Hidup yang penuh tantangan menyerah bukanlah solusinya. Ir. Soekarno dalam pidatonya pernah berkata "Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Perkataan ini mengandung makna bahwa masa depan bangsa Indonesia berada ditangan pemuda. Namun, dengan krisis kesehataan mental generasi muda pada saat ini seakan melenyapkan harapan masa depan bangsa.
Generasi yang lahir diera digital atau dikenal dengan generasi z seringkali menjadi perhatian publik akibat kesehatan mental yang semakin rendah. Beberapa krisis kesehatan mental generasi z khususnya mahasiwa yang seringkali menjadi pembicaraan hangat dikalangan Masyarakat, Akademik dan lingkungan kampus diantaranya, gangguan kecemasan, penyahlagunaan obat-obat terlarang, bunuh diri, masalah kekerasan dan pelecehan seksual.
Faktor-faktor terjadinya hal ini dipengaruhi oleh lingkunan keluarga, tekanan akademik, dan pergaulan yang bebas. Generasi z yang sekarang telah menjadi mahasiswa lebih banyak mengeluh dari pada berproses, tidak tahan dengan sedikit tekanan dari tugas-tugas diperkuliahan, dan cenderung lebih cepat untuk menyerah dari pada untuk bangkit dari kegagalan. Dalam dunia perkuliahan kekuatan mental sangatlah dibutuhkan, karna dari itu mahasiswa belajar untuk memulai hidup sesungguhnya tanpa bergantung sepenuhnya dari orang tua.
Namun, dengan keadaan mental generasi z pada saat ini yang sangat lemah menjadi ancaman bagi masa depan bangsa Indonesia. Rasa takut gagal, mudah menyerah, tidak bangkit dari kegagalan, dan stres yang berlebihan merupakan hal yang sangat melekat dalam diri mahasiwa generasi z.
Inilah ibarat pepatah yang sampaikan Ir. Soekarno dalam pidatonya pada 17 Agustus 1964 bahwa hancur dan terjaminnya masa depan bangsa berada ditangan generasi muda, yang menjadi pertanyaan, dengan kesehatan mental generasi z pada saat ini akankah masa depan bangsa tercinta ini terjamin?
Sungguh sangat disayangkan apabila krisis kesehatan generasi z semakin terus meningkat, karena hal ini sangat berpengaruh untuk mencapai cita-cita bangsa menghasilkan generasi emas.
Penanggulanan untuk mengurangi krisis Kesehatan mental pada generasi z khususnya mahasiswa sepenuhnya berada ditangan keluarga karena seorang anak lahir, dan tumbuh dalam keluarga. Sebagaimana orang tua mendidik dan mengajari anaknya sedemikian juga seorang anak akan terbentuk. Orang tua harus berperan aktif dalam mendidik dan mengajari anak dengan tegas dimulai sejak dini. Kasih sayang orang tua yang sesungguhnya kepada anak adalah tidak membenarkan semuanya yang dilakukan dan diperbuat oleh anaknya. Kasih sayang yang terlalu ditunjukkan dengan membenarkan semua yang dilakukan oleh anak sama dengan menjeratnya dalam kehidupan yang kelam.
Generasi z khususnya mahasiswa harus mampu untuk mengadakan perubahan, belajar untuk berpikir demi masa depan yang cemerlang bukan kehidupan yang bahagia namun hanya sekejap hilang begitu saja. Untuk melangkah menuju masa depan yang cemerlang motivasi utama kita sebagai generasi z adalah mewujudkan harapan orang tua melihat kita sukses.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI