Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Menghadapi Anak Usia Pubertas

22 Juli 2018   16:44 Diperbarui: 22 Juli 2018   17:37 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumen penulis

Pubertas adalah  masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir kurang lebih di usia 16 tahun.

Banyak yang mengatakan masa pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Banyak kejutan yang terjadi  di masa ini, yang dimulai dari perubahan bentuk tubuh, tumbuhnya bulu halus di area tubuh tertentu, mulai tertarik dengan lawan jenisnya, hingga kondisi emosi yang sangat labil.

Terkadang anak-anak tidak mau disebut bocah.

Mereka sudah mulai merasa memiliki pilihannya sendiri untuk betindak. Lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua.

Saat seorang anak sudah merasakan pubertas primer, mereka akan merasa kebingungan dengan hal tersebut. Dan tidak semua anak mau terbuka untuk memberi tahu hal tersebut kepada orang tuanya.

Merekapun memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Mereka akan mencoba mencari tahu sendiri dengan bertanya ke teman atau bahkan googling di internet, karena merasa sudah merasa malu untuk bertanya kepada orang tuanya.

Jika tidak dibarengi dengan pengawasan dan bimbingan, tentunya hal ini akan menjadi rawan

Saat seorang anak memasuki masa-masa pubertas, terkadang banyak orang tua yang mengalami pula masa dilemma. Terlebih lagi jika itu adalah anak pertama.

Para orang tua merasa bingung ketika menghadapi anak yang baru mendapat menstruasi bahkan panik saat mengetahui anak laki-lakinya mengalami mimpi basah. Mereka merasa bingung apakah harus menutup mulut rapat-rapat atau membahas hal tersebut.

Lalu bagaimana seharusnya tindakan kita sebagai orang tua dalam menghadapi masa pubertas anak tersebut?

Berikut adalah beberapa cara awal menghadapi anak diusia pubertas dengan tepat :

  1. Komunikasi

Saat anak memasuki usia pubertas, usahakan bicarakan isu mengenai pubertas kepada mereka. Hal ini bertujuan agar anak tidak kaget saat mereka menghadapinya. Bicaralah dari hati ke hati saat suasana sedang santai dengan diselingi dengan gurauan ringan. Perlu waktu dan kesabaran dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Jangan terbawa emosi atau salah menangkap arti. Dengarkan setiap tanggapan mereka, komunikasi satu arah atau bahkan jika kita mendominasi pembicaraan akan jelas memperburuk hubungan. Jadilah orang tua sebagai teman diskusi yang bijak.

  1. Kawan

Kesalahan sebagai orang tua adalah menanggapi pendapat atau permintaan anak sebagai larangan. Anak diusia puber, akan butuh tempat berkeluh kesah. Jadilah teman pendengar yang baik dan berilah tanggapan bijak saat anak bercerita, hindari berbicara nyerocos, pakailah prinsip 2 kali mendengar 1 kali berbicara.

  1. Kebebasan yang bertanggung jawab

Maksudnya adalah memberikan anak kebebasan seperti membiarkan saat anak mulai menyenangi lawan jenis, itu sangat normal. Semakin dilarang biasanya dalam masa pubertas seperti ini, anak malah membangkang. Kenalilah teman-teman bermainnya. Yang mesti kita lakukan adalah harus memberi arahan dan batasan mana yang baik dan mana yang buruk bagi si anak.

  1. Reward dan punishment

Anak-anak kita ini sedang masa belajar. Jadi mustahil jika langsung mendapat nilai sempurna untuk peraturan yang dibuat. Akan ada saja beberapa aturan yang dilanggar, lakukanlah evaluasi untuk tiap tindakan anak. Berikanlah reward saat melakukan perkembangan baik dan berikan punishment jika melanggar aturan. Kedua hal ini harus seimbang dengan hasil usaha yang dilakukan. Contohnya, jika terlambat pulang sekolah dan tidak mengabari orang tua, kurangilah uang sakunya sementara. Hindari member bentakan, duduklah bersama dan beri konsekuensi tersebut dengan penjelasan.

Itulah beberapa cara awal menghadapi anak diusia pubertas.

Curahkanlah rasa kasih sayang dan perhatian penuh kepada anak sehingga mereka dapat benar-benar merasakannya. Jadilah teman setia yang selalu hadir saat merak membutuhkan. Hal ini bias menjadi benteng yang positif untuk anak-anak saat mendapat pengaruh negative diluar sana. Teruslah mengawasi dan mendampingi anak dimasa pubertas ini hingga mereka berhasil dan sukses dimasa dewasa nanti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun