
S. Fradina Mohon Tunggu... -

20yo PA gonna be!

Selanjutnya

Tutup

Money

Senangnya Berbicara Mengenai “Laba”

30 November 2015   21:33 Diperbarui: 30 November 2015   22:43 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebagian orang pasti mengenal dengan yang namanya laba. Laba atau yang lebih dikenal banyak orang dengan sebutan untung, merupakan hal menyenangkan bila seseorang atau sebuah perusahaan bisa mendapatkannya atau menikmatinya.

Sebelumnya, penulis telah memaparkan pengertian dari Penjualan Kredit berjudul “Penjualan Kredit Diprediksikan dapat Meningkatkan Laba Usaha” maka dari itu penulis akan memaparkan apa itu laba, bagaimana pengukuran dan perhitungan laba, dan lain-lain.

 

PENGERTIAN LABA

Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih. (Ikatan Akuntan Indonesia: 2007)

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.(Wikipedia).

 

 

 

 

PENGUKURAN DAN PENGAKUAN LABA

Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.

Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa: penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.

Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba. Pendekatan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan mempertahankan capital maintenence.

  1. Pendekatan Transaksi

Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva / hutang (laba) terjadi hanya karena transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva /hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan. Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk mengakui pendapatan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan nilai dari pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan diubah menjadi aktiva baru.konsep atau pendekatan ini sama dengan konsep realisasi pendapatan.

Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu :

  1. Komponen laba dapat dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya: atas dasar, produk /konsumen.
  2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi.
  3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada akhir periode.
  4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.
  5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya.

 

  1. Pendekatan Kegiatan

Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur transaksi dengan pihak luar. Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/kegiatan dalam arti luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian keduanya gagal menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan tersebut di dasarkan pada hubungan struktural yang sama yang tidak ada dalam dunia nyata.

 

  1. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept)

Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan.

Laba merukapan harga pokok penjualan – biaya

Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan yaitu seperti biaya pemasangan, biaya transportasi dan biaya-biaya yang bersangkutan pada saat pembelian produk atau bahan baku. Ada banyak cara untuk meningkatkan laba usaha, salah satu caranya adalah penjualan kredit (penjualan kredit telah dibahas di artikel sebelumnya). Bagaimana bisa penjualan kredit dapat meningkatkan laba usaha? Bahasan tersebut akan dipaparkan di artikel selanjutnya.

 

Referensi: SUSANTI, HABIE.  Pengaruh Penjualan Kredit dan Perputaran Piutang Terhadap Peningkatan Laba usaha. 2014. [Online] Tersedia: http://eprints.ung.ac.id/7276/ [07 November 2015]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun